TERBARU

Anwar El Ghazi Kembali Bikin Heboh dengan Komentar 'Viva Palestina!' Setelah Mainz Kalah?

Anwar El Ghazi Kembali Bikin Heboh dengan Komentar 'Viva Palestina!' Setelah Mainz Kalah?


Kasus Anwar El Ghazi kembali mencuat setelah pemain sepak bola tersebut mengunggah komentar "Viva Palestina!" di media sosial. Unggahan ini muncul setelah Mainz 05, klub yang sebelumnya memecatnya, kalah dalam upaya banding terkait pemecatan tersebut. Perseteruan antara El Ghazi dan mantan klub Bundesliga-nya ini bermula dari dukungan sang pemain terhadap Palestina dan telah melalui serangkaian proses hukum yang menarik perhatian publik.

Latar Belakang Perselisihan El Ghazi dengan Mainz 05

Awal Mula Konflik: Dukungan untuk Palestina Berujung Penangguhan dan Pemecatan

Konflik antara Anwar El Ghazi dan Mainz 05 pertama kali mencuat pada Oktober 2023, bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hamas di Gaza. Mainz 05 mengambil langkah pertama dengan menangguhkan El Ghazi dari aktivitas klub. Penyebabnya adalah unggahan di media sosial yang dianggap klub sebagai bentuk dukungan pro-Palestina. Salah satu unggahan yang menjadi sorotan berisi frasa "From the River to the Sea, Palestine will be free," yang dinilai oleh klub sebagai bentuk dukungan terhadap terorisme dan anti-Semitisme.

"Unggahan tersebut jelas melanggar nilai-nilai yang kami junjung di klub ini," tegas perwakilan Mainz 05 dalam pernyataan resmi kala itu. "Kami tidak akan mentolerir segala bentuk dukungan terhadap kekerasan atau diskriminasi."

El Ghazi sendiri bersikeras bahwa niatnya hanya untuk menyampaikan dukungan terhadap kemanusiaan dan keadilan bagi rakyat Palestina. Ia menolak menarik kembali pernyataannya, dan terus menyuarakan pendapatnya melalui media sosial. Sikap inilah yang akhirnya membuat Mainz 05 mengambil keputusan berat, yaitu memecat El Ghazi pada November 2023. Klub beranggapan bahwa El Ghazi telah melanggar kewajibannya sebagai pemain profesional dan mencoreng citra klub.

El Ghazi Menggugat dan Memenangkan Gugatan di Pengadilan

Tak terima dengan pemecatan tersebut, El Ghazi mengajukan gugatan terhadap Mainz 05 ke pengadilan perburuhan. Ia berpendapat bahwa pemecatannya tidak sah dan melanggar haknya untuk berekspresi. Pada Juli 2024, pengadilan memutuskan bahwa El Ghazi memenangkan gugatan tersebut. Mainz 05 diharuskan membayar kompensasi kepada El Ghazi sebesar 1,5 juta Euro, atau sekitar Rp 29 miliar.

Namun, Mainz 05 tak menyerah begitu saja. Mereka mengajukan banding atas putusan pengadilan tersebut, berargumen bahwa pengadilan telah salah menafsirkan unggahan El Ghazi dan bahwa klub memiliki hak untuk melindungi reputasinya. Sidang banding kemudian digelar pada Rabu (12/11) waktu setempat.

Reaksi El Ghazi Usai Mainz Kalah Banding

Sindiran Pedas di Media Sosial

Setelah Mainz 05 dinyatakan kalah dalam banding, El Ghazi tak tinggal diam. Melalui akun media sosialnya, ia memberikan tanggapan yang cukup pedas. Ia mengecam klub dan menyebut kekalahan tersebut sebagai "kekalahan beruntun di lapangan sepak bola yang jelas tidak cukup bagi dewan klub."

"Saya berterima kasih kepada pengadilan karena telah menegakkan keadilan dan menyingkap klaim-klaim yang tidak berdasar dan tidak masuk akal dari klub tersebut," tulis El Ghazi. "Biarkan saya jelaskan, pernyataan dari FSV Mainz 05, yang selalu kalah, setelah kekalahan terbaru mereka sama sesatnya dengan seluruh tindakan dan proses hukum mereka terhadap saya."

Penegasan Dukungan untuk Palestina

Selain mengecam Mainz 05, El Ghazi juga kembali menegaskan dukungannya terhadap Palestina. Ia menyatakan bahwa nilai-nilainya tidak akan pernah sejalan dengan organisasi mana pun yang membela mereka yang dituduh melanggar hukum internasional.

"Saya tidak pernah memiliki, dan tidak akan pernah memiliki, kesepakatan dengan siapa pun atau organisasi mana pun yang berusaha membungkam mereka yang memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan," tegas El Ghazi. "Nilai-nilai saya tidak akan pernah sejalan dengan organisasi mana pun yang nilai dan keyakinannya adalah untuk membela secara buta mereka yang dituduh melanggar hukum internasional secara terang-terangan dan melakukan genosida."

Di akhir unggahannya, El Ghazi menyerukan "Viva Palestina!!!" sebagai wujud dukungan dan solidaritasnya.

Kronologi Perseteruan: Dari Unggahan hingga Gugatan

Pemicu Awal: Unggahan Pro-Palestina di Media Sosial

Perseteruan antara Anwar El Ghazi dan Mainz 05 bermula dari serangkaian unggahan di media sosial yang dianggap pro-Palestina oleh klub. Unggahan-unggahan tersebut muncul tak lama setelah konflik Israel-Hamas di Gaza meningkat pada Oktober 2023. Salah satu unggahan yang paling menjadi perhatian adalah penggunaan frasa "From the River to the Sea, Palestine will be free."

Frasa ini sering digunakan oleh para pendukung Palestina dan dianggap oleh sebagian orang sebagai seruan untuk penghapusan negara Israel. Meskipun El Ghazi mengklaim bahwa ia hanya menyuarakan dukungan terhadap kemanusiaan, Mainz 05 menganggap unggahan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap terorisme dan anti-Semitisme.

Keputusan Klub dan Pembelaan El Ghazi

Sebagai respons terhadap unggahan tersebut, Mainz 05 awalnya menangguhkan El Ghazi dari kegiatan klub. Namun, setelah berdiskusi dengan sang pemain, klub memutuskan untuk mencabut penangguhan tersebut. Mainz 05 menyatakan bahwa El Ghazi telah menyesali tindakannya dan berjanji untuk tidak mengulangi hal serupa di masa depan.

Namun, El Ghazi kemudian kembali membuat pernyataan yang mendukung Palestina. Hal ini membuat Mainz 05 geram dan akhirnya memutuskan untuk memecat pemain tersebut. El Ghazi kemudian mengajukan gugatan ke pengadilan dan memenangkan kasusnya, meskipun Mainz 05 sempat mengajukan banding yang kemudian ditolak.

Donasi untuk Gaza: Bentuk Solidaritas El Ghazi

Sebagai wujud solidaritas terhadap rakyat Palestina, Anwar El Ghazi dilaporkan menyumbangkan sebagian dari uang kompensasi yang diterimanya dari Mainz 05 untuk membantu para korban di Gaza. Tindakan ini semakin menegaskan komitmen El Ghazi terhadap isu Palestina dan menunjukkan bahwa ia tidak gentar untuk menyuarakan pendapatnya, meski menghadapi konsekuensi yang berat.

Konflik antara Anwar El Ghazi dan Mainz 05 menjadi sorotan karena mengangkat isu sensitif terkait kebebasan berekspresi dan dukungan terhadap isu-isu politik. Kasus ini juga memicu perdebatan tentang batasan-batasan bagi atlet profesional dalam menyuarakan pendapat mereka di media sosial. Sementara El Ghazi terus menyuarakan dukungannya terhadap Palestina, Mainz 05 tetap berpegang pada pendiriannya bahwa klub tidak akan mentolerir segala bentuk dukungan terhadap kekerasan atau diskriminasi. Situasi ini, meskipun telah melalui proses hukum, kemungkinan besar akan terus bergulir seiring dengan perkembangan konflik di Timur Tengah.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment