TERBARU

Australia Siap Buka Lembaran Baru dengan Palestina?

Australia Siap Buka Lembaran Baru dengan Palestina?


Australia dikabarkan tengah mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap Palestina, mengikuti jejak negara lain. Keputusan ini bisa menjadi perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Australia, di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap situasi kemanusiaan di Gaza dan upaya menghidupkan kembali proses perdamaian.

Australia Pertimbangkan Pengakuan Palestina

Kabar ini pertama kali muncul dari laporan Sydney Morning Herald (SMH), yang mengutip sumber anonim di pemerintahan. Menurut laporan tersebut, Perdana Menteri Anthony Albanese dan kabinetnya serius mempertimbangkan langkah ini, bahkan pengumuman bisa dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Bocoran informasi ini langsung memicu diskusi hangat di kalangan diplomatik dan politik.

Seorang sumber anonim yang dikutip SMH mengatakan, "Pemerintah sedang melakukan evaluasi komprehensif terhadap kebijakan kami di Timur Tengah. Pengakuan negara Palestina adalah salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan secara aktif."

Sinyal dari Perdana Menteri Albanese

PM Anthony Albanese sendiri telah memberi sinyal bahwa Australia terbuka terhadap ide pengakuan Palestina. Saat berkunjung ke Selandia Baru, Sabtu (9/8), Albanese menyatakan bahwa pengakuan tersebut adalah "persoalan kapan, bukan apakah." Pernyataan ini mengindikasikan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Australia, yang selama ini cenderung berhati-hati dalam isu sensitif ini.

"Saya telah mengatakan bahwa ini persoalan kapan, bukan apakah," ujarnya kepada wartawan. "Untuk jangka waktu lama, ada posisi bipartisan di Australia yang mendukung dua negara," imbuhnya, merujuk pada solusi dua negara sebagai kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Reaksi Internasional: Israel Mengecam, Dukungan Menguat

Rencana Australia ini sontak menuai kecaman keras dari pemerintah Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuding langkah tersebut sama saja dengan mendukung Hamas, kelompok penguasa Jalur Gaza, dan menghambat upaya perdamaian.

"Melihat negara-negara Eropa dan Australia masuk ke dalam lubang kelinci seperti itu... ini mengecewakan, dan saya pikir itu sebenarnya memalukan, tetapi itu tidak akan mengubah posisi kami," kata Netanyahu kepada wartawan, menanggapi kemungkinan pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat, Minggu (10/8).

Namun, langkah Australia ini juga mendapat dukungan dari negara-negara yang telah mengakui Palestina, seperti Prancis, Inggris, dan Kanada, yang juga telah menyatakan niat serupa sebagai upaya mendorong solusi dua negara. Meningkatnya dukungan internasional ini menandakan perubahan lanskap diplomatik terkait konflik Israel-Palestina.

Seorang diplomat senior Uni Eropa yang menolak disebutkan namanya mengatakan, "Pengakuan negara Palestina adalah langkah penting untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Kami berharap lebih banyak negara akan mengikuti jejak Australia."

Apa Dampak Selanjutnya?

Pengakuan negara Palestina oleh Australia berpotensi menghidupkan kembali solusi dua negara. Dengan mengakui hak bangsa Palestina untuk memiliki negara sendiri, Australia mengirimkan pesan kuat bahwa komunitas internasional mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Langkah ini juga dapat menekan Israel untuk kembali terlibat dalam negosiasi perdamaian yang konstruktif.

Seorang analis politik Timur Tengah di Canberra berpendapat, "Pengakuan ini akan memberikan harapan bagi rakyat Palestina dan mengirimkan sinyal yang kuat kepada Israel bahwa status quo tidak dapat dipertahankan."

Potensi Kerenggangan Hubungan Australia-Israel

Meski begitu, langkah ini juga berpotensi merenggangkan hubungan antara Australia dan Israel, yang selama ini cukup dekat. Israel berulang kali mengecam negara-negara yang mengakui Palestina, menganggapnya sebagai bentuk dukungan terhadap terorisme. Pemerintah Australia diyakini telah mempertimbangkan implikasi ini dan siap mengambil risiko demi mendorong perdamaian.

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Australia menyatakan, "Kami memahami bahwa langkah ini mungkin tidak menyenangkan bagi semua pihak. Namun, kami percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan."

Pemerintah Australia menekankan bahwa pengakuan ini tidak berarti memutuskan hubungan dengan Israel, dan tetap berkomitmen untuk mendukung keamanan Israel serta mencari solusi damai yang komprehensif. Langkah Australia ini dapat menjadi preseden bagi negara-negara lain untuk meninjau kembali kebijakan mereka terhadap konflik Israel-Palestina, membawa dinamika baru dalam upaya perdamaian di kawasan tersebut. Dampak jangka panjang dari keputusan Australia masih akan terus berkembang di tengah kompleksitas geopolitik dan sensitivitas isu ini.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment