TERBARU

ASEAN, Harapan Baru untuk Palestina di Tengah Dukungan Global?

ASEAN, Harapan Baru untuk Palestina di Tengah Dukungan Global?


Di tengah perubahan dukungan global, ASEAN punya potensi besar untuk berkontribusi nyata bagi kemerdekaan Palestina. Lebih dari sekadar pernyataan solidaritas, langkah konkret diperlukan agar Palestina bisa diakui penuh sebagai negara berdaulat.

Indonesia dan ASEAN: Kekuatan Pendukung Palestina

Rekam Jejak Indonesia

Indonesia telah lama dikenal sebagai pembela setia Palestina. Penolakan terhadap segala bentuk penjajahan, yang tertuang dalam konstitusi, menjadi landasan moral dan politik yang kuat. Kiprah aktif Indonesia di forum internasional seperti OKI, Gerakan Non-Blok, dan PBB, memberikan kredibilitas dan jaringan luas untuk menyuarakan aspirasi Palestina. Konsistensi Indonesia mengangkat isu kemanusiaan di berbagai forum mengukuhkan posisinya sebagai pembela hak-hak Palestina.

Peran Strategis ASEAN

ASEAN, yang sering dianggap fokus pada isu internal kawasan, sebenarnya punya peran strategis penting. Mayoritas negara anggotanya telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, fondasi politik yang kokoh untuk tindakan lebih lanjut. Posisi strategis ASEAN bisa menjembatani perbedaan pandangan antara negara-negara Barat yang mulai berubah sikap dengan negara-negara Global South yang sejak lama mendukung Palestina. "ASEAN punya potensi besar menjadi katalisator perdamaian," kata Dr. Rizal Sukma, mantan Duta Besar Indonesia untuk Inggris, saat dihubungi. "Kuncinya adalah kemauan politik dan koordinasi yang kuat antar negara anggota."

Langkah Konkret ASEAN untuk Palestina

Penyusunan Peta Jalan Pengakuan Internasional

Penyusunan peta jalan (roadmap) untuk mendukung pengakuan penuh Palestina di tingkat internasional adalah langkah krusial. Upaya ini lebih dari sekadar pernyataan bersama; butuh koordinasi aktif di forum PBB dan dukungan untuk keanggotaan penuh Palestina yang selama ini terhambat hak veto di Dewan Keamanan. ASEAN bisa mulai dengan memperkuat konsensus di antara anggotanya dan membangun koalisi lebih luas dengan mitra dialog seperti Uni Eropa. "Peta jalan yang jelas akan memberi arah terukur dan terencana untuk mencapai pengakuan internasional," kata Profesor Hikmahanto Juwana, pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia.

Mekanisme Bantuan Kemanusiaan Berkelanjutan

ASEAN punya peluang membentuk mekanisme bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina. Pembentukan koridor kemanusiaan ASEAN, misalnya, bisa menjadi saluran distribusi bantuan yang kredibel dan terkoordinasi dengan badan-badan PBB. Hal ini sangat penting mengingat situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza dan Tepi Barat, di mana jutaan orang kekurangan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan. Jika ASEAN bisa memastikan kelancaran aliran bantuan meski konflik meningkat, kredibilitas kawasan akan meningkat signifikan.

Diplomasi Multilateral yang Diperkuat

Diplomasi multilateral perlu diperkuat dengan melibatkan berbagai pihak. ASEAN bisa berperan sebagai fasilitator dialog antara negara-negara Eropa yang mendukung pengakuan Palestina, OKI, dan negara-negara Global South. Format dialog informal yang diselenggarakan di Jakarta atau ibu kota negara ASEAN lainnya bisa menciptakan platform alternatif di luar dominasi Amerika Serikat yang selama ini memonopoli proses perdamaian. Dengan menghadirkan berbagai pihak dengan kepentingan berbeda dalam satu meja, ASEAN bisa mengisi kekosongan diplomasi.

Tantangan dan Hambatan

Fragmentasi Internal Palestina

Salah satu tantangan utama adalah fragmentasi internal Palestina antara Fatah dan Hamas. Selama kedua faksi ini belum mampu menyatukan strategi politik yang jelas, Israel akan punya alasan untuk menolak proses negosiasi yang konstruktif.

Kebijakan Israel

Kebijakan Israel yang terus memperluas permukiman di Tepi Barat dan menekan Gaza semakin mempersulit solusi dua negara. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan menjadi penghalang utama bagi perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Pengaruh Amerika Serikat

Pengaruh Amerika Serikat juga merupakan faktor yang tak bisa diabaikan. Meskipun sebagian sekutu Barat mulai menunjukkan perubahan sikap, Washington masih berperan dominan dan sering menggunakan hak veto untuk melindungi Israel di Dewan Keamanan PBB.

Strategi Jangka Panjang yang Realistis

Dalam situasi seperti ini, ASEAN perlu merumuskan strategi jangka panjang yang realistis. Fokus tidak harus langsung pada penyelesaian final, tetapi pada langkah-langkah yang bisa memperkuat posisi Palestina di mata dunia dan mengurangi penderitaan sipil di lapangan. Setiap pengakuan baru, setiap bantuan kemanusiaan yang sampai pada mereka yang membutuhkan, dan setiap forum diplomasi yang dibuka akan menambah tekanan politik terhadap status quo yang merugikan Palestina.

Peran Indonesia dalam Memimpin Upaya

Penunjukan Utusan Khusus

Indonesia punya peluang besar untuk memimpin upaya ini. Penunjukan utusan khusus yang memiliki mandat penuh untuk isu Palestina bisa menjadi langkah awal. Utusan ini bisa memimpin diplomasi politik sekaligus memastikan koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar upaya kemanusiaan dan diplomasi berjalan seiring.

Koordinasi dengan OKI

Koordinasi dengan OKI juga menjadi kunci. Sebagai anggota penting OKI, Indonesia bisa mendorong terbentuknya posisi bersama yang lebih kuat antara organisasi ini dan ASEAN. Jika dua blok besar dunia Islam dan Asia Tenggara mampu menyatukan langkah, pengaruh politiknya akan jauh lebih besar, terutama dalam menghadapi veto negara-negara besar di PBB.

Pemanfaatan Leverage Ekonomi ASEAN

Leverage ekonomi ASEAN tidak boleh diabaikan. Kawasan ini adalah salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia, dengan daya tarik investasi yang besar. Posisi tersebut bisa digunakan untuk mendesak mitra dagang mendukung langkah-langkah kemanusiaan dan hukum internasional yang lebih tegas terhadap pelanggaran di wilayah pendudukan Palestina. Berdasarkan data Bank Dunia, total PDB ASEAN mencapai lebih dari 3 triliun dolar AS pada tahun 2023. Kekuatan ekonomi ini memberikan ASEAN pengaruh yang signifikan dalam forum internasional.

Kesimpulan: Momentum yang Tidak Boleh Dilewatkan

Momentum yang muncul dari pergeseran sikap sebagian negara Barat tidak akan bertahan selamanya. Jika dibiarkan berlalu begitu saja, peluang untuk mempercepat pengakuan penuh Palestina bisa kembali menguap. ASEAN perlu membuktikan bahwa kawasan ini mampu melampaui reputasi sebagai pengamat pasif dan menjadi penggerak nyata.

Kemerdekaan penuh Palestina dan perdamaian di Timur Tengah mungkin tidak akan terwujud dalam satu langkah. Tetapi setiap tindakan kecil yang konsisten akan memperkuat posisi tawar Palestina dan mempersempit ruang bagi kekerasan yang terus berulang. Dunia sedang membuka pintu yang jarang terbuka: pintu menuju legitimasi internasional yang lebih kuat bagi Palestina. Indonesia dan ASEAN punya kesempatan emas untuk berdiri di depan dalam mendorong proses ini. Jika kawasan ini berani mengambil peran yang lebih besar, sejarah akan mencatat Asia Tenggara sebagai aktor yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak untuk kemanusiaan dan keadilan di panggung global. Momentum ini terlalu berharga untuk dilewatkan.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment