Trump Datang ke Malaysia, Gelombang Protes Menggema?
Kedatangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke Malaysia pada Sabtu, 26 Oktober 2025, langsung disambut gelombang unjuk rasa. Berbagai elemen masyarakat di Kuala Lumpur turun ke jalan, menyuarakan protes atas beragam isu, dari kebijakan luar negeri hingga persoalan dalam negeri. Aksi yang semula direncanakan di Ampang Park, akhirnya dipusatkan di Dataran Merdeka, menjadi fokus perhatian publik dan aparat keamanan.
Aksi "Bantah Trump" di Dataran Merdeka
Sejak pukul 09.30 waktu setempat, Dataran Merdeka sudah dipenuhi demonstran yang menamakan diri "Himpunan Bantah Trump". Ratusan orang dari berbagai latar belakang berkumpul, meluapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan dan tindakan yang mereka anggap merugikan. Aksi berlangsung damai di bawah pengawasan ketat kepolisian Malaysia. Bendera Palestina berkibar di antara kerumunan, beriringan dengan spanduk dan poster berisi kecaman terhadap kekerasan di Gaza. Sesekali, orasi lantang menggema, menyerukan pengakhiran pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina.
"Kami di sini untuk menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina yang tertindas," kata Sarah, salah seorang koordinator aksi, di tengah kerumunan demonstran. Ia menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya tentang Palestina, melainkan juga penolakan terhadap segala bentuk ketidakadilan dan imperialisme.
Tuntutan yang Lebih Luas
Aspirasi para demonstran tak terbatas pada isu Palestina. Berbagai isu lain turut disuarakan, mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah AS. Sejumlah demonstran membawa poster yang mengkritik kebijakan ekonomi Trump, yang dinilai merugikan negara berkembang. Ada pula yang menolak intervensi AS dalam urusan dalam negeri negara lain.
"Kami menuntut agar AS menghentikan dukungannya terhadap Israel dan mengakhiri blokade ilegal terhadap Gaza," seru Ahmad, seorang mahasiswa peserta aksi. Ia menekankan bahwa AS memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia di Palestina. "Kami juga menolak campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Malaysia dan negara-negara lain," tambahnya.
Isu lingkungan juga tak luput dari perhatian. Beberapa aktivis lingkungan bergabung dalam aksi, membawa spanduk yang menyerukan tindakan lebih serius dari AS dalam mengatasi perubahan iklim. Mereka mengecam kebijakan Pemerintah AS yang dianggap menghambat upaya global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Alasan Pemindahan Lokasi Demonstrasi
Perpindahan lokasi demonstrasi dari Ampang Park ke Dataran Merdeka memicu pertanyaan publik. Kepolisian Kuala Lumpur memberikan penjelasan, menekankan alasan keamanan sebagai pertimbangan utama. Komisaris Datuk Fadil Marsus menjelaskan bahwa Ampang Park terlalu dekat dengan zona merah, area yang aktif digunakan oleh para pejabat delegasi KTT ASEAN ke-47.
"Kami menyarankan pemindahan demonstrasi ke Dataran Merdeka karena alasan keamanan. Ampang Park berjarak sekitar 50 meter dari zona merah, yang berpotensi menimbulkan gangguan dan risiko," jelas Komisaris Fadil Marsus. Ia menambahkan bahwa Dataran Merdeka dinilai lebih aman dan terkendali untuk aksi demonstrasi. Pihaknya telah berkoordinasi dengan penyelenggara untuk memastikan aksi berlangsung tertib dan aman.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghormati hak setiap orang untuk menyampaikan pendapat, asalkan dilakukan secara damai dan sesuai hukum. Mereka berjanji menjaga keamanan dan ketertiban selama kunjungan Presiden Trump.
Sambutan PM Anwar Ibrahim dan Imbauan Ketenangan
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyambut langsung kedatangan Presiden Trump. Pertemuan kedua pemimpin diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara Malaysia dan Amerika Serikat. Dalam pernyataan resminya, PM Anwar Ibrahim berharap kunjungan Presiden Trump membawa manfaat bagi kedua negara, terutama di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
"Kami menyambut baik kunjungan Presiden Trump ke Malaysia. Kami berharap pertemuan ini dapat memperkuat kerja sama antara Malaysia dan Amerika Serikat di berbagai bidang," ujar PM Anwar Ibrahim. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban selama kunjungan Presiden Trump.
"Masyarakat diingatkan untuk mematuhi hukum sesuai dengan nilai-nilai demokrasi yang berlaku di negara kita demi menjamin ketertiban dan keamanan publik," imbaunya. Pemerintah Malaysia berkomitmen memastikan keamanan dan kelancaran kunjungan Presiden Trump, serta menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat secara damai dan bertanggung jawab.
Kunjungan Donald Trump ke Malaysia, meski diwarnai aksi protes, tetap menjadi momentum penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Dialog dan kerja sama antara Malaysia dan Amerika Serikat diharapkan terus ditingkatkan di masa depan, membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan kawasan secara keseluruhan. Kunjungan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, dengan agenda pertemuan bilateral dan partisipasi dalam forum ekonomi regional.