TERBARU

Kisah di Balik Layar The Visitor, Horor dari Palestina yang Bikin Merinding

Kisah di Balik Layar The Visitor, Horor dari Palestina yang Bikin Merinding


"The Visitor": Ketika Horor Palestina Menyentuh Realita

Sebuah film horor berjudul "The Visitor" sedang mencuri perhatian para penggemar sinema. Lebih dari sekadar jumpscare, film ini berjanji menyajikan pengalaman mendalam yang merefleksikan kehidupan di Palestina. Mari kita intip kisah di balik produksi film penuh ambisi dan tantangan ini.

Inspirasi di Balik "The Visitor": Lebih dari Sekadar Horor

Mengangkat Kisah Rakyat Palestina ke Layar Lebar

"The Visitor" mengambil akar dari kekayaan tradisi dan legenda Palestina. Film ini mencoba menyatukan elemen horor dengan isu-isu sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat Palestina. Alur cerita berpusat pada seorang pemuda Yerusalem yang berjuang menyelamatkan keluarganya dari Ghouleh, iblis perempuan dari mitos kuno. Sosok Ghouleh menjadi metafora kuat untuk berbagai tantangan dan ketakutan yang menghantui kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut.

Rolla Selbak: Perjuangan Mewujudkan Mimpi di Balik Layar

Di balik "The Visitor" ada Rolla Selbak, seorang sineas yang menulis naskah film ini pada awal tahun 2023. Selbak ingin menyuarakan kisah yang dekat dengan hatinya, menggabungkan horor dengan realita Palestina. Awalnya, ia berencana mempresentasikan naskahnya di American Film Market (AFM), namun tragedi 7 Oktober sempat membuatnya ragu.

"Di AFM, saya mendapat dukungan luar biasa. Banyak yang menyampaikan simpati dan ketertarikan pada proyek ini," ungkap Selbak. "Namun, menemukan pihak yang bersedia mendanai film ini ternyata tidak mudah," lanjutnya, menggambarkan betapa beratnya perjuangan tersebut.

Bahkan, Selbak sempat kehilangan agensinya, CAA. Meski begitu, semangatnya tak padam. Ia meyakini inilah saat yang tepat untuk menceritakan kisah rakyatnya.

Tantangan Produksi dan Dukungan Industri

Tragedi dan Dukungan Moral: Kombinasi Pahit Manis

Produksi "The Visitor" bukan tanpa halangan. Selain masalah pendanaan, Selbak juga harus menghadapi dampak emosional dari konflik di Palestina. Tragedi 7 Oktober menjadi pukulan berat, tetapi juga memotivasinya untuk terus berkarya.

"Dukungan moral dari teman-teman dan kolega sangat berarti bagi saya," kata Selbak. "Mereka meyakinkan saya bahwa cerita ini penting untuk diceritakan."

Watermelon Pictures: Secercah Harapan

Setelah melewati berbagai rintangan, "The Visitor" akhirnya mendapat dukungan penuh dari Watermelon Pictures. Rumah produksi yang dikenal karena komitmennya pada film independen dan isu sosial ini sebelumnya mendukung film Palestina pertama yang masuk nominasi Oscar, "From Ground Zero." Kehadiran Watermelon Pictures sebagai produser eksekutif menjadi angin segar.

"Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari proyek ini," ujar perwakilan Watermelon Pictures. "Kami percaya 'The Visitor' memiliki potensi besar untuk menyentuh hati penonton dan membuka dialog tentang realitas di Palestina."

Bintang di Depan dan Belakang Layar "The Visitor"

Kolaborasi Bakat: Ahmed Shihab-Eldin dan Plestia Alaqad

Selain Rolla Selbak sebagai penulis dan sutradara, "The Visitor" diperkuat oleh tim produksi dan pemain yang bertalenta. Jurnalis Ahmed Shihab-Eldin, nomine Emmy untuk program "The Stream" (2012), bergabung sebagai produser dan aktor. Kehadirannya menambah kredibilitas dan pengalaman tim. Sementara itu, Plestia Alaqad akan melakukan debut layar lebar melalui proyek ini. Kombinasi aktor berpengalaman dan pendatang baru menjanjikan dinamika menarik.

Visi Rolla Selbak: Lebih dari Sekadar Menakut-nakuti

"Visi Rolla Selbak sangat unik, mengerikan, dan menandai terobosan baru yang berani dalam film bergenre untuk sinema Palestina," ungkap Munir Atalla, Kepala Produksi dan Akuisisi Watermelon Pictures. "Kami sangat senang terlibat dan membawa tim kami yang penuh semangat ke proyek ini."

Selbak sendiri menekankan bahwa "The Visitor" lebih dari sekadar film horor. Ia berharap film ini menjadi refleksi kehidupan di bawah tekanan dan penjajahan.

Harapan di Balik "The Visitor"

"The Visitor" dijadwalkan syuting di Yordania selama 25 hari mulai tahun 2026. Produksi ini bekerja sama dengan Imaginarium (Yordania) serta Black Poppy Productions. Film ini diharapkan menjadi jendela bagi dunia untuk memahami kehidupan dan perjuangan masyarakat Palestina.

"Kami berharap 'The Visitor' membangkitkan empati dan membuka dialog tentang isu-isu penting," kata Selbak. "Film ini adalah suara kami, suara rakyat Palestina."

"The Visitor" bukan sekadar film horor, melainkan karya seni yang berani dan bermakna. Film ini diharapkan memberikan pengalaman mendebarkan sekaligus menggugah kesadaran tentang realitas yang sering terabaikan. Dengan tim produksi solid dan visi yang jelas, "The Visitor" berpotensi menjadi film tak terlupakan dan memberikan kontribusi positif bagi sinema Palestina dan dunia.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment