Berlin Membara, Ribuan Orang Padati Jalanan Bela Palestina!
Berlin bergejolak pada Sabtu (13/9/2025), saat ribuan orang tumpah ruah ke jalanan menyuarakan dukungan bagi Palestina. Aksi massa yang terpusat di depan Gerbang Brandenburg, ikon kota tersebut, menjadi sorotan utama dan disebut-sebut sebagai demonstrasi pro-Palestina terbesar yang pernah terjadi di Jerman dalam beberapa bulan terakhir.
Para demonstran menyampaikan tuntutan tegas: hentikan apa yang mereka sebut sebagai "genosida di Gaza" dan segera setop suplai senjata ke Israel.
Aksi Dipicu Eskalasi Konflik
Gelombang demonstrasi ini merupakan respons terhadap meningkatnya konflik di Gaza. Ribuan nyawa melayang, mayoritas warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak. Kondisi kemanusiaan yang terus memburuk memicu kemarahan global, termasuk di Jerman. Aksi ini adalah puncak dari serangkaian protes skala kecil yang sebelumnya telah berlangsung di berbagai kota di Jerman. Sentimen publik yang kian kuat terhadap penderitaan warga Palestina, ditambah seruan dari berbagai organisasi masyarakat sipil, menjadi pendorong utama demonstrasi besar di Berlin.
Tuntutan Lantang dari Jalanan Berlin
Massa aksi membawa sederet tuntutan utama yang ditujukan kepada pemerintah Jerman dan komunitas internasional, merefleksikan keprihatinan mendalam terhadap situasi kemanusiaan di Gaza dan peran negara-negara Barat dalam konflik tersebut.
Stop "Genosida" di Gaza
Tuntutan paling mendasar adalah penghentian segera "genosida" terhadap rakyat Palestina di Gaza. Para demonstran mendesak PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas demi menghentikan kekerasan dan melindungi warga sipil. Mereka berpendapat bahwa tindakan militer Israel di Gaza telah melampaui batas proporsionalitas dan melanggar hukum humaniter internasional.
Embargo Senjata untuk Israel
Selain seruan penghentian kekerasan, para demonstran juga mendesak pemerintah Jerman untuk memberlakukan embargo senjata penuh ke Israel. Mereka berpendapat bahwa penjualan senjata Jerman secara tidak langsung berkontribusi pada konflik dan memungkinkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.
"Tidak melarang penjualan senjata tersebut sama saja dengan mendukung genosida di Gaza," tegas Marie Atwan, seorang mahasiswa 20 tahun yang datang dari Hamburg untuk bergabung dalam demonstrasi. Ia menambahkan bahwa pemerintah Jerman memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan suplai senjata yang dapat digunakan untuk membunuh warga sipil.
Perbedaan Angka Peserta Aksi
Jumlah peserta demonstrasi menjadi perdebatan. Kepolisian Berlin memperkirakan sekitar 12.000 orang ikut serta. Sementara itu, partai sayap kiri ekstrem BSW, yang menginisiasi demonstrasi, mengklaim jumlahnya mencapai 20.000 orang. Terlepas dari perbedaan angka, demonstrasi ini menarik partisipasi yang signifikan dan menjadi salah satu aksi pro-Palestina terbesar yang pernah terjadi di Jerman dalam beberapa bulan terakhir.
Suara Solidaritas Bergema
Para demonstran menyampaikan berbagai alasan yang mendorong mereka turun ke jalan. Selain menuntut penghentian kekerasan dan embargo senjata, banyak dari mereka menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan mengecam standar ganda yang diterapkan negara-negara Barat dalam menyikapi konflik Israel-Palestina. "Kami berdiri bersama rakyat Palestina yang telah menderita selama bertahun-tahun akibat pendudukan dan blokade," ujar seorang demonstran yang menolak menyebutkan namanya.
Respons Pemerintah Jerman
Pemerintah Jerman belum memberikan respons resmi terhadap demonstrasi tersebut. Namun, Kanselir Friedrich Merz sebelumnya telah mengumumkan embargo senjata sebagian pada bulan Agustus, menghentikan ekspor peralatan militer yang dapat digunakan di Jalur Gaza. "Ini adalah langkah yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa senjata Jerman tidak digunakan untuk melanggar hukum humaniter internasional," ujar Kanselir Merz. Namun, para demonstran menganggap embargo senjata sebagian tersebut tidak cukup dan mendesak pemerintah untuk memberlakukan embargo senjata penuh ke Israel.
Beberapa politisi dari partai oposisi mengkritik demonstrasi tersebut dan menuduh para demonstran menyebarkan ujaran kebencian dan anti-Semitisme. Mereka berpendapat bahwa aksi pro-Palestina seringkali disusupi oleh elemen-elemen radikal yang menggunakan isu Palestina untuk menyerang negara Israel dan komunitas Yahudi.
Aksi demonstrasi di Berlin menyoroti polarisasi yang mendalam dalam masyarakat Jerman terkait konflik Israel-Palestina. Sementara banyak orang menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menuntut penghentian kekerasan, yang lain berpendapat bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dan menuduh para pengkritiknya anti-Semit.