Jangan Hanya Pintar, Jadilah Bermanfaat

Qumedia - Dalam pandangan Al-Qur’an, hakikat manusia yang pintar (cerdas) dan bermanfaat tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual (IQ) semata, melainkan dari keseimbangan antara ilmu, iman, dan amal. Al-Qur’an menekankan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang berilmu, memahami kebenaran, dan mengamalkannya untuk kebaikan diri dan orang lain.
Ungkapan "Jangan hanya pintar, jadilah bermanfaat" mengandung pesan moral yang sangat dalam. Berikut penjelasan maknanya :
1. Ilmu Tanpa Amal Tidak Cukup
Orang yang pintar memiliki banyak pengetahuan. Tapi dalam Islam dan nilai kemanusiaan, ilmu harus dibarengi dengan amal dan manfaat nyata. Orang yang sekadar pintar tapi tidak menolong orang lain atau tidak memberi kontribusi pada kebaikan bersama, belum menjalankan nilai luhur ilmu.
مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥
matsalulladzîna ḫummilut-taurâta tsumma lam yaḫmilûhâ kamatsalil-ḫimâri yaḫmilu asfârâ, bi'sa matsalul-qaumilladzîna kadzdzabû bi'âyâtillâh, wallâhu lâ yahdil-qaumadh-dhâlimîn
Perumpamaan orang-orang yang dibebani tugas mengamalkan Taurat, kemudian tidak mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab (tebal tanpa mengerti kandungannya). Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS Al Jumuah : 5).
Makna : Orang yang memiliki ilmu (Kitab) tapi tidak mengamalkannya disamakan seperti keledei yang hanya membawa buku tidak tau isinya, tidak mengambil manfaatnya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ٢
Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? (Qs. As saff : 2)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ٣
Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. (Qs. As saff : 3).
Makna : Alloh mencela orang yang hanya berkata kata (Mengetahui) tetapi tidak mengamalkan. Ini mencerminkan ilmu tanpa amal
اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ٤٤
Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti ? (Qs. Al baqoroh Ayat : 44)
Makna : Alloh SWT mencela orang yang menyuruh orang lain berbuat baik (berilmu) tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Ilmu seperti ini tidak membawa manfaat, bahkan menjadi hujjah atas keburukan dirinya sendiri.
Ilmu tanpa amal adalah sia sia bahkan tercela dalam pandangan Al quran. Islam mengajarkan bahwa ilmu harus menjadi pendorong amal saleh dan perbaikan diri serta masyarakat.
2. Bermanfaat Lebih Bernilai dari Sekadar Kepintaran
Pintar bisa jadi hanya untuk diri sendiri. Tapi manfaat menjangkau orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda :
خيرُ الناسِ أنفعُهم للناسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.("Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir).
Dalam redaksi yang lain :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاس
Artinya : "Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni dinilai hasan oleh Al-Albani)
Hadis ini menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak hanya diukur dari ibadah atau ilmu, tetapi dari seberapa besar manfaat yang ia berikan kepada orang lain. Jadi, ukuran kebaikan bukan hanya seberapa tinggi ilmu atau kepintaran, tapi seberapa besar manfaat yang bisa diberikan kepada sesama.
3. Pintar Tanpa Akhlak Bisa Menyesatkan
Orang yang pintar tapi tidak punya hati bisa menyalahgunakan ilmunya untuk hal buruk. Maka, ilmu harus dituntun dengan akhlak dan niat yang lurus agar menjadi manfaat, bukan malah mudarat.
Ungkapan ini mengingatkan bahwa Ilmu dan kepintaran hanyalah alat. Tujuan utamanya adalah memberi manfaat sebesar-besarnya untuk diri sendiri, masyarakat, dan agama. Qumedia