TERBARU

Gaza Berduka, Antrean Bantuan Berubah Jadi Ladang Pembantaian?

Gaza Berduka, Antrean Bantuan Berubah Jadi Ladang Pembantaian?


Gaza kembali dilanda duka. Sebuah antrean panjang warga yang menanti bantuan kemanusiaan berubah menjadi ajang pembantaian, memicu kemarahan dunia dan pertanyaan serius tentang kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter. Puluhan nyawa melayang dan ratusan lainnya terluka dalam insiden tragis di utara Gaza, tempat warga putus asa menunggu uluran tangan. Peristiwa ini kian memperdalam luka krisis kemanusiaan yang telah lama mencengkeram wilayah tersebut.

Jeritan Saksi Mata di Tengah Debu dan Tembakan

Debu beterbangan, teriakan histeris memecah keheningan. Seorang warga Gaza yang selamat menggambarkan kekacauan saat tembakan berondongan dimulai. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri, sementara yang lain tergeletak tak berdaya. "Kami hanya ingin makanan untuk keluarga kami," ujarnya dengan nada trauma. "Tiba-tiba, tembakan datang dari segala arah."

Laporan dari Gaza: Puluhan Tewas, Ratusan Terluka

Menurut keterangan Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, sedikitnya 30 warga sipil tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka akibat serangan tersebut. "Jumlah korban terus bertambah seiring upaya evakuasi," ungkap Bassal dalam konferensi pers. Ia menambahkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Mohammed Abu Salmiya, membenarkan bahwa rumah sakitnya telah menerima 35 jenazah akibat penembakan itu. "Kondisi rumah sakit sudah sangat kewalahan," keluhnya. "Kami kekurangan pasokan medis dan tenaga medis untuk menangani jumlah korban yang terus berdatangan." Peristiwa tragis ini dilaporkan terjadi sekitar tiga kilometer (dua mil) di sebelah barat daya titik penyeberangan Zikim, jalur yang biasa digunakan untuk memasukkan truk-truk bantuan ke Gaza.

Klaim Israel: Tembakan Peringatan dan Penyelidikan Internal

Menanggapi tuduhan tersebut, militer Israel (IDF) mengeluarkan pernyataan yang membantah keterlibatan langsung dalam kematian warga sipil yang mengantre bantuan. Menurut IDF, puluhan warga Gaza terlihat berkumpul di sekitar truk-truk bantuan di Gaza utara, dekat dengan pasukan IDF yang beroperasi di daerah tersebut.

"Pasukan melepaskan tembakan peringatan di daerah tersebut, tidak diarahkan ke kerumunan orang, sebagai respons terhadap ancaman yang ditimbulkan kepada mereka," bunyi pernyataan resmi IDF. "Menurut penyelidikan awal, IDF tidak mengetahui adanya korban akibat tembakan IDF. Detail dari insiden tersebut masih diperiksa."

Namun, pernyataan ini menuai kritik tajam. Banyak pihak meragukan klaim Israel dan menuntut penyelidikan independen untuk mengungkap fakta sebenarnya. Beberapa jam sebelum insiden tersebut, dilaporkan bahwa 14 warga Palestina tewas dalam empat insiden lainnya, tiga di antaranya terjadi di dekat lokasi pembagian bantuan.

Reaksi Dunia dan Desakan Investigasi Tuntas

Insiden berdarah ini langsung memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Berbagai negara dan organisasi internasional mengecam tindakan tersebut dan menyerukan penyelidikan yang transparan dan akuntabel. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keterkejutannya dan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional.

"Saya menyerukan penyelidikan independen dan imparsial untuk memastikan akuntabilitas atas peristiwa tragis ini," tegas Guterres. Negara-negara anggota Uni Eropa juga menyampaikan keprihatinan mendalam dan mendesak Israel untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam melindungi warga sipil di Gaza.

Amnesty International dan Human Rights Watch mendesak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk memasukkan insiden ini dalam penyelidikan mereka terhadap dugaan kejahatan perang di wilayah Palestina. "Penembakan terhadap warga sipil yang mencari bantuan adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan dapat merupakan kejahatan perang," kata perwakilan Amnesty International.

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Mengkhawatirkan

Tragedi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang telah lama melanda Gaza. Blokade yang diberlakukan Israel selama bertahun-tahun telah membatasi akses terhadap makanan, air bersih, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Situasi ini diperparah oleh serangan militer yang terus berlanjut, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan pengungsian massal.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahwa jeda dalam serangan Israel terhadap Hamas tidak cukup untuk membantu penduduk Gaza melewati krisis kelaparan yang semakin parah. Bahkan, empat hari setelah "jeda taktis" yang dilakukan Israel, orang-orang masih sekarat akibat kelaparan dan kekurangan gizi, di samping jatuhnya korban jiwa di antara mereka yang mencari bantuan.

"Kebutuhan kemanusiaan di Gaza sangat mendesak," ujar perwakilan OCHA. "Kami membutuhkan akses tanpa hambatan untuk mengirimkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Jika tidak ada tindakan segera, kita akan menyaksikan bencana kemanusiaan yang lebih besar lagi."

Kondisi di Gaza kian memprihatinkan, dengan jutaan orang hidup dalam kemiskinan dan ketakutan. Insiden penembakan di antrean bantuan menjadi pengingat pahit akan harga yang harus dibayar warga sipil dalam konflik yang tak berkesudahan ini. Dunia internasional harus bertindak lebih tegas untuk mengakhiri kekerasan dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi penduduk Gaza. Masa depan wilayah tersebut, dan harapan jutaan orang yang tinggal di sana, bergantung pada tindakan yang diambil hari ini.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment