Mungkinkah Prabowo Bakal Bahas Hak Veto di PBB? Ini Kata Pengamat!

Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato penting di Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Kesempatan ini diharapkan menjadi wadah bagi Indonesia untuk mengangkat isu-isu global mendesak, termasuk reformasi hak veto Dewan Keamanan PBB dan penanggulangan perubahan iklim. Pidato ini menandai kembalinya Indonesia di forum tersebut setelah 10 tahun absen.

Harapan untuk Pidato Presiden Prabowo di PBB

Sorotan pada Hak Veto Dewan Keamanan PBB

Perhatian utama tertuju pada potensi pembahasan hak veto yang dimiliki oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, China, Prancis, Rusia, dan Inggris. Mekanisme ini, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuatan dunia, seringkali menjadi perdebatan karena dianggap menghambat penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan yang efektif.

Anggota Komisi I DPR RI, Soleh, berharap Presiden Prabowo dapat menyuarakan isu ini dalam pidatonya. "Kami berharap Presiden Prabowo dapat dengan tegas mendorong reformasi di PBB, terutama terkait pengambilan keputusan. Hak veto seharusnya tidak lagi menjadi penghalang bagi penyelesaian masalah global," ungkapnya, Minggu (21/9/2025).

Desakan untuk Hentikan Krisis di Gaza

Salah satu isu penting yang diharapkan disuarakan oleh Presiden Prabowo adalah krisis kemanusiaan di Gaza. Beberapa resolusi PBB terkait situasi di wilayah tersebut telah diveto oleh Amerika Serikat, sehingga upaya menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan terhambat.

Soleh menambahkan, "DPR sepenuhnya mendukung langkah tegas Presiden untuk merayu, bahkan jika perlu memaksa, Israel dan sekutunya untuk menghentikan peperangan dan genosida di Gaza. Rakyat Indonesia sepenuhnya mendukung upaya ini." Dukungan ini mencerminkan kepedulian besar masyarakat Indonesia terhadap nasib warga Palestina.

Perubahan Iklim Sebagai Agenda Utama

Selain isu politik dan keamanan, perubahan iklim juga menjadi perhatian utama yang diharapkan diangkat oleh Presiden Prabowo. Dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem dirasakan di berbagai sektor, termasuk ketahanan pangan dan energi.

"Perubahan iklim telah menjadi isu krusial. Suhu semakin panas, es di kutub mencair, dan lapisan ozon menipis. Ini harus menjadi bahasan penting di forum internasional," tegas Soleh. Pidato Prabowo diharapkan menekankan pentingnya kerja sama global dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan mendorong solusi berkelanjutan.

Upaya Menarik Investasi ke Indonesia

Momentum Sidang Umum PBB juga diharapkan dimanfaatkan oleh Presiden Prabowo untuk mempromosikan potensi investasi di Indonesia. Menarik investasi asing adalah strategi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Dengan memanfaatkan panggung internasional ini, Prabowo diharapkan dapat meyakinkan negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika untuk berinvestasi di berbagai sektor strategis di Indonesia. Stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang positif menjadi modal penting dalam menarik minat investor asing.

Kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB

Kembalinya Indonesia Setelah 10 Tahun

Kehadiran Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB menandai kembalinya representasi langsung Indonesia setelah absen selama satu dekade. Presiden sebelumnya, Joko Widodo, tidak pernah menghadiri Sidang Umum PBB secara langsung. Momentum ini penting untuk menunjukkan komitmen Indonesia terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional.

Tema Sidang Umum PBB ke-80

Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa tema Sidang Umum PBB ke-80 adalah "Better Together, Eight Years and More for Peace, Development and Human Rights." Tema ini menekankan pentingnya semangat multilateralisme dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

"Tema ini merupakan momentum untuk memperbarui semangat multilateralisme di tengah situasi dan kondisi global dewasa ini," ujar Sugiono, Jumat (19/9). Melalui tema ini, PBB berupaya mendorong negara-negara anggotanya untuk bekerja sama dalam mencapai perdamaian, pembangunan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Jadwal dan Agenda Prabowo di New York

Sugiono menjelaskan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan tiba di New York pada 23 September. Selain menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB, Prabowo juga akan menghadiri sejumlah agenda penting lainnya.

"Utamanya nanti ada agenda tentang _two-state solution_ pada tanggal 22 September, yang kemudian akan dilanjutkan dengan acara pembukaan dan debat pada sidang umum tanggal 23 September. Beliau mendapatkan urutan berbicara yang ke-3 setelah Presiden Brasil dan Amerika Serikat. Kemudian nanti juga akan ada beberapa agenda pertemuan di New York," lanjutnya. Agenda tersebut mencakup pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara lain dan partisipasi dalam forum-forum diskusi strategis.

Rangkaian Kunjungan Prabowo

Rangkaian kunjungan Presiden Prabowo tidak hanya terbatas pada Sidang Umum PBB di New York. Sebelum menghadiri forum tersebut, Prabowo dijadwalkan mengunjungi Jepang. Setelahnya, ia akan melanjutkan perjalanan ke Kanada dan Belanda.

Menlu Sugiono memperkirakan Presiden Prabowo akan kembali ke Indonesia pada akhir September. "Mungkin 26-27 (September)," katanya. Kunjungan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan berbagai negara mitra.

Sidang Umum PBB ke-80 sendiri telah dibuka pada 9 September 2025. Debat Umum Tingkat Tinggi akan digelar pada 23 September 2025. Kehadiran Prabowo di forum ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional dan menyuarakan kepentingan nasional dalam agenda global.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, memiliki peran penting dalam mendorong stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB diharapkan dapat mencerminkan aspirasi dan harapan rakyat Indonesia untuk dunia yang lebih adil, aman, dan berkelanjutan.