TERBARU

Kunci Perdamaian Gaza, Pengakuan Palestina oleh Israel?

Kunci Perdamaian Gaza, Pengakuan Palestina oleh Israel?


Secercah harapan perdamaian kembali muncul di Gaza setelah gencatan senjata disepakati. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: mungkinkah perdamaian sejati terwujud tanpa pengakuan Israel terhadap negara Palestina? Meski disambut baik, banyak pihak menilai kesepakatan ini masih sangat rapuh.

Gencatan Senjata yang Dipertanyakan

Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 9 Oktober lalu memang membawa sedikit kelegaan bagi warga Gaza yang sudah lama menderita. Namun, para pengamat dan tokoh masyarakat sipil mengingatkan untuk tidak terlalu cepat bergembira. Pengalaman masa lalu menunjukkan betapa mudahnya kesepakatan serupa dilanggar.

MUI Pesimis Soal Gencatan Senjata

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, bahkan secara terbuka meragukan keberlangsungan gencatan senjata ini. Menurutnya, kesepakatan tersebut belum menyentuh akar masalah konflik. "Saya sangat yakin seyakin-yakinnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas ini tidak akan berumur panjang," ujarnya saat dihubungi pada Minggu, 12 Oktober. Ia menambahkan, fondasi kesepakatan ini dinilai tidak memberikan keuntungan jangka pendek, menengah, maupun panjang bagi kedua belah pihak. Perbedaan kepentingan yang mendasar, terutama soal pembentukan negara Palestina, masih menjadi ganjalan utama.

Jurang Pemisah Kepentingan Israel dan Hamas

Perbedaan kepentingan yang dimaksud memang sangat dalam. Hamas, yang mewakili perjuangan rakyat Palestina, terus menuntut pengakuan dan pembentukan negara Palestina yang berdaulat. Sebaliknya, Israel hingga kini menolak mentah-mentah ide tersebut. Perbedaan posisi inilah yang membuat upaya perdamaian selalu menemui jalan buntu.

Sekadar Jeda Sementara?

Anwar Abbas bahkan menilai gencatan senjata ini hanya sebagai "jeda" bagi kedua belah pihak. "Begitu masing-masing pihak merasa sudah segar dan siap kembali untuk bertempur maka gencatan senjata akan bubar dan perang pun kembali meletus," tegasnya. Pandangan ini mencerminkan kekhawatiran luas bahwa tanpa solusi politik yang mendasar, konflik akan terus berulang.

Mendesaknya Pengakuan Negara Palestina

Pengakuan terhadap negara Palestina dianggap sebagai kunci untuk membuka jalan menuju perdamaian yang lebih permanen. Tanpa pengakuan tersebut, konflik akan terus berputar di isu kedaulatan dan hak-hak dasar rakyat Palestina.

Desakan dari Dunia Internasional

Suara-suara yang menyerukan pengakuan negara Palestina semakin lantang di dunia internasional. Banyak negara dan organisasi internasional telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Namun, tanpa pengakuan dari negara-negara kunci, terutama Amerika Serikat dan Israel, upaya ini belum membuahkan hasil signifikan.

Syarat Perdamaian Permanen

"Jika dunia ingin gencatan senjata ini langgeng maka dunia, terutama Amerika Serikat, harus bisa memaksa Israel untuk mengakui kehadiran negara Palestina," kata Anwar Abbas. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya tekanan internasional, khususnya dari negara-negara besar, untuk mendorong perubahan posisi Israel. Perdamaian abadi hanya mungkin tercapai jika Israel bersedia mengakui hak-hak rakyat Palestina dan hidup berdampingan secara damai.

Penarikan Pasukan Israel dari Gaza

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Israel dilaporkan telah memulai penarikan pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza. Penarikan ini menjadi salah satu tuntutan utama Hamas dan dianggap sebagai langkah penting untuk meredakan ketegangan.

Konfirmasi dari Badan Pertahanan Sipil Gaza

Badan pertahanan sipil Gaza mengonfirmasi bahwa pasukan Israel telah mulai mundur dari beberapa wilayah di Gaza, termasuk Kota Gaza dan Khan Younis. "Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza," kata Mohammed al-Mughayyir, seorang pejabat senior di badan tersebut, pada Jumat, 10 Oktober.

Area yang Ditinggalkan Pasukan Israel

Al-Mughayyir menambahkan bahwa kendaraan-kendaraan militer Israel juga telah ditarik dari beberapa wilayah di kota Khan Younis, Gaza selatan. Penarikan pasukan ini diharapkan dapat memungkinkan warga Gaza untuk kembali ke rumah mereka dan memulai proses pemulihan. Namun, proses ini diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lama dan bantuan internasional yang signifikan.

Masa depan Gaza masih diliputi ketidakpastian. Gencatan senjata yang rapuh dan perbedaan kepentingan yang mendalam antara Israel dan Hamas menjadi tantangan berat untuk mewujudkan perdamaian yang abadi. Namun, seruan untuk pengakuan negara Palestina terus bergema, menawarkan secercah harapan bagi masa depan yang lebih baik. Tanpa terobosan politik yang berarti, konflik Gaza kemungkinan besar akan terus berulang, membawa penderitaan dan ketidakstabilan bagi wilayah tersebut. Dunia internasional memiliki tanggung jawab moral untuk terus mendorong solusi damai yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment