Rencana Damai Gaza Ala Trump, Apa Kata Putin?

Gagasan perdamaian Gaza yang digagas mantan Presiden AS Donald Trump menarik perhatian dunia. Proposal yang terdiri dari 20 poin ini memicu beragam reaksi, termasuk dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Lalu, apa kata Putin soal inisiatif yang dianggap banyak pihak kontroversial ini?
Rencana Damai Gaza Ala Trump: Sekilas Isi Usulan
Mantan Presiden Trump mengklaim proposalnya sebagai solusi komprehensif untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza. Rencana ini merangkum serangkaian langkah yang bertujuan mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Poin-Poin Krusial dalam Usulan Trump
Rencana Trump ini punya beberapa elemen kunci. Dimulai dengan seruan gencatan senjata segera, lalu pembebasan seluruh sandera yang ditahan Hamas dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan terwujud. Imbalannya, Israel diminta membebaskan tahanan Palestina. Pelucutan senjata Hamas jadi syarat mutlak dalam usulan ini, plus penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Usulan ini juga membahas soal pengerahan "pasukan stabilisasi internasional sementara" untuk menjaga keamanan. Ada juga pembentukan otoritas transisi bernama "Dewan Perdamaian," yang secara mengejutkan akan dipimpin sendiri oleh Trump, dengan melibatkan tokoh seperti mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Tak hanya itu, rencana ini menuntut reformasi total terhadap Otoritas Palestina, juga jaminan dari Israel untuk tidak menyerang Qatar, yang selama ini jadi penengah konflik. Rencana ekonomi untuk memacu pertumbuhan di Gaza juga dimasukkan, berikut jaminan keamanan yang diberikan AS dan negara-negara regional. Warga Gaza yang mengungsi dijanjikan kesempatan untuk kembali, tapi tanpa paksaan bagi mereka yang ingin menetap di tempat lain.
Dalam usulan Trump, Gaza akan dikelola pemerintahan transisi. Mantan anggota Hamas punya opsi untuk tetap tinggal dan ikut serta dalam pemerintahan baru, atau diberi jalan aman untuk pindah ke negara lain. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus menyetop semua operasi militer begitu kesepakatan tercapai dan menyerahkan wilayah yang sudah direbut. Israel juga mesti berjanji tidak akan menduduki atau mencaplok wilayah Gaza. Lebih jauh, rencana itu menjamin bantuan dari lembaga internasional bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan.
Respon Vladimir Putin: Dukungan dengan Catatan
Presiden Rusia Vladimir Putin ikut menanggapi rencana perdamaian Gaza dari Trump. Putin menyatakan dukungan, tetapi dengan sejumlah syarat penting.
Syarat dari Putin: Negara Palestina Harus Terbentuk
Putin menekankan, setiap rencana perdamaian harus berujung pada pembentukan negara Palestina yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel. "Rusia selalu mendukung pembentukan dua negara – baik Israel maupun negara Palestina. Dan hal ini, menurut saya, adalah kunci solusi akhir bagi konflik Palestina-Israel," tegas Putin dalam sebuah forum diskusi di Sochi, Rusia.
Putin sedikit optimistis dengan usulan Trump, menyebutnya sebagai "cahaya di ujung terowongan." Meski begitu, ia mengingatkan bahwa diplomasi sepihak dari Barat yang sering mengabaikan sejarah, tradisi, dan budaya masyarakat setempat, tak akan membawa damai. Pandangan Palestina, negara-negara regional, dan Hamas harus diperhatikan dalam perjanjian apa pun.
"Penting bagi kami bahwa Hamas juga mendukungnya, bahwa pemerintahan Palestina mendukungnya," imbuh Putin.
Ultimatum Trump untuk Hamas
Selain meluncurkan rencana perdamaiannya, Trump juga memberikan tekanan kepada Hamas dan rakyat Palestina untuk menyetujui usulan tersebut. Bahkan, ia memberikan tenggat waktu yang tegas.
Ancaman Trump Jika Usulan Ditolak
Trump memberikan ultimatum kepada Hamas, memberi waktu hingga Minggu malam pukul 18.00 waktu Washington D.C. untuk menyetujui rencananya. "Jika kesepakatan KESEMPATAN TERAKHIR ini tidak tercapai, NERAKA total, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan melanda Hamas," tulis Trump di media sosialnya.
Ia mengancam akan memburu dan membunuh para pejuang Hamas jika kesepakatan tidak tercapai. "Sebagian besar pejuang Hamas terkepung dan terperangkap secara militer, hanya menunggu saya memberi perintah, 'pergi,' agar nyawa mereka segera dihabisi. Sedangkan sisanya, kami tahu di mana dan siapa Anda, dan Anda akan diburu, dan dibunuh," tegas Trump.
Trump juga mendesak warga Palestina yang tak bersalah untuk mengungsi dari area yang berpotensi jadi zona konflik, menuju wilayah Gaza yang lebih aman. "Saya meminta agar semua warga Palestina yang tidak bersalah segera meninggalkan daerah yang berpotensi menjadi tempat kematian besar di masa depan ini dan menuju wilayah Gaza yang lebih aman. Semua orang akan dirawat dengan baik oleh mereka yang siap membantu," kata Trump.
Usulan Trump dan reaksi Putin menunjukkan betapa kompleksnya upaya perdamaian di Gaza. Sementara sebagian orang melihat rencana Trump sebagai secercah harapan, yang lain meragukan efektivitasnya tanpa mempertimbangkan pandangan semua pihak terkait, termasuk Hamas dan pemerintah Palestina. Masa depan rencana perdamaian ini bergantung pada kemauan semua pihak untuk berkompromi dan bekerja sama menuju solusi yang adil dan berkelanjutan.