Akhirnya Air Mengalir Lagi di Gaza Tengah Setelah Sekian Lama!

Kabar gembira datang dari Gaza Tengah! Setelah penantian panjang, warga akhirnya bisa bernapas lega karena air bersih kembali mengalir ke rumah-rumah mereka. Lebih dari sembilan bulan lamanya, pasokan air terputus akibat kerusakan parah pada jalur distribusi. Pemulihan ini bagaikan setetes air di gurun pasir, memberikan harapan di tengah krisis kemanusiaan yang mendalam.
Pemulihan Aliran Air di Gaza Tengah
Kerusakan Akibat Konflik dan Dampaknya
Warga Gaza Tengah kini bisa sedikit bernapas lega setelah berbulan-bulan hidup tanpa air bersih. Pemulihan aliran air ini adalah langkah penting untuk meringankan dampak krisis kemanusiaan yang menghantam wilayah tersebut. Rusaknya infrastruktur akibat konflik di Gaza telah memutus pasokan air, menyebabkan kesulitan besar bagi penduduk.
Terputusnya jalur pasokan air utama tidak hanya memutus akses air bagi rumah tangga, tetapi juga berdampak serius pada fasilitas kesehatan dan sanitasi. Rumah sakit dan klinik kesulitan menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit. Sanitasi yang buruk juga meningkatkan risiko wabah penyakit menular, terutama di kalangan anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Upaya Perbaikan yang Penuh Tantangan
Proses perbaikan jalur air yang rusak bukanlah perkara mudah. Aktivitas militer yang masih berlangsung dan keberadaan pasukan keamanan di wilayah tersebut menjadi tantangan tersendiri. Tim perbaikan harus bekerja ekstra hati-hati dan berkoordinasi dengan berbagai pihak demi keselamatan.
"Proses perbaikan ini sangat kompleks dan berbahaya. Prioritas kami adalah keselamatan tim, sambil berusaha secepat mungkin memulihkan aliran air," ungkap seorang sumber dari tim perbaikan. Selain masalah keamanan, keterbatasan sumber daya dan peralatan juga menghambat upaya perbaikan.
Peran Otoritas Palestina dan Mekorot
Otoritas Air Palestina yang berbasis di Ramallah memainkan peran sentral dalam koordinasi dan pelaksanaan perbaikan jalur air. Mereka bekerja sama dengan Mekorot, perusahaan air milik negara Israel, yang selama ini memasok sebagian besar air ke Gaza dan Tepi Barat.
"Kerja sama dengan Mekorot sangat penting untuk memastikan pasokan air yang stabil ke Gaza," kata seorang pejabat Otoritas Air Palestina. Meski begitu, ketergantungan pada pasokan dari Israel menjadi isu tersendiri, mengingat kondisi politik yang belum stabil.
Tantangan Distribusi Air Masih Berlanjut
Meskipun jalur air utama sudah diperbaiki, masalah distribusi air masih menjadi perhatian serius. Sumber-sumber kemanusiaan memperkirakan sekitar 80 persen jaringan distribusi air di Gaza mengalami kerusakan akibat konflik berkepanjangan. Kebocoran dan kerusakan pada pipa-pipa air sering terjadi, menyebabkan hilangnya air bersih dan memperlambat proses pemulihan.
"Kami senang air sudah mengalir lagi, tetapi kami masih kesulitan mendapatkannya di rumah. Pipa-pipa banyak yang bocor dan rusak," keluh Fatima, seorang warga Gaza Tengah. Pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan terus berupaya memperbaiki jaringan distribusi air dan memastikan semua warga mendapatkan akses air bersih.
Krisis Air di Gaza: Masalah yang Kian Pelik
Kualitas Air yang Mengkhawatirkan
Sebelum konflik yang lebih intensif, Gaza sudah bergulat dengan krisis air yang parah. Air yang dipompa dari akuifer yang menyusut seringkali memiliki kualitas buruk dan tidak aman untuk dikonsumsi. Kontaminasi air oleh limbah dan air laut telah menjadi masalah yang serius selama bertahun-tahun.
"Kualitas air di Gaza sangat mengkhawatirkan. Banyak anak-anak menderita penyakit akibat minum air yang terkontaminasi," ujar Dr. Ahmed, seorang dokter di sebuah rumah sakit di Gaza. Kondisi ini diperburuk oleh kerusakan infrastruktur akibat konflik, yang menyebabkan lebih banyak limbah mencemari sumber air.
Akses Terbatas Bagi Para Pengungsi
Krisis air ini paling berdampak pada ratusan ribu pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik. Banyak dari mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian yang padat dengan sanitasi buruk dan akses terbatas ke air bersih.
"Kami sangat kesulitan mendapatkan air bersih di kamp pengungsian. Kami harus antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberapa liter air," kata Amina, seorang pengungsi di Gaza Tengah. Organisasi kemanusiaan terus berupaya menyediakan air bersih bagi para pengungsi, tetapi sumber daya yang terbatas membuat upaya ini sangat menantang.
Kantor statistik Palestina mencatat, Mekorot, perusahaan milik negara Israel memasok 22 persen air di Gaza dan Tepi Barat. Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah menanggung biaya pasokan air tersebut.
Otoritas Palestina tetap menjalankan urusan sipil tertentu di Jalur Gaza, meskipun kendali wilayah tersebut direbut oleh Hamas pada tahun 2007. Sumber PBB menggambarkan perbaikan saluran air di Gaza seperti tugas Sisifus dalam mitologi Yunani. "Kami memperbaiki, tetapi kami tidak tahu kapan akan hancur lagi," katanya.
WASH Cluster yang dipimpin PBB melaporkan, sebagian besar pipa air rusak selama serangan militer. Banyak warga Gaza yang tinggal di bawah serangan udara atau di kamp-kamp pengungsian tidak memiliki tempat penyimpanan air. Bagi warga Gaza yang mengungsi di dekat pantai, satu-satunya sumber air seringkali adalah lokasi distribusi sementara atau truk air.
Dampak Kemanusiaan yang Mendalam
Krisis air di Gaza memiliki dampak kemanusiaan yang mendalam. Kekurangan air bersih menyebabkan peningkatan penyakit menular, terutama di kalangan anak-anak. Dehidrasi dan malnutrisi juga menjadi masalah yang serius, terutama bagi kelompok rentan seperti wanita hamil dan orang tua.
"Kami khawatir tentang kesehatan anak-anak kami. Mereka sering sakit karena kekurangan air bersih," kata Khaled, seorang ayah dari tiga anak di Gaza Tengah. Krisis air juga berdampak pada mata pencaharian warga Gaza. Banyak petani tidak dapat mengairi lahan mereka, menyebabkan gagal panen dan hilangnya pendapatan.
Meskipun ada harapan baru dengan mengalirnya kembali air di Gaza Tengah, tantangan yang dihadapi masih besar. Krisis air adalah masalah kompleks dengan akar masalah yang mendalam. Upaya jangka panjang diperlukan untuk memperbaiki infrastruktur air, meningkatkan kualitas air, dan memastikan akses yang adil bagi semua warga Gaza.
Organisasi kemanusiaan dan pemerintah daerah perlu bekerja sama mengatasi krisis ini dan membangun sistem air yang berkelanjutan. Investasi dalam teknologi pengolahan air, perbaikan jaringan distribusi, dan pendidikan kesehatan masyarakat sangat penting untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi warga Gaza. Pemulihan aliran air ini adalah langkah penting, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Menurut data Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 66.288 warga Palestina. Data ini dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
*AFP melaporkan pada Jumat, 3 Oktober 2025, mengenai kembalinya air bersih ke Gaza tengah. *Hampir semua warga Gaza telah mengungsi selama hampir dua tahun perang. Kepadatan penduduk meningkat di Gaza tengah, yang relatif tidak terdampak serangan udara. *Perbaikan pipa air utama membutuhkan waktu karena aktivitas militer dan kehadiran pasukan Israel, serta koordinasi dengan otoritas Israel.