TERBARU

Kisah di Balik Dukungan Indonesia untuk Palestina, Lebih dari Sekadar Simpati

Kisah di Balik Dukungan Indonesia untuk Palestina, Lebih dari Sekadar Simpati


Indonesia dan Palestina: Solidaritas yang Bersemi Sejak Dulu

Indonesia dikenal luas sebagai pendukung setia Palestina. Dukungan ini bukan sekadar ungkapan simpati, melainkan lahir dari sejarah panjang dan prinsip-prinsip luhur yang dipegang teguh sejak awal kemerdekaan. Mari kita telusuri jejak sejarah dan ideologi yang melandasi dukungan kokoh ini.

Akar Sejarah Dukungan Indonesia untuk Palestina

Dukungan Indonesia terhadap Palestina bukanlah hal baru. Ia bersemi dari kesadaran sejarah dan keyakinan bahwa kemerdekaan adalah hak fundamental setiap bangsa. Jauh sebelum isu Palestina menjadi perhatian dunia, para pemimpin Indonesia telah lantang menyuarakan hak kemerdekaan bagi rakyat Palestina.

Konferensi Asia Afrika: Bandung, Lahirnya Solidaritas

Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di Bandung pada tahun 1955 menjadi momen penting dalam sejarah dukungan Indonesia terhadap Palestina. Semangat anti-kolonialisme yang menjadi jiwa konferensi, secara alami mengangkat isu Palestina ke permukaan, meski tidak secara eksplisit tercantum dalam agenda resmi.

Pada akhir Desember 1954, lima Perdana Menteri dari Indonesia, India, Burma, Pakistan, dan Ceylon bertemu di Bogor. Pertemuan ini menjadi forum awal untuk membahas isu-isu global, termasuk Palestina. Seperti yang tercatat dalam "Guide Arsip Statis Tematis Konferensi Asia-Afrika" terbitan Arsip Nasional RI, Pakistan menekankan pentingnya mengangkat persoalan bangsa Arab Palestina, sementara Indonesia melihat perjuangan Palestina sebagai bagian dari gerakan anti-kolonialisme yang lebih luas.

KAA menghasilkan Komunike Final yang secara tegas menyatakan dukungan terhadap hak-hak bangsa Arab Palestina dan menyerukan implementasi Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Palestina. "Mengingat ketegangan yang ada di Timur Tengah, yang disebabkan oleh situasi di Palestina, Konferensi Asia-Afrika menyatakan dukungannya atas hak-hak bangsa Arab Palestina dan menyerukan pelaksanaan Resolusi-Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Palestina," demikian bunyi pernyataan tersebut. Pernyataan ini menekankan bahwa masalah Palestina merupakan ancaman bagi perdamaian dunia dan membutuhkan solusi yang adil.

Reaksi Internasional Atas Dukungan Indonesia

Deklarasi dukungan terhadap Palestina di KAA memicu berbagai reaksi dari dunia internasional. Jewish Telegraphic Agency (JTA), media Yahudi internasional, melaporkan bahwa resolusi tersebut bernuansa anti-Israel dan mendesak Israel untuk kembali ke batas-batas yang diusulkan dalam Rencana Pembagian PBB tahun 1947.

"Perdana Menteri Moshe Sharett mengirimkan protes formal, menyebut aneh bahwa konferensi membahas isu yang secara langsung menyangkut Israel tanpa mengundangnya," tulis JTA dalam laporannya. Protes ini mencerminkan ketidakpuasan Israel atas dukungan negara-negara Asia Afrika terhadap Palestina.

Sebaliknya, negara-negara Arab, terutama Mesir di bawah kepemimpinan Gamal Abdel Nasser, menyambut baik keputusan KAA. Mereka melihat dukungan ini sebagai kemenangan diplomasi Afro-Asia. Solidaritas yang ditunjukkan oleh negara-negara Asia Afrika memberikan legitimasi dan kekuatan moral bagi perjuangan Palestina.

Lebih dari Sekadar Simpati: Prinsip Anti-Kolonialisme

Dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak hanya didasari oleh simpati kemanusiaan, tetapi juga oleh prinsip anti-kolonialisme yang kuat. Indonesia, sebagai negara yang pernah merasakan pahitnya penjajahan, sangat memahami arti penting kemerdekaan bagi sebuah bangsa.

Peran Indonesia dalam Menyuarakan Hak Bangsa Tertindas

Indonesia selalu memposisikan diri sebagai pembela bangsa-bangsa tertindas di seluruh dunia. Perjuangan Palestina dilihat sebagai bagian dari perjuangan global melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan.

Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia saat itu, menegaskan bahwa solidaritas Asia tidak akan lengkap tanpa Afrika. Pernyataan ini bukan sekadar simbol, melainkan cerminan dari pemahaman bahwa isu-isu Afrika dan Timur Tengah, termasuk Palestina, memiliki relevansi yang sama dalam konteks perjuangan melawan kolonialisme.

Solidaritas Asia-Afrika: Palestina Sebagai Simbol Perjuangan

Palestina menjadi simbol perjuangan bangsa tertindas yang dipeluk bersama oleh Asia dan Afrika. Solidaritas yang dibangun di Bandung tidak hanya berhenti pada deklarasi dukungan, tetapi juga diwujudkan dalam berbagai bentuk bantuan dan dukungan politik.

Dalam kajian akademis, Cindy Ewing dalam artikelnya di jurnal Cold War History (2019) menyebutkan bahwa Konferensi Kolombo, Bogor, dan Bandung adalah upaya untuk merebut kembali agensi Asia dalam diplomasi internasional. Memasukkan isu Palestina ke dalam agenda Afro-Asia merupakan bagian dari strategi untuk menampilkan diri sebagai suara bangsa-bangsa tertindas di dunia.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina terus berlanjut hingga saat ini. Indonesia secara konsisten memberikan bantuan kemanusiaan, dukungan politik, dan upaya diplomasi untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina. "Dukungan Indonesia untuk Palestina adalah amanat konstitusi dan komitmen moral bangsa," tegas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam berbagai kesempatan.

Ke depannya, Indonesia diharapkan terus memainkan peran aktif dalam mendorong perdamaian dan kemerdekaan Palestina. Dengan modal sejarah dan prinsip yang kuat, Indonesia dapat menjadi jembatan penghubung antara berbagai pihak untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan bagi masalah Palestina. Upaya diplomasi yang gigih, bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan, dan dukungan politik yang konsisten, adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Palestina.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment