TERBARU

Keutamaan Bulan Sya’ban dan Nishfu Sya’ban, Benarkah Ada Ibadah Khusus?

Keutamaan Bulan Sya’ban dan Nishfu Sya’ban, Benarkah Ada Ibadah Khusus
Keutamaan Bulan Sya’ban dan Nishfu Sya’ban, Benarkah Ada Ibadah Khusus

Qumedia - Dalam artikel berjudul "Analisis Hadits-Hadits Ibadah Khusus Bulan Sya’ban", Ust. Robi Permana, M.Ag., yang diterbitkan di persis.or.id, membahas berbagai riwayat hadis yang berkaitan dengan ibadah di bulan Sya’ban. Artikel ini mengupas keutamaan bulan Sya’ban, termasuk puasa sunnah dan amalan khusus di malam Nishfu Sya’ban, serta memberikan analisis mengenai status hadis-hadis yang berkaitan dengan amalan tersebut.[1]

Seiring berjalannya waktu, banyak umat Islam yang menjalankan ibadah tertentu di bulan Sya’ban berdasarkan riwayat yang beredar di masyarakat. Namun, bagaimana validitas hadis-hadis tersebut? Dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya?

Keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

عن عَائِشَةَ ، قَالَتْ: … فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: مَالِيْ أَرَى أَكْثَرَ صِيَامِكَ فِيْ شَعْبَانَ ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّهُ شَهْرٌ يَنْسَخُ لمِلَكِ اْلمَوْتِ مَنْ يَقْبِضُ ، فَأُحِبُّ أَنْ لَا يَنْسَخَ اسْمِيْ إِلَّا وَأَناَ صَائِمٌ.

Artinya: "Ya Rasulullah! Mengapa saya melihat engkau paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban?" Beliau menjawab, "Ya ‘Aisyah! Sesungguhnya dia adalah bulan yang mana Malaikat Maut mencatat (nama-nama) orang yang akan dicabut (nyawanya), dan saya senang jika dicatat namaku dalam keadaan saya sedang berpuasa." (Ílal Abu Hatim)[2]

Hadis ini menunjukkan keutamaan puasa di bulan Sya’ban. Namun, dari sudut pandang kritik hadis, riwayat ini dinilai sangat dhaif (munkar) karena dalam sanadnya terdapat perawi yang lemah.[3] Meskipun demikian, puasa sunnah di bulan Sya’ban tetap dianjurkan berdasarkan hadis-hadis lain yang lebih kuat, seperti yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah memperbanyak puasa di bulan ini.

Malam Nishfu Sya’ban dan Ibadah-Ibadah Khusus

Dalam masyarakat Muslim, malam Nishfu Sya’ban sering kali dikaitkan dengan berbagai bentuk ibadah khusus, seperti shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan dzikir tertentu. Beberapa riwayat menyebutkan keutamaan ibadah di malam ini, tetapi perlu dikaji kembali status hadis-hadis tersebut.

1. Shalat Khair Malam Nishfu Sya’ban

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa para ulama terdahulu melakukan shalat 10 rakaat dengan membaca 100 kali Surah Al-Ikhlash di setiap rakaatnya. Shalat ini disebut sebagai Shalat Khair.[4]

روي عن الحسن أنه قال حدثني ثلاثون من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم أن من صلى هذه الصلاة في هذه الليلة نظر الله إليه سبعين نظرة وقضى له بكل نظرة سبعين حاجة أدناها المغفرة

Artinya: "Telah menerangkan kepada kami 30 sahabat Nabi bahwa siapapun yang shalat Khair pada malam Nishfu Sya’ban, maka Allah akan memandangnya 70 kali dan memenuhi 70 kebutuhannya, yang paling rendah adalah Allah memberikan ampunan." (al-Ihya 1/277)

Namun, ulama seperti Al-Iraqi menilai hadis ini bathil, sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.[5]

2. Membaca 1000 Kali Surah Al-Ikhlash

Sebagian orang mengamalkan membaca 1000 kali Surah Al-Ikhlash pada malam Nishfu Sya’ban dengan harapan Allah akan mengutus 1000 malaikat untuk memberi kabar gembira.

مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَلْفَ مَرَّةٍ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, بَعَثَ اللهُ إِلَيْه مِئَةَ أَلْفِ مَلَكٍ يُبَشِّرُوْنَه.

Hadis ini termasuk dalam kategori maudhu’ (palsu) sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnul Jauziy dalam Al-Maudhu’at.[6]

3. Shalat 100 Rakaat di Malam Nishfu Sya’ban

Ada juga riwayat tentang shalat 100 rakaat dengan membaca 1000 kali Surah Al-Ikhlash, yang diyakini dapat mengabulkan seluruh doa pada malam tersebut.

يَا عَلِيُّ مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ مِئَةَ رَكْعَةٍ بِأَلْفِ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, قَضَى اللهُ لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ طَلَبَهَا تِلْكَ الَّليْلَة.

Namun, hadis ini juga masuk kategori maudhu’ menurut penelitian para ulama hadis.[7]

Bagaimana Sikap Kita?

Seperti dijelaskan dalam artikel "Analisis Hadits-Hadits Ibadah Khusus Bulan Sya’ban" di persis.or.id, banyak dari riwayat terkait amalan di bulan Sya’ban yang memiliki kelemahan sanad, bahkan termasuk dalam kategori hadis palsu. Maka, dalam menjalankan ibadah, kita harus mengutamakan dalil yang shahih dan bersumber dari riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan.

Namun, bukan berarti semua amalan di malam Nishfu Sya’ban tertolak. Jika seseorang ingin menghidupkan malam ini dengan shalat, dzikir, dan doa, hal itu tetap baik selama tidak menganggapnya sebagai syariat wajib atau mendasarkan amalannya pada hadis yang lemah.

Bulan Sya’ban memang memiliki keutamaan, terutama dalam persiapan menuju Ramadhan. Puasa sunnah dan memperbanyak amal ibadah secara umum sangat dianjurkan. Namun, terkait ibadah khusus di malam Nishfu Sya’ban, kita perlu lebih kritis terhadap dalil yang digunakan.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk beribadah berdasarkan ilmu dan dalil yang kuat. Dengan memahami mana yang termasuk ajaran Rasulullah dan mana yang berasal dari riwayat lemah atau palsu, kita bisa lebih bijak dalam beramal.

Jadi, mari kita manfaatkan bulan Sya’ban dengan ibadah yang sesuai tuntunan, mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh kesungguhan. Wallahu a’lam. Qumedia

Daftar Pustaka

  1. Ust. Robi Permana, M.Ag. Analisis Hadits-Hadits Ibadah Khusus Bulan Sya’ban, persis.or.id.
  2. Abu Hatim Ar-Razi, Ilal Abu Hatim, Hadis no. 737.
  3. Imam al-Bukhari, Al-Tarikh Al-Kabir, menyebutkan hadis ini sebagai munkarul hadits.
  4. Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, vol. 1, hal. 277.
  5. Al-Iraqi, Al-Mughniy ‘An Hamal Al-Asfar, vol. 1, hal. 157.
  6. Imam Ibnul Jauziy, Al-Maudhu’at Al-Kubra, hadis mengenai 1000 kali Surah Al-Ikhlash.
  7. Abu al-Hasan Nuuruddin, Al-Maudhu’at, halaman 259.
Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment