Galatasaray Vs Liverpool, Sorotan di Balik Layar, Bukan Hanya Soal Bola

Istanbul bergemuruh bukan hanya karena pertandingan seru antara Galatasaray dan Liverpool. Dukungan lantang untuk Palestina mewarnai laga yang digelar di Rams Park, Istanbul, Rabu (1/10/2025) dini hari WIB.
Solidaritas Palestina Bergema di Laga Galatasaray vs Liverpool
Rams Park menjadi saksi bisu, di mana semangat sepak bola berpadu dengan dukungan kuat bagi Palestina. Spanduk-spanduk raksasa membentang di berbagai sudut stadion, menyampaikan pesan solidaritas yang tak mungkin diabaikan.
Pesan Menohok dari Tribun Istanbul
Pemandangan mencolok tersaji lewat spanduk-spanduk berukuran besar yang menyuarakan dukungan untuk Palestina dan kritik pedas terhadap tindakan Israel. Kalimat seperti "Genosida Palestina," "Biarkan Bayi-bayi Palestina Hidup," "Jika Jerusalem Tidak Merdeka, Maka Dunia Terbelenggu," dan "Bebaskan Palestina. Kemanusiaan Telah Kehilangan Nuraninya di Gaza," terpampang jelas.
Pesan-pesan ini bukan sekadar ungkapan dukungan, melainkan pernyataan sikap tegas terhadap situasi di Palestina. Spanduk-spanduk ini menjadi simbol perlawanan, menyerukan diakhirinya kekerasan dan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina.
Aksi ini menarik perhatian media dan pengamat sepak bola. Mereka tak hanya menyoroti jalannya pertandingan yang dimenangkan Galatasaray lewat gol penalti Victor Osimhen, namun juga pesan-pesan dukungan yang memenuhi stadion. Sepak bola menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Turki, Suara Lantang untuk Palestina
Dukungan untuk Palestina dalam laga Galatasaray vs Liverpool mempertegas posisi Turki dalam konflik ini. Turki selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang paling vokal mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina. Pemerintah Turki secara terbuka mengecam tindakan kekerasan dan pendudukan Israel, serta mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat.
Solidaritas suporter Galatasaray sejalan dengan pandangan pemerintah Turki, menunjukkan bahwa isu Palestina mendapat dukungan luas di kalangan masyarakat Turki. "Ini adalah bentuk solidaritas nyata dari masyarakat Turki kepada saudara-saudara kita di Palestina," ujar Ahmet Yilmaz, pengamat politik Timur Tengah. "Pemerintah dan rakyat Turki memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung perjuangan Palestina."
Sikap tegas Turki ini terkadang menimbulkan ketegangan dalam hubungan bilateral dengan Israel. Namun, Turki tetap konsisten dengan posisinya, menyerukan penyelesaian damai konflik Palestina-Israel berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional.
Desakan Federasi Turki kepada UEFA
Tak hanya masyarakat sipil, Federasi Sepak Bola Turki (TFF) juga menunjukkan sikap tegas terkait konflik Israel-Palestina. TFF menjadi salah satu federasi sepak bola pertama yang secara terbuka mengecam tindakan Israel dan menyerukan agar UEFA mengambil tindakan.
Presiden TFF, Ibrahim Haciosmanoglu, mengirimkan surat resmi kepada UEFA yang berisi kecaman atas sikap diam badan sepak bola Eropa tersebut terhadap agresi militer Israel di Palestina. Dalam suratnya, Haciosmanoglu menekankan bahwa dunia olahraga dan institusi sepak bola seharusnya menjadi pembela nilai-nilai sipil dan perdamaian.
"Kami merasa terpanggil untuk menyampaikan keprihatinan mendalam kami terkait situasi yang tidak sah dan tidak manusiawi yang dilakukan oleh Negara Israel di Gaza dan wilayah sekitarnya," tulis Haciosmanoglu dalam suratnya.
TFF berharap agar UEFA tidak hanya berdiam diri, tetapi juga mengambil tindakan tegas untuk menghentikan kekerasan dan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina.
UEFA akan Mengambil Sikap?
Menanggapi desakan dari Federasi Turki dan tekanan dari berbagai pihak, UEFA dikabarkan akan segera mengambil sikap terkait konflik Israel-Palestina. Badan sepak bola Eropa tersebut berencana menggelar pemungutan suara yang melibatkan 20 komite pengurus untuk membahas isu ini.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kemungkinan pengusiran Israel dari berbagai ajang sepak bola yang diselenggarakan UEFA, termasuk kualifikasi Piala Dunia 2026. Langkah ini akan menjadi preseden penting dalam dunia sepak bola dan dapat memberikan tekanan politik yang signifikan terhadap Israel.
Namun, keputusan UEFA tentu tidak akan mudah. Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk implikasi politik dan hukum. "UEFA berada dalam posisi yang sulit," kata seorang sumber internal UEFA. "Mereka harus menyeimbangkan antara tekanan politik dan komitmen terhadap prinsip-prinsip netralitas dan non-diskriminasi."
Keputusan UEFA akan sangat dinantikan. Jika UEFA memutuskan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel, hal itu akan menjadi pesan kuat bahwa dunia sepak bola tidak akan mentolerir pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional. Hasil voting 20 komite pengurus UEFA akan menentukan arah sepak bola Eropa dalam menyikapi konflik ini.