TERBARU

Gawat! Netanyahu di Ujung Tanduk, Nasibnya Ditentukan oleh Hamas?

Gawat! Netanyahu di Ujung Tanduk, Nasibnya Ditentukan oleh Hamas?


Drama politik kembali mewarnai Israel. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, secara terbuka mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Penyebabnya? Ketidaksepakatan soal pembubaran Hamas. Ultimatum ini muncul di tengah gencatan senjata yang baru disepakati dan upaya pembebasan sandera di Gaza, menambah keruh suasana politik yang sudah panas.

Ben Gvir Ancam Tarik Dukungan, Netanyahu Terjepit

Itamar Ben Gvir, sosok kontroversial yang dikenal dengan pandangan hawkish-nya, melontarkan ancaman mengejutkan. Ia menegaskan partainya, Jewish Power, akan menarik diri dari koalisi pemerintahan Netanyahu jika tuntutan pembubaran Hamas tak dipenuhi. Pernyataan keras ini dilontarkan jelang rapat kabinet keamanan Israel, Jumat (10/10/2025), yang membahas gencatan senjata.

"Jika Hamas tidak dibubarkan, atau hanya mengklaim dibubarkan padahal masih eksis dengan kedok lain, Jewish Power akan membubarkan pemerintahan," kata Ben Gvir dengan nada tinggi, seperti dikutip dari pernyataan resminya.

Ancaman ini merefleksikan kekhawatiran kubu sayap kanan Israel bahwa gencatan senjata justru memberi Hamas kesempatan untuk konsolidasi kekuatan dan kembali menyerang di masa depan. Bagi mereka, pembubaran total Hamas adalah satu-satunya solusi jangka panjang.

Respons Pemerintah Israel Minim Komentar, Upaya Cari Jalan Tengah?

Pemerintah Israel belum memberikan tanggapan detail atas ancaman Ben Gvir. Namun, sumber internal pemerintahan mengindikasikan bahwa Netanyahu sedang berusaha keras meredakan ketegangan dan mencari solusi yang bisa diterima semua pihak dalam koalisi. Krisis ini menyoroti jurang perbedaan pendapat di dalam pemerintahan soal penanganan konflik dengan Hamas dan masa depan Jalur Gaza.

"Pemerintah sedang berupaya mencari jalan tengah," ungkap seorang sumber pemerintahan yang enggan disebutkan namanya. "Prioritas utama adalah keamanan warga Israel dan mencapai perdamaian berkelanjutan." Namun, ruang kompromi tampaknya sempit, mengingat tuntutan keras Ben Gvir dan tekanan publik untuk tindakan tegas terhadap Hamas.

Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera: Mungkinkah Titik Terang?

Pemerintah Israel secara resmi meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat (10/10/2025). Keputusan ini diambil setelah negosiasi intensif yang dimediasi pihak ketiga, dan bisa menjadi titik balik dalam konflik yang telah berlangsung lama. Tujuan gencatan senjata adalah menghentikan pertempuran di Jalur Gaza dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan.

"Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera – baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal," demikian pernyataan yang dirilis melalui media sosial. Namun, detail kesepakatan, termasuk persyaratan dan mekanisme implementasinya, belum sepenuhnya jelas.

Detail Kesepakatan: Pertukaran Sandera dan Penarikan Pasukan

Kesepakatan mencakup pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, ditukar dengan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel. Selain itu, pasukan Israel secara bertahap akan ditarik dari Jalur Gaza, sesuai dengan rencana perdamaian yang digagas mantan Presiden AS. Jumlah sandera dan tahanan yang akan dibebaskan masih dalam negosiasi.

"Ini langkah penting menuju perdamaian, tapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata seorang analis politik Timur Tengah. "Keberhasilan kesepakatan ini tergantung komitmen kuat kedua belah pihak untuk menghormati ketentuan dan mencegah eskalasi lebih lanjut."

Posisi Netanyahu di Ujung Tanduk Akibat Krisis Koalisi?

Ancaman Ben Gvir dan ketidakpastian kesepakatan gencatan senjata membuat posisi Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel semakin rawan. Ia harus menyeimbangkan tuntutan mitra koalisi yang berbeda-beda dengan tekanan publik untuk bertindak tegas terhadap Hamas. Kegagalan dalam mengelola krisis ini bisa berujung pada runtuhnya koalisi dan pemilihan umum dini.

"Netanyahu menghadapi tantangan berat," kata seorang pengamat politik Israel. "Ia harus menjaga persatuan koalisi sambil menghadapi tekanan dari sayap kanan dan tuntutan internasional untuk perdamaian. Ini tugas yang hampir mustahil."

Hamas Pegang Kunci Nasib Pemerintahan Israel?

Ironisnya, nasib pemerintahan Netanyahu mungkin bergantung pada tindakan Hamas. Jika Hamas melanggar gencatan senjata atau gagal memenuhi tuntutan pembubaran, krisis politik di Israel bisa semakin dalam. Sebaliknya, jika Hamas mematuhi kesepakatan dan menunjukkan kemauan bernegosiasi damai, ketegangan bisa mereda dan situasi politik stabil.

"Hamas memainkan peran kunci dalam menentukan masa depan Israel," kata seorang analis keamanan. "Tindakan mereka dalam beberapa bulan mendatang akan berdampak besar pada stabilitas politik Israel dan prospek perdamaian di kawasan ini."

Situasi di Israel masih sangat dinamis dan tidak pasti. Masa depan pemerintahan Netanyahu dan prospek perdamaian dengan Hamas bergantung pada berbagai faktor, termasuk kemampuan Netanyahu menavigasi tekanan politik internal, komitmen Hamas menghormati gencatan senjata, dan dukungan internasional untuk proses perdamaian. Dunia terus memantau perkembangan di Israel dengan cermat, berharap solusi damai dan stabil untuk konflik yang telah berlangsung lama.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment