Hamas Pertimbangkan Rencana Trump, Akhir Perang Gaza Sudah Dekat?

Hamas dikabarkan tengah mencermati proposal yang diajukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terkait situasi terkini di Gaza. Proposal yang digadang-gadang sebagai solusi komprehensif ini tengah menjadi bahan diskusi intensif, memunculkan harapan baru akan potensi berakhirnya konflik yang telah lama berlangsung dan memakan banyak korban jiwa.
Rencana Trump Jadi Fokus Pembahasan Hamas
Rencana yang diajukan Trump ini langsung menjadi topik perdebatan serius di kalangan petinggi Hamas. Proposal yang menjanjikan jalan keluar dari konflik yang berkepanjangan ini mendorong serangkaian konsultasi mendalam di berbagai tingkatan organisasi tersebut.
Konsultasi Internal Hamas Digelar
Sumber internal Hamas mengungkapkan bahwa organisasi tersebut telah memulai serangkaian konsultasi mendalam dengan para pemimpin politik dan militer mereka, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah Palestina. Proses ini melibatkan peninjauan cermat terhadap setiap aspek proposal, mempertimbangkan implikasi jangka panjang serta dampaknya terhadap berbagai faksi dan kepentingan di dalam tubuh Hamas.
"Hamas telah memulai serangkaian konsultasi dengan para pemimpin politik dan militernya, baik di dalam maupun di luar negeri Palestina," ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, menekankan sensitivitas diskusi yang sedang berlangsung. "Pembahasannya bisa memakan waktu beberapa hari karena kompleksitasnya." (Sumber: AFP, 1 Oktober 2025).
Respons Awal Qatar: Hati-Hati dan Optimistis
Qatar, yang berperan sebagai mediator kunci dalam konflik Israel-Palestina, memberikan respons awal yang hati-hati terhadap proposal Trump. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyatakan bahwa Hamas telah berjanji untuk mempelajari proposal tersebut "secara penuh hati-hati." Qatar, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas, tampaknya mengambil pendekatan yang seimbang, mengakui potensi manfaat dari proposal tersebut, namun tetap berhati-hati terhadap potensi jebakan atau konsekuensi yang tidak diinginkan.
"Masih terlalu dini untuk membicarakan tanggapan, tetapi kami sungguh optimis bahwa rencana ini, seperti yang telah kami katakan, adalah rencana yang komprehensif," kata al-Ansari dalam sebuah pernyataan resmi, mencerminkan harapan yang hati-hati dan penekanan pada perlunya evaluasi yang cermat. Hamas sendiri dilaporkan akan mengadakan pertemuan khusus untuk membahas rencana tersebut lebih lanjut.
Inti Proposal Trump: Gencatan Senjata hingga Pelucutan Senjata
Proposal yang diajukan Trump mencakup serangkaian langkah signifikan yang dirancang untuk mengakhiri konflik di Gaza dan membangun fondasi bagi perdamaian jangka panjang. Beberapa elemen kunci termasuk:
* Gencatan senjata permanen * Pembebasan sandera * Pelucutan senjata Hamas * Penarikan bertahap pasukan Israel
Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera Jadi Prioritas
Salah satu elemen sentral dari proposal ini adalah seruan untuk gencatan senjata segera dan permanen di Gaza. Gencatan senjata ini diharapkan menjadi fondasi untuk negosiasi lebih lanjut dan upaya membangun kembali wilayah tersebut. Sejalan dengan gencatan senjata, proposal tersebut menuntut pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh Hamas dalam waktu 72 jam. Pembebasan sandera ini dipandang sebagai langkah penting untuk membangun kepercayaan dan membuka jalan bagi dialog yang lebih konstruktif.
Pelucutan Senjata Hamas dan Otoritas Transisi Pasca-Perang
Proposal tersebut juga menyerukan pelucutan senjata penuh Hamas, sebuah poin yang sangat kontroversial mengingat bahwa senjata dipandang sebagai alat perlawanan dan perlindungan bagi kelompok tersebut. Lebih lanjut, rencana ini mengusulkan pembentukan otoritas transisi pasca-perang yang dipimpin oleh Trump sendiri. Otoritas transisi ini bertugas mengawasi pembangunan kembali Gaza, memfasilitasi pemilihan umum, dan memastikan transisi damai menuju pemerintahan yang stabil.
Penarikan Bertahap Pasukan Israel Juga Diusulkan
Sebagai bagian dari kesepakatan, proposal tersebut juga mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza. Penarikan ini akan berlangsung selama periode waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kebutuhan pembangunan kembali. Usulan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah Israel, yang selama ini bersikeras mempertahankan kehadiran militer di Gaza demi alasan keamanan.
Reaksi Internasional Terpecah, Tantangan Implementasi Mengintai
Proposal Trump telah memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional. Sementara beberapa negara menyambut baik inisiatif ini sebagai upaya untuk mengakhiri konflik, yang lain tetap skeptis tentang kelayakannya. Tantangan implementasi juga menjadi perhatian utama, mengingat kompleksitas politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Dukungan dari Sejumlah Negara Arab dan Muslim
Sejumlah negara Arab dan Muslim telah menyatakan dukungan untuk proposal Trump, melihatnya sebagai kesempatan untuk mengakhiri siklus kekerasan dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Negara-negara ini, yang selama ini berperan sebagai mediator dalam konflik Israel-Palestina, siap memberikan dukungan finansial dan politik untuk implementasi proposal tersebut. Dukungan ini dianggap penting untuk memastikan keberhasilan inisiatif perdamaian ini.
Netanyahu Menolak Sebagian, Perbedaan Pendapat di Israel Mencuat
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menyatakan keberatannya terhadap beberapa aspek dari proposal tersebut. Netanyahu menegaskan bahwa militer Israel akan tetap berada di sebagian besar Gaza dan bahwa dia tidak menyetujui pembentukan negara Palestina. Penolakan ini mencerminkan perbedaan pendapat yang mendalam di dalam pemerintahan Israel mengenai masa depan Gaza dan proses perdamaian dengan Palestina. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, anggota pemerintahan koalisi Netanyahu, bahkan mengecam rencana tersebut sebagai "kegagalan diplomatik yang besar."
Meskipun demikian, masa depan proposal Trump masih belum pasti. Diskusi dan negosiasi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi perbedaan pendapat dan mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Komunitas internasional akan terus memantau situasi dengan cermat, berharap inisiatif ini dapat membuka jalan bagi perdamaian yang langgeng di Gaza.