Reaksi Keras Pejabat Israel Usai Inggris dan Kanada Pertimbangkan Negara Palestina

Pengakuan Negara Palestina oleh Inggris, Kanada, dan Australia Picu Reaksi Keras dari Israel
Pengakuan resmi negara Palestina oleh Inggris, Kanada, dan Australia berbuntut panjang. Sejumlah pejabat tinggi Israel meradang dan menyerukan tindakan balasan yang drastis, termasuk wacana aneksasi wilayah Tepi Barat serta pembubaran Otoritas Palestina. Langkah ini dinilai semakin memperkeruh upaya internasional untuk mewujudkan solusi dua negara.
Reaksi Keras Para Menteri Israel
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menjadi garda depan dalam menyuarakan ketidakpuasan mereka. Keduanya lantang mengkritik keputusan Inggris, Kanada, dan Australia, serta mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk bertindak tegas.
Itamar Ben Gvir Serukan Aneksasi dan Pembubaran Otoritas Palestina
"Pengakuan Inggris, Kanada, dan Australia atas negara Palestina... membutuhkan tindakan balasan segera," tegas Itamar Ben Gvir dalam pernyataan resminya, Minggu (21/9/2025). Ia menyerukan "penerapan kedaulatan yang cepat di Yudea dan Samaria, serta pembubaran penuh Otoritas Palestina."
Yudea dan Samaria, sebutan Israel untuk wilayah pendudukan Tepi Barat, menjadi fokus utama Ben Gvir. Ia berencana mengajukan proposal dalam sidang kabinet mendatang agar wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari otoritas pemerintah Israel. Langkah ini diprediksi akan memicu perdebatan sengit di kalangan menteri, mengingat implikasinya yang berpotensi memperburuk konflik dan menghancurkan harapan perundingan damai. "Saya bermaksud mengajukan proposal penerapan kedaulatan pada rapat kabinet mendatang," imbuhnya.
Bezalel Smotrich Mendesak Netanyahu Ambil Sikap Tegas
Senada dengan Ben Gvir, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga menyuarakan seruan untuk aneksasi Tepi Barat. Melalui platform X, Smotrich mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mengambil sikap tegas menyusul pengakuan resmi negara Palestina oleh Inggris dan negara-negara lainnya.
"Masa-masa ketika Inggris dan negara-negara lain menentukan masa depan kita sudah berakhir," tulis Smotrich. "Mandat telah berakhir, dan satu-satunya respons terhadap langkah anti-Israel ini adalah kedaulatan atas tanah air bersejarah orang-orang Yahudi di Yudea dan Samaria, dan menghapus selamanya kebodohan negara Palestina dari agenda."
Smotrich menekankan pentingnya kedaulatan Israel atas Tepi Barat dan mendesak Netanyahu untuk mencoret ide negara Palestina dari agenda politik. Tekanan kuat dari dalam pemerintahan Israel ini mengindikasikan potensi tindakan yang lebih agresif terhadap Palestina. "Tuan Perdana Menteri, waktunya sekarang dan ada di tangan Anda," tegasnya.
Pengakuan Negara Palestina: Langkah Maju atau Bumerang?
Keputusan Inggris, Kanada, dan Australia mengakui negara Palestina menjadi sorotan dunia. Masing-masing negara memiliki pandangannya sendiri:
Pengumuman Resmi dari Inggris
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer secara resmi mengumumkan pengakuan Inggris terhadap negara Palestina. "Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina," ungkap Starmer di X.
Australia Juga Umumkan Pengakuan
Australia menyusul dengan pengumuman serupa. Perdana Menteri Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Penny Wong mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan pengakuan Australia terhadap negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. "Dengan demikian, Australia mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri," bunyi pernyataan tersebut.
Australia memandang pengakuan ini sebagai bagian dari "upaya internasional terkoordinasi untuk membangun momentum baru bagi solusi dua negara, dimulai dengan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera yang disandera dalam kekejaman 7 Oktober 2023."
Kanada Ikut Bergabung dalam Barisan
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, turut mengumumkan pengakuan resmi Kanada terhadap negara Palestina. "Kanada mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun janji masa depan yang damai bagi Negara Palestina dan Negara Israel," kata Carney melalui X.
Pengakuan negara Palestina oleh Inggris, Kanada, dan Australia disambut baik oleh para pendukung solusi dua negara. Namun, reaksi keras dari Israel menunjukkan jalan panjang dan terjal menuju perdamaian. Dampak jangka panjang dari pengakuan ini terhadap stabilitas politik dan keamanan kawasan masih menjadi tanda tanya besar. Dibutuhkan dialog dan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik yang telah berlangsung lama ini.