Kisah Syekh Yusuf Makassar dan Perjuangannya

Qumedia - Detik-detik perpisahan dengan tanah kelahiran terasa begitu perih. Di pelabuhan Makassar, tahun 1683, seorang ulama besar berdiri tegar, menatap laut yang membentang luas. Di hatinya berkecamuk antara kesedihan meninggalkan keluarga dan tekad untuk terus berdakwah di jalan Allah. Beliau adalah Syekh Yusuf al-Makassari, seorang tokoh sufi, pejuang kemerdekaan, dan ulama yang jejaknya terukir dalam sejarah Indonesia dan Afrika Selatan.
Syekh Yusuf, lahir dengan nama Muhammad Yusuf al-Makassari al-Bantani, adalah sosok yang menimba ilmu dari berbagai guru besar di Nusantara dan Timur Tengah. Beliau mempelajari ilmu fikih, tasawuf, hadits, dan tafsir. Penguasaan ilmu agama yang mendalam menjadikan beliau sebagai rujukan umat, baik dalam urusan ibadah maupun kehidupan sosial.
Perjuangan Syekh Yusuf melawan penjajahan Belanda adalah bagian tak terpisahkan dari kisah hidupnya. Beliau tidak hanya berdakwah melalui lisan dan tulisan, tetapi juga terjun langsung dalam medan pertempuran. Beliau menjadi penasihat spiritual dan panglima perang bagi Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, membangkitkan semangat jihad melawan penjajah.
Ketika Banten jatuh ke tangan Belanda, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Sri Lanka, kemudian dipindahkan ke Afrika Selatan. Di pengasingan, beliau tidak patah semangat. Beliau terus berdakwah, menyebarkan ajaran Islam, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat setempat. Beliau bahkan berhasil mendirikan komunitas muslim di Afrika Selatan, yang hingga kini masih eksis dan berkembang.
Keteguhan Syekh Yusuf dalam memegang prinsip Islam dan semangat perjuangan tercermin dalam firman Allah SWT:
وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
(QS. Al-'Asr: 1-3)
Artinya: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan hakiki terletak pada iman, amal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran. Syekh Yusuf telah membuktikan bahwa dengan keempat hal tersebut, seseorang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan agama, bahkan di tengah kesulitan dan pengasingan.
Salah satu prinsip penting yang diajarkan oleh Syekh Yusuf adalah pentingnya ilmu. Beliau selalu menekankan bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup manusia. Dengan ilmu, kita dapat membedakan antara yang hak dan yang batil, serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
(HR. Ibnu Majah)
Artinya: "Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim."
Kisah Syekh Yusuf adalah teladan bagi kita semua. Beliau adalah contoh seorang muslim yang beriman, berilmu, dan berjuang di jalan Allah SWT. Semangat beliau dalam membela agama dan bangsa patut kita teladani. Kegigihan beliau dalam menyebarkan Islam di tanah asing menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berdakwah di mana pun kita berada.
Syekh Yusuf wafat pada tanggal 3 April 1699 di Cape Town, Afrika Selatan. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Makassar dan dimakamkan di Lakiung, Gowa. Makam beliau menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia.
Warisan Syekh Yusuf terus hidup hingga kini. Beliau adalah pahlawan nasional Indonesia dan pahlawan Afrika Selatan. Nama beliau diabadikan sebagai nama jalan, universitas, dan berbagai lembaga pendidikan. Kisah hidup beliau menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus belajar, berjuang, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan agama.
Wallahu A'lam
Reference:
- Syekh Yusuf: Seorang Ulama, Sufi, dan Pejuang
- Profil Ulama Nusantara: Syekh Yusuf Makassar