Gus Yahya Angkat Bicara Soal Pertemuannya dengan Netanyahu di Israel, Ada Apa?
Menanggapi sorotan yang belakangan ramai diperbincangkan, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya akhirnya buka suara mengenai hubungannya dengan Israel. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini memberikan penjelasan detail mengenai pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, beserta tokoh-tokoh penting Israel lainnya. Pernyataan ini hadir sebagai jawaban atas isu yang beredar, yang dinilai berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Alasan di Balik Pertemuan dengan Netanyahu
Gus Yahya mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Netanyahu dan para pemimpin Israel lainnya bukan tanpa maksud. Ia menjelaskan, kunjungan tersebut terjadi pada tahun 2018 dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan Palestina serta menyuarakan aspirasi masyarakat Indonesia. Dirinya menegaskan, inisiatif ini dilandasi oleh kepedulian mendalam terhadap situasi kemanusiaan di Palestina.
"Saya ke Israel bukan untuk mendukung atau membela kepentingan Israel, tetapi untuk menyampaikan pesan kemanusiaan dan mendorong perdamaian antara Palestina dan Israel," tegas Gus Yahya, seperti dikutip pada Sabtu (22/11/2025). Ia menambahkan, dalam berbagai forum di Yerusalem, ia secara terbuka dan tegas menyampaikan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, bahkan di hadapan Netanyahu langsung.
Lebih lanjut, Gus Yahya menuturkan bahwa pertemuannya dengan berbagai elemen masyarakat Israel, termasuk tokoh agama dan akademisi, bertujuan membangun jembatan dialog dan saling pengertian. Ia berharap, melalui dialog yang konstruktif, akar masalah konflik Palestina-Israel dapat diurai dan solusi damai bisa ditemukan. "Kami berupaya membuka ruang komunikasi yang lebih luas, sehingga berbagai pihak dapat saling memahami perspektif masing-masing," imbuhnya.
Ia juga menekankan bahwa pertemuannya dengan Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya dilakukan secara transparan dan terbuka, dengan sepengetahuan dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh NU dan pemerintah Indonesia. "Ini adalah bagian dari upaya diplomasi kemanusiaan yang kami lakukan untuk membantu rakyat Palestina," jelasnya. Agenda pertemuannya di Israel kala itu difokuskan pada pencarian solusi konkret untuk membantu warga Palestina yang terdampak konflik.
Tanggapan Gus Yahya Atas Isu Kedekatan dengan Israel
Menanggapi isu yang menyebut dirinya memiliki kedekatan khusus dengan Israel, Gus Yahya mengaku heran dan merasa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menyerangnya. Ia mempertanyakan mengapa isu ini baru mencuat sekarang, padahal ia telah melakukan kunjungan ke Israel sejak tahun 2018.
"Saya merasa aneh mengapa isu ini baru sekarang diramaikan. Padahal, saya sudah pernah ke Israel dan bertemu Netanyahu sejak lama," ujarnya. Ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan isu ini untuk mendiskreditkan dirinya dan NU.
Gus Yahya juga menyinggung mengenai pemilihan dirinya sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar 2021. Ia menyatakan bahwa terpilihnya dirinya sebagai Ketum PBNU menunjukkan bahwa para pengurus NU di seluruh Indonesia sudah mengetahui rekam jejaknya, termasuk kunjungannya ke Israel. "Jika memang kunjungan saya ke Israel dianggap bermasalah, tentu saya tidak akan dipilih dalam Muktamar," tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyatakan bahwa ia tidak akan gentar menghadapi berbagai serangan dan fitnah yang ditujukan kepadanya. Ia menegaskan bahwa ia akan terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip NU dan memperjuangkan kepentingan umat Islam, termasuk rakyat Palestina. "Saya tidak akan mundur sedikit pun dalam membela Palestina," tandasnya.
Komitmen Teguh untuk Palestina
Gus Yahya menegaskan bahwa komitmennya terhadap Palestina tidak pernah luntur dan akan terus diperjuangkan. Ia menyatakan bahwa ia akan terus menggunakan berbagai saluran diplomasi dan komunikasi untuk membantu rakyat Palestina meraih kemerdekaannya.
"Palestina adalah bagian dari hati kami. Kami akan terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina," tegasnya. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan moral dan materiil kepada rakyat Palestina.
Ia menambahkan bahwa NU akan terus berperan aktif dalam berbagai forum internasional untuk menyuarakan aspirasi rakyat Palestina. "Kami akan terus mendorong dunia internasional untuk memberikan perhatian lebih kepada masalah Palestina dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan," ujarnya.
Gus Yahya juga menyoroti pentingnya persatuan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk masalah Palestina. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk bersatu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Palestina dan kesejahteraan umat Islam di seluruh dunia.
"Persatuan adalah kunci kekuatan kita. Mari kita bersatu untuk membela Palestina dan memperjuangkan kepentingan umat Islam," pungkasnya. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan umat dan bangsa, khususnya terkait isu Palestina dan hubungannya dengan Israel.
Pernyataan Gus Yahya ini diharapkan dapat meredakan polemik yang berkembang di masyarakat dan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai posisinya terhadap isu Palestina dan hubungannya dengan Israel. Sementara itu, berbagai pihak masih menunggu klarifikasi lebih lanjut dan langkah konkret yang akan diambil NU dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Situasi ini menjadi ujian bagi kepemimpinan Gus Yahya dalam menjaga soliditas internal NU dan merespons dinamika politik global yang kompleks.