TERBARU

Siapa yang Bakal Jaga Gaza Setelah Gencatan Senjata? Israel Kasih Bocoran!

Siapa yang Bakal Jaga Gaza Setelah Gencatan Senjata? Israel Kasih Bocoran!


Israel tengah menyiapkan strategi untuk fase setelah gencatan senjata di Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan indikasi kuat bagaimana keamanan wilayah tersebut akan diatur, termasuk kemungkinan keterlibatan pasukan asing yang akan diseleksi ketat oleh Israel.

Israel Ngotot Kendalikan Keamanan Gaza

Netanyahu menegaskan, Israel akan mempertahankan kendali keamanan secara penuh di Gaza, bahkan jika gencatan senjata tercapai. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi tentang siapa yang akan bertanggung jawab atas keamanan dan stabilitas di wilayah konflik itu. Penegasan ini menandakan Israel tidak akan menyerahkan kendali penuh kepada entitas lain, baik itu otoritas Palestina maupun pasukan internasional.

"Kamilah yang memegang kendali keamanan, dan ini adalah prinsip yang tak bisa ditawar," tegas Netanyahu di hadapan kabinetnya, Senin (27/10/2025). Pernyataan ini sekaligus menolak ide pembentukan pemerintahan Palestina yang kuat di Gaza tanpa jaminan keamanan dari Israel.

Syarat Mutlak Israel untuk Pasukan Asing

Netanyahu juga membocorkan kemungkinan keterlibatan pasukan asing dalam menjaga keamanan Gaza setelah gencatan senjata. Namun, ia menekankan bahwa Israel akan punya hak prerogatif untuk memilih dan menyaring pasukan mana yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut.

"Soal pasukan internasional, kami sudah menegaskan bahwa Israel akan menentukan pasukan mana yang tidak bisa kami terima. Begitulah cara kami beroperasi, dan akan terus begitu," tegas Netanyahu.

Pernyataan ini menunjukkan kehati-hatian Israel dalam melibatkan pasukan asing, dan keinginan mereka memastikan pasukan yang berpartisipasi memiliki rekam jejak yang bisa dipercaya serta tidak memiliki agenda yang bertentangan dengan kepentingan keamanan Israel. Netanyahu menambahkan bahwa prinsip ini disetujui oleh Amerika Serikat, sekutu utama Israel. "Hal ini, tentu saja, juga bisa diterima oleh Amerika Serikat, seperti yang diungkapkan oleh perwakilan paling seniornya dalam beberapa hari terakhir," ujarnya.

Reaksi Internasional dan Pelucutan Senjata Hamas Jadi Kendala

Rencana Israel untuk mempertahankan kendali keamanan di Gaza dan menyeleksi pasukan asing memicu beragam reaksi internasional. Beberapa negara khawatir tentang potensi pelanggaran kedaulatan Palestina, dan mendesak solusi yang lebih inklusif dan partisipatif.

Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan gencatan senjata adalah pelucutan senjata Hamas. Israel bersikeras bahwa ini adalah prasyarat mutlak untuk mencapai perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Gaza. Namun, Hamas belum menunjukkan tanda-tanda bersedia menyerahkan senjatanya, yang menciptakan kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata.

Harapan Dukungan Negara Arab dan Lainnya

Meski menghadapi tantangan besar, Israel terus berupaya mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab dan lainnya untuk membentuk pasukan multinasional yang dapat membantu menjaga keamanan di Gaza. Beberapa negara, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, Turki, dan Azerbaijan, dilaporkan didekati oleh Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kontribusi dalam pasukan tersebut.

Namun, belum jelas apakah negara-negara ini bersedia mengirimkan pasukan ke Gaza, mengingat sensitivitas politik dan keamanan yang terkait dengan wilayah itu. Penolakan Hamas terhadap pelucutan senjata juga menjadi faktor penghambat bagi partisipasi negara-negara Arab, yang khawatir terlibat dalam konflik berkelanjutan dengan kelompok militan tersebut.

Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian

Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk membantu menciptakan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, termasuk di Gaza. Presiden terpilih Prabowo Subianto bahkan menyatakan niatnya untuk mengirimkan pasukan perdamaian Indonesia ke Gaza, jika diperlukan.

Rencana ini adalah wujud solidaritas Indonesia terhadap rakyat Palestina dan upaya untuk berkontribusi aktif dalam penyelesaian konflik. "Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian untuk membantu menjaga stabilitas di Gaza pasca-gencatan senjata," ujar sumber dari Kementerian Pertahanan.

Trump Puji Langkah Indonesia dan Prabowo

Niat Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump secara khusus memuji Indonesia dan kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto atas komitmen mereka dalam membantu menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

"Saya ingin berterima kasih kepada negara Indonesia yang besar dan kuat, dan pemimpinnya yang luar biasa, atas semua bantuan yang telah mereka tunjukkan dan berikan kepada Timur Tengah, dan kepada AS," kata Trump melalui media sosialnya.

Meskipun detail tentang komposisi dan mandat pasukan perdamaian Indonesia masih dalam tahap perencanaan, komitmen ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam berkontribusi pada stabilitas regional. Peran Indonesia, dengan reputasinya sebagai negara Muslim moderat dan pendukung kuat perdamaian dunia, dapat menjadi kunci dalam membangun jembatan antara pihak-pihak yang bertikai dan memfasilitasi solusi yang berkelanjutan untuk konflik di Gaza.

Masa depan Gaza pasca-gencatan senjata masih belum pasti. Namun, klaim Israel atas kendali keamanan dan rencana pembentukan pasukan multinasional menunjukkan bahwa wilayah ini akan tetap menjadi fokus perhatian internasional. Dukungan dan keterlibatan aktif dari negara-negara seperti Indonesia akan sangat penting dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Gaza. Negosiasi yang berkelanjutan dan inklusif, yang melibatkan semua pihak terkait, akan menjadi kunci untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua orang.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment