Austria Cabut Status Pengungsi Warga Suriah, Ribuan Hidup dalam Ketidakpastian
![]() | |
Austria Cabut Status Pengungsi Warga Suriah, Ribuan Hidup dalam Ketidakpastian |
Qumedia - Ribuan pengungsi Suriah di Austria kini menghadapi ketidakpastian setelah pemerintah Austria mencabut status perlindungan mereka. Keputusan ini memicu ketakutan akan deportasi, sementara banyak dari mereka telah menetap di negara tersebut selama bertahun-tahun.
Kebijakan Baru yang Mengejutkan
Kementerian Dalam Negeri Austria mengumumkan bahwa situasi di beberapa wilayah Suriah dinilai "cukup aman" untuk memungkinkan pemulangan pengungsi. Berdasarkan evaluasi tersebut, pemerintah mulai mencabut status pengungsi bagi individu yang berasal dari daerah yang dianggap stabil, seperti Damaskus dan beberapa kota di wilayah barat Suriah.
Namun, kebijakan ini menuai kontroversi. Organisasi hak asasi manusia dan kelompok advokasi pengungsi mengkritik langkah tersebut, dengan menegaskan bahwa Suriah masih jauh dari aman. Konflik bersenjata, penangkapan sewenang-wenang, dan pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi di berbagai wilayah, terutama bagi mereka yang kembali dari pengasingan.
Ketakutan di Kalangan Pengungsi
Bagi banyak warga Suriah di Austria, keputusan ini membawa ketakutan yang nyata. Beberapa di antara mereka telah membangun kehidupan baru, memiliki pekerjaan, dan berkontribusi dalam masyarakat. Kini, mereka dihadapkan pada kemungkinan kehilangan tempat tinggal dan dipaksa kembali ke negara yang masih dilanda ketidakstabilan.
Ahmed Al-Mohammed, seorang pengungsi yang telah tinggal di Austria sejak 2015, mengungkapkan kecemasannya. “Kami telah beradaptasi di sini, anak-anak saya bersekolah di Austria, dan saya bekerja untuk menghidupi keluarga saya. Jika kami dipaksa kembali, kami tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujarnya dengan suara penuh kekhawatiran.
Banyak pengungsi kini hidup dalam ketidakpastian hukum, dengan beberapa orang bahkan takut untuk tidur di rumah mereka, khawatir akan penggerebekan oleh otoritas imigrasi. Beberapa melaporkan bahwa mereka telah menerima pemberitahuan deportasi dan diminta untuk meninggalkan Austria dalam beberapa minggu ke depan.
Kritik dari Organisasi HAM
Amnesty International dan Human Rights Watch mengecam kebijakan ini sebagai tindakan yang "tidak manusiawi" dan bertentangan dengan hukum internasional. Mereka menegaskan bahwa Suriah masih belum aman untuk pemulangan pengungsi, terutama bagi mereka yang dianggap sebagai pembangkang oleh rezim Assad.
“Tidak ada jaminan keselamatan bagi para pengungsi yang kembali ke Suriah. Banyak dari mereka berisiko menghadapi penahanan, penyiksaan, atau bahkan kematian. Pemerintah Austria seharusnya tidak mengorbankan nyawa manusia dengan dalih stabilitas yang belum terbukti,” kata seorang juru bicara Amnesty International.
Tanggapan Pemerintah Austria
Di sisi lain, pemerintah Austria bersikeras bahwa kebijakan ini diambil berdasarkan "evaluasi yang objektif" terhadap situasi di Suriah. Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, mengatakan bahwa langkah ini bertujuan mengurangi beban imigrasi di negara tersebut.
“Austria telah menerima ribuan pengungsi selama dekade terakhir. Kini, saatnya bagi mereka yang berasal dari wilayah yang aman untuk kembali dan membantu membangun kembali negara mereka,” ujarnya dalam konferensi pers.
Namun, pemerintah belum menjelaskan bagaimana mereka memastikan bahwa pengungsi yang dipulangkan tidak akan menghadapi bahaya atau tindakan represif dari rezim Assad.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Dengan meningkatnya tekanan terhadap pengungsi, banyak dari mereka mulai mencari cara lain untuk tetap tinggal di Eropa, termasuk mengajukan suaka di negara lain atau mencari bantuan hukum untuk menunda deportasi.
Komunitas Muslim di Austria dan kelompok masyarakat sipil juga mulai mengorganisir aksi protes dan kampanye untuk mendukung hak-hak pengungsi Suriah. Mereka berharap pemerintah Austria akan mempertimbangkan kembali keputusan tersebut dan memastikan bahwa tidak ada satu pun pengungsi yang dikirim kembali ke zona bahaya.
Sementara itu, nasib ribuan warga Suriah di Austria masih tergantung pada perkembangan kebijakan imigrasi yang semakin ketat. Bagi mereka, masa depan tetap tidak pasti, dengan bayang-bayang deportasi yang mengancam kehidupan mereka setiap saat. Qumedia
Referensi
Amnesty International. (2021, September 8). Pengungsi yang kembali ke Suriah disiksa dan diperkosa pasukan rezim. Anadolu Agency.
Associated Press. (2024, Desember 9). Germany and other European countries suspend decisions on Syrians' asylum bids after Assad's fall. Associated Press News.
Reuters. (2024, Desember 13). Austria offers Syrian refugees 1,000 euros to return home. Reuters.
Sindonews. (2024, Desember 13). Di mana 6 juta pengungsi Suriah tersebar di dunia?. Sindonews.
Tempo.co. (2024, Desember 14). Austria tawarkan 1.000 euro untuk pengungsi agar kembali ke Suriah. Tempo.co.