Suriah Sambut Ramadhan dengan Kebebasan, Warga Rayakan Tanpa Tekanan Rezim Assad
![]() | |
Suriah Sambut Ramadhan dengan Kebebasan, Warga Rayakan Tanpa Tekanan Rezim Assad |
Qumedia - Ramadhan tahun ini membawa suasana baru bagi rakyat Suriah. Setelah bertahun-tahun hidup dalam tekanan rezim Bashar al-Assad, masyarakat kini merasakan kebebasan yang telah lama dinantikan. Di berbagai kota, umat Islam merayakan datangnya bulan suci dengan penuh suka cita, tanpa bayang-bayang ketakutan seperti sebelumnya.
Perubahan Besar Pasca Kepemimpinan Assad
Bashar al-Assad, yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade, resmi lengser setelah rangkaian aksi protes dan tekanan internasional yang semakin besar. Pergantian kepemimpinan ini membawa harapan baru bagi rakyat Suriah, terutama dalam kebebasan beragama dan menjalankan ibadah tanpa tekanan politik maupun militer.
Seorang warga Damaskus, Ahmed Al-Hakim (45), mengungkapkan rasa syukurnya atas situasi yang jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Ramadhan kali ini benar-benar terasa berbeda. Kami bisa beribadah tanpa takut ada pengawasan atau ancaman dari pihak berwenang," ujarnya.
Di kota Aleppo dan Homs, pasar-pasar kembali ramai menjelang sahur dan berbuka. Para pedagang yang sebelumnya dibatasi oleh aturan ketat dan ketidakstabilan ekonomi kini dapat menjajakan dagangannya dengan lebih leluasa.
Kebebasan Beribadah Tanpa Intimidasi
Di bawah pemerintahan Assad, banyak masjid yang diawasi ketat oleh aparat keamanan. Khotbah Jumat dan ceramah keagamaan dikontrol, dan warga yang dianggap terlalu vokal dalam menyuarakan aspirasi keagamaan sering kali menghadapi intimidasi. Kini, dengan rezim yang berganti, umat Islam bisa kembali menjalankan ibadah dengan khusyuk tanpa tekanan politik.
Di masjid-masjid besar seperti Masjid Umayyah di Damaskus, tarawih dihadiri oleh ribuan jamaah yang antusias. Para imam yang sebelumnya dilarang menyampaikan kritik terhadap pemerintah kini lebih bebas dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang menyejukkan.
Dukungan Internasional dan Tantangan Ke Depan
Meskipun situasi berangsur membaik, tantangan besar masih menanti Suriah. Stabilitas politik dan ekonomi menjadi fokus utama pemerintahan baru. Berbagai negara Muslim, termasuk Turki dan Qatar, telah menawarkan bantuan untuk membangun kembali infrastruktur dan mendukung kesejahteraan rakyat Suriah pasca lengsernya Assad.
Namun, beberapa kelompok yang masih loyal terhadap Assad dilaporkan mencoba mengganggu stabilitas dengan melakukan serangan sporadis di beberapa wilayah. Meski demikian, mayoritas rakyat Suriah optimis bahwa Ramadhan kali ini menandai awal dari era baru yang lebih damai dan penuh harapan.
Ramadhan 2025 menjadi momen bersejarah bagi Suriah. Setelah bertahun-tahun hidup dalam ketidakpastian, rakyat kini dapat menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan bebas. Perubahan kepemimpinan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah, meskipun tantangan tetap ada. Bagi warga Suriah, ini bukan sekadar bulan puasa, tetapi simbol kemenangan dan awal dari kehidupan yang lebih baik. Qumedia
Referensi
- Amnesty International. (2025, March 6). Syria: Human rights violations continue despite political shift. Retrieved from https://www.amnesty.org
- BBC News. (2025, March 5). Syrians welcome first Ramadan after Assad’s departure. Retrieved from https://www.bbc.com/news
- Middle East Eye. (2025, March 4). Post-Assad Syria: Hope and challenges ahead for the new government. Retrieved from https://www.middleeasteye.net
- United Nations Human Rights Office. (2025). Annual report on Syria’s political transition and human rights situation. Retrieved from https://www.ohchr.org
- World Food Programme. (2025). Food security in Syria: Progress and remaining challenges post-Assad. Retrieved from https://www.wfp.org