TERBARU

Kisah Film Anak Palestina yang Bikin Geger Israel!

Kisah Film Anak Palestina yang Bikin Geger Israel!


Sebuah film tentang seorang anak Palestina bernama Khaled telah memicu kontroversi di Israel, bahkan berpotensi mengancam pendanaan salah satu penghargaan film paling bergengsi di negara itu. Film berjudul "The Sea," yang mengisahkan perjuangan seorang bocah untuk melihat laut, menuai kecaman dari Menteri Kebudayaan Israel yang berjanji akan menghentikan kucuran dana untuk ajang penghargaan tersebut.

Pemicu Kontroversi: Kemenangan "The Sea" di Ophir Awards

Persoalan ini bermula saat "The Sea" dinobatkan sebagai film fitur terbaik di Ophir Awards, sebuah penghargaan film nasional yang sangat dihormati di Israel. Kemenangan ini mengantarkan "The Sea" sebagai wakil Israel dalam kategori Film Internasional Terbaik di Academy Awards (Oscar). Namun, pencapaian membanggakan ini justru memicu reaksi keras dari Menteri Kebudayaan Israel, Miki Zohar.

Menteri Kebudayaan Israel Murka

Miki Zohar secara terbuka menyatakan ketidaksetujuannya atas penghargaan yang diraih "The Sea". Melalui platform X (dulu Twitter), Zohar mengungkapkan kekecewaannya. "Tidak ada tamparan yang lebih besar bagi warga Israel daripada upacara penghargaan Ophir tahunan yang memalukan dan tidak adil ini," tulisnya.

Alasan Penolakan Pendanaan: Sentimen Politik

Alasan utama penolakan Zohar terhadap film ini adalah karena "The Sea" mengangkat kisah seorang anak Palestina. Ia menganggap pemberian penghargaan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap tentara Israel. Zohar bahkan mengancam akan membatalkan pendanaan negara untuk upacara Ophir Awards mulai tahun anggaran 2026.

"Di bawah pengawasan saya, warga Israel tidak akan mengeluarkan uang dari kantong mereka sendiri untuk upacara yang meludahi wajah para prajurit heroik kita," tegasnya. Ancaman ini sontak memicu perdebatan sengit di kalangan industri film dan masyarakat Israel.

Sinopsis Film "The Sea": Perjuangan Khaled Mencari Laut

"The Sea" adalah karya tulis dan penyutradaraan Shai Carmeli-Pollak. Film ini menampilkan Muhammad Gazawi, aktor muda Palestina berusia 13 tahun, sebagai pemeran utama karakter Khaled.

Kisah Perjalanan Khaled

Film ini berkisah tentang Khaled, bocah Palestina berusia 12 tahun yang tinggal di Tepi Barat. Dalam sebuah perjalanan sekolah, Khaled dan teman-temannya seharusnya mengunjungi pantai di Tel Aviv untuk pertama kalinya. Namun, sesampainya di perbatasan, Khaled ditolak masuk oleh tentara Israel. Patah semangat namun bertekad untuk melihat laut, Khaled memulai perjalanan berbahaya untuk menyelinap ke Israel. Petualangan ini membawanya melewati berbagai rintangan dan mempertemukannya dengan beragam karakter yang mengubah pandangannya tentang dunia.

Penghargaan yang Diraih: Pengakuan Kualitas Akting dan Penceritaan

Selain Film Fitur Terbaik, "The Sea" juga memenangkan penghargaan Aktor Terbaik untuk Muhammad Gazawi, serta Aktor Pendukung Terbaik untuk Khalifa Natour. Penghargaan ini dipilih oleh para anggota Akademi Film dan Televisi Israel, yang menunjukkan apresiasi terhadap kualitas akting dan kekuatan penceritaan film tersebut.

Reaksi dan Dampak: Pembungkaman dan Kebebasan Berekspresi

Ancaman pembatalan pendanaan oleh Menteri Kebudayaan Israel telah memicu kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menilai tindakan Zohar sebagai upaya membungkam suara-suara Palestina dan membatasi kebebasan berekspresi.

Investigasi Asosiasi Hak Sipil: Menguji Kewenangan Pemerintah

Asosiasi Hak Sipil di Israel bahkan melakukan investigasi untuk menentukan apakah Kementerian Kebudayaan memiliki kewenangan untuk menarik dana dari penghargaan Ophir. Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan bahwa keputusan pemerintah tidak melanggar prinsip-prinsip kebebasan berekspresi dan kesetaraan di hadapan hukum.

Rekam Jejak Kontroversi Menteri Kebudayaan

Perlu diingat bahwa Miki Zohar bukan sosok baru dalam perseteruan dengan industri film Israel. Pada Februari lalu, ia mengajukan rancangan undang-undang untuk mereformasi pendanaan film dengan mengutamakan produksi yang sukses secara komersial. Zohar juga mengkritik film dokumenter pemenang Oscar, "No Other Land," sebagai sabotase terhadap citra negara Israel.

Pesan Film: Harapan, Toleransi, dan Kesetaraan

Terlepas dari kontroversi yang menyelimutinya, "The Sea" membawa pesan yang kuat tentang harapan, toleransi, dan kesetaraan. Film ini berupaya menggambarkan realitas kehidupan anak-anak Palestina yang terdampak oleh konflik berkepanjangan.

Seruan untuk Perdamaian dari Produser "The Sea"

Baher Agbariya, produser Palestina dari "The Sea," menerima penghargaan tersebut dengan menyampaikan permohonan yang menyentuh hati. "Film ini lahir dari kecintaan terhadap kemanusiaan dan sinema, dan pesannya satu - hak setiap anak untuk hidup dan bermimpi dalam damai, tanpa pengepungan, tanpa rasa takut, dan tanpa perang," ujarnya. Agbariya berharap film ini dapat menjadi jembatan untuk membangun pemahaman dan toleransi antara pihak-pihak yang berkonflik. Ia percaya bahwa seni, khususnya film, memiliki kekuatan untuk membuka dialog dan mempromosikan perdamaian.

Kontroversi seputar "The Sea" menyoroti kompleksitas isu Palestina-Israel. Meskipun demikian, film ini telah berhasil membangkitkan kesadaran dan memicu perdebatan penting tentang hak-hak anak, kebebasan berekspresi, dan pentingnya dialog dalam mencapai perdamaian. Nasib pendanaan Ophir Awards masih belum jelas, namun satu hal pasti: "The Sea" telah meninggalkan kesan mendalam dan akan terus memicu pemikiran dan perdebatan di masa depan.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment