TERBARU

Dampak Serangan Israel, Jutaan Warga Gaza Terancam Kehilangan Tempat Tinggal

Dampak Serangan Israel, Jutaan Warga Gaza Terancam Kehilangan Tempat Tinggal


Serangan Israel Mengancam Jutaan Warga Gaza Kehilangan Tempat Tinggal

Eskalasi konflik di Gaza memicu kekhawatiran akan gelombang pengungsian massal. Serangan terbaru yang dilancarkan Israel ke Kota Gaza diperkirakan akan membuat jutaan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka. Operasi militer yang semakin intensif ini meningkatkan risiko krisis kemanusiaan yang sudah lama menghantui wilayah tersebut.

Persiapan Israel Merebut Kota Gaza

Militer Israel kini tengah mematangkan persiapan untuk merebut Kota Gaza. Panglima militer Israel, Eyal Zamir, dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa peningkatan kesiapsiagaan pasukan dan perluasan target operasi menjadi indikasi kuat akan segera dilancarkannya serangan skala besar. "Kami telah mengintensifkan operasi tempur untuk mencapai tujuan strategis kami," ujarnya.

Operasi ini merupakan bagian dari konflik berkepanjangan yang telah merusak infrastruktur sipil dan menimbulkan penderitaan mendalam bagi penduduk Gaza. Menurut Zamir, prioritas utama militer Israel adalah melumpuhkan kemampuan militer kelompok bersenjata di Gaza dan mengamankan perbatasan Israel. Meski demikian, skala operasi yang diantisipasi menimbulkan kekhawatiran besar terkait keselamatan warga sipil.

Informasi intelijen menunjukkan bahwa Kota Gaza menjadi pusat aktivitas kelompok bersenjata, dengan jaringan terowongan dan gudang senjata tersembunyi di bawah wilayah padat penduduk. Meskipun militer Israel mengklaim telah berupaya meminimalkan kerugian sipil, kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) menyuarakan keprihatinan serius mengenai potensi pelanggaran hukum humaniter internasional.

Untuk mendukung operasi ini, militer Israel telah melakukan persiapan logistik dan evakuasi. Peningkatan jumlah pasukan dan peralatan militer yang dikerahkan ke perbatasan Gaza menjadi pertanda jelas bahwa operasi besar sedang dipersiapkan.

Antisipasi Pengungsian Massal, Satu Juta Warga Gaza Berpotensi Mengungsi

Lembaga-lembaga kemanusiaan kini fokus pada antisipasi pengungsian massal warga Gaza. Badan kementerian pertahanan Israel, COGAT, memprediksi bahwa sekitar satu juta orang akan mengungsi ke selatan akibat serangan yang akan datang. Seorang pejabat senior COGAT, yang berbicara dengan syarat anonim pada Kamis, 4 September 2025, mengungkapkan bahwa sekitar 70.000 warga Palestina telah meninggalkan wilayah utara Gaza dalam beberapa hari terakhir.

"Kami memperkirakan satu juta orang akan mengungsi ke selatan untuk menghindari pertempuran," ungkapnya. "Kami sedang berupaya menyediakan bantuan kemanusiaan dan tempat penampungan sementara bagi para pengungsi."

Namun, menyediakan bantuan yang memadai bagi jumlah pengungsi sebanyak itu menjadi tantangan berat. Fasilitas penampungan yang ada sudah penuh sesak, dan sumber daya seperti air, makanan, dan obat-obatan semakin menipis. Kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya akses ke layanan kesehatan meningkatkan risiko penyebaran penyakit.

Lembaga-lembaga kemanusiaan mendesak agar akses tanpa batas diberikan ke Gaza untuk menyalurkan bantuan kepada para pengungsi dan mencegah krisis kemanusiaan yang lebih besar. Mereka juga menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan melindungi warga sipil dari dampak pertempuran.

Di sisi lain, kelompok-kelompok HAM menuduh Israel melakukan blokade terhadap Gaza selama bertahun-tahun, yang memperburuk kondisi kehidupan warga sipil dan membatasi akses mereka ke kebutuhan dasar. Mereka juga mengkritik taktik militer Israel yang dinilai tidak proporsional dan menyebabkan jatuhnya korban sipil yang tidak perlu.

Dampak Kemanusiaan Memburuk: Lebih dari 80% Warga Gaza Bergantung pada Bantuan

Dampak kemanusiaan dari konflik yang sedang berlangsung di Gaza sangat besar dan terus meningkat. Sebagian besar dari dua juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama hampir dua tahun peperangan. Kehilangan tempat tinggal, ditambah dengan kurangnya akses ke air bersih, makanan, dan layanan kesehatan, telah menciptakan kondisi kehidupan yang sangat sulit.

Data terbaru dari PBB menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Tingkat kemiskinan dan pengangguran sangat tinggi, dan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan. Banyak anak-anak menderita trauma psikologis akibat kekerasan dan kehilangan orang tua atau anggota keluarga lainnya.

"Situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan," kata Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, badan PBB yang memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina. "Kami membutuhkan akses tanpa batas dan dana yang cukup untuk membantu para pengungsi dan mencegah terjadinya bencana kemanusiaan."

Konflik ini tidak hanya berdampak pada warga Gaza. Serangan roket dari Gaza ke wilayah Israel juga menyebabkan korban jiwa dan kerusakan properti, membuat warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan Gaza hidup dalam trauma dan ketakutan.

Upaya untuk mencapai solusi damai bagi konflik Israel-Palestina terus diupayakan. Namun, pembicaraan damai yang dimediasi oleh pihak internasional telah menemui jalan buntu dalam beberapa tahun terakhir, dan prospek perdamaian yang berkelanjutan masih belum terwujud. Sementara itu, jutaan warga Gaza terus hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment