TERBARU

Jokowi Dilaporkan ke Polisi, Ada Apa dengan Rismon?

Jokowi Dilaporkan ke Polisi, Ada Apa dengan Rismon?

Jokowi Dilaporkan ke Polisi, Ada Apa dengan Rismon?

Waduh, tiba-tiba Pak Jokowi dilaporkan ke polisi. Seriusan? Kayaknya lagi rame banget nih di media sosial. Jadi gini, ada seorang bernama Rismon yang melaporkan Pak Jokowi atas dugaan penyebaran berita bohong. Nah loh, berita bohong soal apa nih? Penasaran kan? Yuk, kita bedah satu-satu biar nggak salah paham. Soalnya, ya, berita kayak gini kan sensitif banget. Penting buat kita semua tahu duduk perkaranya, biar nggak gampang kemakan hoax alias berita bohong itu sendiri.

Latar Belakang Laporan Polisi

Jadi, ceritanya begini. Si pelapor ini, namanya Rismon, datang ke Polda DIY buat melaporkan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Bapak Presiden kita. Nah, kenapa Polda DIY? Karena kejadian yang jadi dasar laporan itu terjadi di Jogja. Lokasi kejadian itu penting, soalnya berpengaruh ke wilayah hukumnya. Jujur aja, aku juga sempat mikir, “Loh, kok bisa ya presiden dilaporkan?” Ternyata emang bisa, bro. Ini negara hukum, semua warga negara punya hak yang sama di depan hukum. Tapi, ya gitu deh, tetep aja bikin kaget. Penasaran kan apa yang bikin si Rismon ini sampai berani melapor?

Dugaan Penyebaran Berita Bohong

Inti dari laporan ini adalah dugaan penyebaran berita bohong. Tapi, berita bohongnya tentang apa? Nah, di sinilah letak serunya. Ternyata, berita bohong ini berkaitan dengan… skripsi Pak Jokowi waktu kuliah! Iya, beneran soal skripsi. Kayak sinetron banget, ya? Masa lalu ternyata bisa balik lagi.

Reuni Fakultas Kehutanan UGM 2017

Jadi gini, semua bermula dari acara reuni Fakultas Kehutanan UGM tahun 2017. Ingat kan? Waktu itu Pak Jokowi hadir dan memberikan sambutan. Nah, dalam sambutannya itu, Pak Jokowi sempat mengucapkan terima kasih kepada seseorang bernama Kasmudjo, yang disebutnya telah membimbing beliau dalam menyelesaikan skripsi. Di situ lah munculnya dugaan 'berita bohong' itu.

Keterangan Kasmudjo

Nah, bagian ini yang bikin makin menarik. Menurut si pelapor, Rismon, dia sudah menemui langsung Pak Kasmudjo dan mewawancarainya. Dan hasilnya? Wah, nggak nyangka sih... Katanya, Pak Kasmudjo membantah pernah menjadi dosen pembimbing skripsi Pak Jokowi. Bahkan, beliau juga membantah pernah menjadi dosen pembimbing akademik! Seriusan ini? Kok bisa beda gitu ya ceritanya? Nah, dari sinilah si Rismon ini menyimpulkan bahwa ada dugaan penyebaran berita bohong yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Katanya, Pak Jokowi bilang dibimbing Pak Kasmudjo buat skripsi, tapi Pak Kasmudjo-nya sendiri membantah. Jadi, yang bener yang mana nih? Bikin bingung juga ya?

Respon Polda DIY

Terus, gimana respon polisi? Kabid Humas Polda DIY, Kombes Ihsan, membenarkan bahwa memang ada laporan dari Rismon. Tapi, perlu digarisbawahi nih, statusnya masih berupa aduan, belum laporan polisi resmi. Artinya, polisi masih akan mendalami dulu aduan tersebut, mencari bukti-bukti, dan menentukan apakah aduan ini layak untuk ditingkatkan menjadi penyelidikan atau tidak. Jadi, masih panjang nih prosesnya. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih proses hukum di negara kita, tapi ya begitulah adanya.

Tanggapan Pihak Terkait (Jika Ada)

Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana Kepresidenan maupun dari Pak Jokowi sendiri terkait laporan ini. Mungkin, mereka masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak kepolisian. Atau mungkin juga, mereka punya strategi komunikasi sendiri untuk menghadapi situasi ini. Kita tunggu aja deh perkembangannya. Yang jelas, kasus ini pasti akan jadi perhatian publik dalam beberapa waktu ke depan. Eh, ngomong-ngomong, kayaknya ini juga perlu dibahas deh, pentingnya verifikasi berita sebelum menyebarkannya. Biar nggak jadi ikutan nyebarin berita bohong.

Intinya sih, ya gitu... kamu ngerti lah maksudnya. Ada laporan polisi, ada dugaan berita bohong, ada bantahan dari pihak terkait. Sekarang tinggal kita pantau aja, gimana kelanjutannya. Kita berharap aja semua pihak bisa memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, biar kebenaran bisa terungkap. Dan yang paling penting, kita sebagai masyarakat juga harus cerdas dalam menyaring informasi. Jangan langsung percaya gitu aja sama berita yang beredar. Cek dan ricek dulu kebenarannya, baru deh share ke teman-teman. Biar kita semua nggak jadi korban hoax. Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, penasaran banget kan? Ya, semoga aja kasus ini cepat selesai dan ada titik terangnya. Jadi, gimana menurut kamu? Apa pendapatmu tentang kasus ini? Coba deh share di kolom komentar! Siapa tahu kita bisa diskusi bareng.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment