TERBARU

Pentingnya Peran Keluarga Menurut Islam

Pentingnya Peran Keluarga Menurut Islam
Pentingnya Peran Keluarga Menurut Islam

Qumedia - Sebelum anak mengenal dunia sekitarnya, yang pertama kali ia kenal adalah keluarga, karena hal itulah keluarga menjadi yang pertama juga paling utama dalam memberikan pengaruh terhadap anak. Keluargalah yang dapat memberi warna dalam kehidupan seorang anak, baik sikap, budi pekerta atau tradisi rutinitas lainnya. Keluarga jugalah tempat di mana seorang anak mendapatkan tempaan pertama, kemudian mengahasilkan baik buruknya kehidupan setelah itu di masyarakat. Maka tidak salah jika keluarga merupakan bagian penting dalam menentukan baik-buruknya seorang anak.[1]

Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama untuk anak-anak mereka, sebab dari mereka anak mulai menerima pendidikan. Keluarga dan pendidikan tidak bisa dipisah, sebab sejauh ini sudah dianggap jika keluarga satu diantara dari Tri Pusat Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan secara kodrati.

Oleh karena itu, keluarga memilik nilai stategis dalam memberikan pendidikan nilai kepada anak terutama pendidikan nilai ilahiyah.[2] Pendidikan keluarga memiliki posisi strategis dalam membentuk kepribadian dan karakter anak. Sejak dari kecil anak telah mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, melalui keteladanan dan pola hidup setiap hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberi dan bagaimana pola hidup orang tua setiap hari dalam keluarga dapat memengaruhi dalam perubahan jiwa anak. Keteladanan serta rutinitas yang orang tua hadirkan dalam berlaku dan berperangai tidak lepas dari perhatian serta penilaian anak dalam perkembangan jiwa anak. Keteladanan dan kebiasaan yang orang tua ditampilkan dalam bersikap dan berperilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak.[3]

Seperti dalam sabda Rosulullah SAW:

Dari Abu HurairahhR.A berkata, Rasulullah SAW telah bersabda:

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتِجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

Artinya : “Tidaklahhsetiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atauuMajusi. Seperti hewan melahirkan anaknyaa yang sempurna, apakah kalianmelihat darinya buntung (padaatelinga)?” (HR.Bukhori)

Implementasi pendidikan agama kepada anak di dalam keluarga dipengaruhi oleh terdapatnya dorongan dari anak tersebut dan ada dorongan keluarga. Tiap-tiap orang menginginkan rumah tangga yang aman,tentram dan sejahtera. Dalam kehidupan keluarga, tiap keluarga menginginkan anak-anaknyanmenjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak sebagai amanat AllahhSWT ke orang tuanya untuk diasuh, dipiara, dan di-didik dengan sebaik-baiknya.

Dengan demikian orang tua menurut pandangan Islam mempunyai peran penting dalam pendidikan anak-anaknya, baik sebagai orang tua sekaligus guru. Keluarga sebagai sarana yang dapat menyiapkan keperluan biologis anak, serta sekaligus memberinya pengajarannya hingga menciptakan pribadi-pribadi yang bisa hidup dalam masyarakat sekalian menerima dan memproses dan mewarisi kebudayaannya. Keluarga adalah pendidikan pertama dan memiliki sifat alami yang disiapkan untuk jalani tahapan-tahapan perubahan untuk masuk ke dunia orang dewasa. Karena itu keluarga harus ditolong dan terbangun kesakinahannya untuk melindungi kelangsungan pendidikan anak-anak, dan hari esok semua bagian keluarga. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman!!Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikatt yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakannapa yang diperintahkan”

Keluarga merupakan kesatuan masyarakat yang paling kecil yang beranggotakan seoarang suami, istri anak. Keluargalah yang memberikan pendidikan yang paling mendasar bagis seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu pembinaan keluarga dalam islam merupakan agenda yang tidak mengenal kata akhir, melainkan agenda yang senantiasa berkelanjutan. Sebab itulah islam sangat memandang penting terhadap perkembangan keluarga yang didasari oleh nilai-nilai keluarga. Perkawinan atau nikah adalah adh-dhamu wal jama’i artinya menggabungkan dan mempersatukan. Definisi ini diungkapkan oleh para fuqoha ketika mendefinisikan nikah secara bahasa. Yang dimaksud adalah mempersatukan cita, rasa, dan karsa antara dua orang lawan jenis.[4]

Keluarga pada hakikatnya adalah tempat pertama menyampaikan risalah Islam. Ketika pertama kali mendapat wahyu, nabi Muhammad diperintahkan untuk berdakwah secara diam-diam (da’wah as-sirr) dan yang pertama menjadi sasaran dakwah Nabi adalah keluarga atau kerabat terdekat. Maksudnya adalah perintah untuk memperingatkan keluarga terdekat akan siksa Allah, dan kerasnya azab-Nya bagi orang-orang yang ingkar kepada seruan-Nya dan menyekutukan Allah swt.[5]

Pendidikan dalam keluarga memiliki pengaruh penting dalam mendidik anak. Hal tersebut memiliki pengaruh positif dimana lingkungan keluarga memberikan dorongan, dan memberikan motivasi dan stimulus anak untuk menerima, meyakini, memahami serta dapat mengamalkan ajaran islam. Apabila di lingkungan keluarganya mempunyai pengaruh lingkungan negatif yaitu lingkungan yang menghalangi-halangi dan kurang menunjang anak untuk memahami, menerima, meyakini serta mengamalkan ajaran agama islam. Seharusnya pendidikan agama itu berdasarkan keimanan, karena sesungguhnya iman merupakan dasar bagi pendidikan yang benar, karena akan mencapai akhlak mulia.[6]

Kedua orang tua mepunyai peran sentral bagi pendidikan agama dalam prespektif luas itu kepada anak-anaknya di rumah, baik melalui proses keteladanan sikap dan juga perilaku di dalam semua aspeknya. Menjadi orang tua dikaitkan dengan pendidikan agama atau beragama menjadi tidak mudah, yangnya diperlukan kematangan pribadi dan kesalehan perilaku. Bahkan dari anak belum lahir hingga lahir dan tumbuh besar, kedua orang tua harus terus memberikan pendidikan itu sesuai dengan aturan Islam. Qumedia

Referensi 

[1] Mahmud. dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Pertama, 2013), hlm. 127.

[2] Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 22.

[3] Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 24-25.

[4] Imas Rosyanti, Esensi Al-Qur’an, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet. Ke-1, hlm. 161.

[5] Abdul Basir, Model Pedidikan Keluarga Qur’ani; Studi Surah Ali Imran dan Luqman, (Banjarmasin: Antasari Press, 2015), hlm. 24.

[6] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 319-320.

Ditulis oleh: Asfi Nurillah
Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment