Solidaritas Global, Siapa Saja yang Berdiri Bersama Palestina?

Solidaritas global terus mengalir untuk Palestina, dengan harapan dapat meningkatkan tekanan demi penyelesaian konflik, mengakhiri pendudukan, dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan. Dukungan internasional ini muncul di tengah kekhawatiran mendalam atas potensi eskalasi konflik dan pelanggaran kemanusiaan.
Siapa Saja yang Berdiri Bersama Palestina Merdeka?
Dukungan Internasional yang Luas
Isu kemerdekaan Palestina telah lama menjadi perhatian utama di berbagai forum internasional. Banyak negara lantang menyuarakan hak bangsa Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri. Dukungan ini bukan sekadar pernyataan politis, melainkan juga diwujudkan dalam beragam bantuan, mulai dari kemanusiaan hingga dukungan diplomasi di organisasi internasional. Gelombang dukungan pro-Palestina semakin kuat, terutama dari masyarakat sipil yang aktif mengkampanyekan keadilan dan kesetaraan.
"Dukungan internasional adalah secercah harapan bagi bangsa Palestina. Ini adalah pengakuan dunia atas perjuangan kami," ungkap Dr. Hana Ashrawi, seorang aktivis dan politisi Palestina.
Negara-Negara Pendukung Kemerdekaan Palestina
Berdasarkan data dari berbagai sumber, termasuk catatan Sidang Umum PBB, mayoritas negara anggota PBB, setidaknya 157 negara, secara terbuka mendukung solusi dua negara (two-state solution), yang mengakui hak Palestina untuk memiliki negara berdaulat. Dukungan ini lintas batas geografis dan ideologis, tidak hanya terbatas pada negara-negara Timur Tengah atau negara mayoritas Muslim.
Pada September 2025, gelombang dukungan baru muncul dari sepuluh negara. Prancis, Luksemburg, Malta, Monako, Belgia, Andora, Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal secara resmi menyatakan dukungan mereka terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Sebelumnya, pada Maret 2025, Meksiko juga telah bergabung dalam barisan pendukung. Selain itu, entitas non-negara dengan status pengamat di PBB, seperti Vatikan, secara konsisten menyuarakan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Palestina.
Negara-Negara Penolak Kemerdekaan Palestina
Namun, ada pula sejumlah negara yang menolak kemerdekaan Palestina. Berdasarkan data terkini, sepuluh negara menolak resolusi yang mendukung kemerdekaan Palestina di Sidang Umum PBB. Negara-negara tersebut adalah Argentina, Hungaria, Amerika Serikat, Tonga, Israel, Mikronesia, Nauru, Palau, Papua New Guinea, dan Paraguay. Penolakan ini seringkali didasarkan pada alasan keamanan, pertimbangan politis, atau hubungan historis.
Amerika Serikat, misalnya, kerap menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir resolusi yang dianggap merugikan Israel. "Posisi kami didasarkan pada keyakinan bahwa negosiasi langsung antara pihak-pihak yang bersengketa adalah satu-satunya cara mencapai perdamaian yang langgeng," ungkap seorang diplomat AS yang enggan disebut namanya.
Negara-Negara yang Abstain
Selain yang mendukung atau menolak, ada juga negara yang memilih abstain dalam pemungutan suara mengenai isu Palestina di forum internasional. Tercatat 12 negara abstain, yaitu Albania, Kamerun, Republik Ceko, Republik Demokratik Kongo, Ekuador, Ethiopia, Fiji, Guatemala, Republik Sudan Selatan, Samoa, Makedonia Utara, dan Moldova. Abstain seringkali mencerminkan upaya menjaga netralitas atau menghindari konflik diplomatik.
Dampak Dukungan Internasional bagi Palestina
Dukungan internasional memiliki dampak signifikan bagi perjuangan bangsa Palestina. Dukungan ini memberikan legitimasi politik dan moral, memperkuat posisi Palestina di forum internasional. Bantuan finansial dan kemanusiaan dari negara donor membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina yang terdampak konflik dan pendudukan.
"Dukungan internasional adalah tameng bagi rakyat Palestina dari pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel," tegas Rima Khalaf, mantan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA).
Data menunjukkan bahwa dukungan internasional terhadap Palestina meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tercermin dari bertambahnya jumlah negara yang mengakui Palestina, peningkatan bantuan kemanusiaan, dan penguatan dukungan diplomasi di berbagai organisasi internasional.
Manfaat Pengakuan Kedaulatan Palestina
Pengakuan kedaulatan Palestina memiliki manfaat praktis dan simbolis. Dengan status negara berdaulat, Palestina dapat membuka kedutaan besar dengan status diplomatik penuh, menjalin hubungan perdagangan lebih erat, dan memperoleh dukungan di forum internasional.
Pengakuan ini juga memungkinkan Palestina mendekati International Criminal Court (ICC) untuk mengadili kejahatan perang yang terjadi di wilayah Palestina. Ini dapat meningkatkan akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia dan memberikan keadilan bagi para korban.
Meskipun dukungan internasional tidak serta merta mengakhiri konflik di Gaza atau menghentikan tindakan Israel, dukungan ini dapat memperkuat posisi Palestina di dunia internasional, membuat Israel bertanggung jawab, dan memperkuat dorongan pada solusi dua negara. Dengan terus menggalang dukungan dari berbagai negara dan komunitas internasional, diharapkan perdamaian dan keadilan bagi warga Palestina dapat terwujud. Dukungan ini menjadi modal penting bagi bangsa Palestina untuk membangun masa depan yang lebih baik.