TERBARU

Ricuh di Laga Italia vs Israel, Aksi Bela Palestina Berujung Bentrok?

Ricuh di Laga Italia vs Israel, Aksi Bela Palestina Berujung Bentrok?


Sebuah laga kualifikasi Piala Dunia antara Italia dan Israel diwarnai kericuhan di Udine, Italia. Aksi demonstrasi pro-Palestina yang awalnya berjalan tertib berubah menjadi bentrokan dengan aparat kepolisian, Rabu (15/10/2025). Insiden ini menambah panjang daftar ketegangan global terkait konflik Israel-Palestina. Pertandingan yang dimenangkan Italia 3-0 itu pun tercoreng oleh aksi kekerasan di luar stadion.

Aksi Demonstrasi Pro-Palestina di Udine

Ribuan Orang Tumpah Ruah ke Jalan

Lebih dari 5.000 orang diperkirakan memadati jalanan Kota Udine, Italia utara, sore itu. Mereka berkumpul menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara tim nasional Italia dan Israel di Stadion Friuli. Tujuan mereka satu: menyuarakan dukungan bagi Palestina dan mengecam tindakan Israel.

Aksi ini menjadi bukti solidaritas global terhadap Palestina yang kian menguat seiring meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Para demonstran datang dari berbagai kalangan, mulai dari aktivis, mahasiswa, hingga warga sipil yang peduli dengan isu kemanusiaan.

Tuntutan Lantang Demonstran

Para koordinator aksi demonstrasi menyerukan kepada FIFA, badan sepak bola dunia, untuk melarang Israel berpartisipasi dalam kualifikasi Piala Dunia. Mereka berpendapat bahwa keikutsertaan Israel dalam ajang olahraga internasional sama saja dengan mengabaikan penderitaan rakyat Palestina. "Kami mendesak FIFA untuk mengambil tindakan tegas. Kehadiran Israel di kualifikasi Piala Dunia adalah bentuk legitimasi terhadap pendudukan ilegal mereka," tegas salah seorang koordinator aksi saat berorasi.

Massa aksi membentangkan bendera Palestina sepanjang 18 meter sebagai simbol perlawanan dan identitas nasional. Spanduk merah berukuran besar bertuliskan "Tunjukkan Kartu Merah kepada Israel" menjadi pesan utama yang ingin disampaikan. Sebuah patung keadilan, dengan satu tangan memegang timbangan dan tangan lainnya mengangkat kartu merah, turut dibawa. "Gencatan senjata memang sudah terjadi, tetapi perdamaian belum terwujud. Perdamaian tidak akan terwujud tanpa adanya keadilan," ujar Valentina Bianchi, seorang demonstran, sambil menunjukkan plakat yang dibawanya.

Aksi Damai Berujung Bentrokan

Sayangnya, demonstrasi yang awalnya berjalan damai itu berubah menjadi ricuh. Di penghujung aksi pawai, sejumlah pengunjuk rasa mulai melemparkan petasan dan barikade ke arah polisi anti huru hara. Aparat kepolisian merespons dengan menembakkan air dan gas air mata untuk membubarkan massa.

Bentrok antara demonstran dan polisi pun tak terhindarkan. Situasi memanas dan menyebabkan kepanikan di antara para pengunjuk rasa. Polisi berupaya mengendalikan situasi dengan menggunakan kekerasan, sementara demonstran berusaha melawan. Kerusuhan berlangsung selama beberapa jam sebelum akhirnya dapat diredam oleh aparat kepolisian.

Dampak Kerusuhan di Udine

Korban Luka-Luka Berjatuhan

Akibat kerusuhan tersebut, sejumlah orang dilaporkan mengalami luka-luka. Lembaga penyiaran negara RAI melaporkan bahwa seorang jurnalisnya terkena lemparan batu dan harus dilarikan ke rumah sakit. Kantor berita Ansa juga mengabarkan seorang jurnalis lainnya terluka dalam bentrokan tersebut. Beberapa petugas kepolisian juga dilaporkan mengalami luka-luka akibat terkena lemparan benda tumpul.

Jumlah pasti korban luka-luka masih belum diketahui. Pihak kepolisian masih melakukan pendataan dan penyelidikan terkait insiden kerusuhan ini. Namun, dipastikan bahwa sejumlah orang, baik dari kalangan demonstran maupun aparat kepolisian, mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.

Kecaman dari Wali Kota Udine

Wali Kota Udine, Alberto Felice De Toni, mengecam keras aksi kekerasan yang terjadi. Ia menyayangkan insiden tersebut dan menegaskan bahwa kota Udine mengutuk segala bentuk kekerasan. "Apa yang terjadi malam ini tidak dapat diterima. Kota kami mengutuk keras kekerasan yang terjadi di jalanan pada akhir demonstrasi," ujar De Toni dalam sebuah pernyataan.

De Toni juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi. Ia berharap insiden serupa tidak terulang kembali. Pemerintah kota Udine akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kerusuhan ini dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku.

Pengamanan Diperketat Jelang Pertandingan

Pembatasan Akses dan Zona Keamanan

Menjelang pertandingan Italia dan Israel, Federasi Sepak Bola Italia mengumumkan bahwa lebih dari 9.000 tiket telah terjual. Jumlah ini jauh di bawah kapasitas stadion yang dibatasi sebesar 16.000 penonton. Guna mengantisipasi potensi kerusuhan, pemerintah daerah memberlakukan serangkaian pembatasan, termasuk penutupan jalan dan pembatasan parkir.

Pembatas beton juga dipasang di sekitar stadion untuk menciptakan zona keamanan. Tindakan ini diambil untuk meminimalisir risiko gangguan keamanan dan memastikan kelancaran pertandingan. Para pedagang makanan dan minuman dilarang menyajikan produk dalam wadah kaca, keramik, atau timah. Perabotan luar ruangan juga diminta disingkirkan dari tempat umum.

Keresahan di Kalangan Warga

Peningkatan pengamanan yang signifikan menjelang pertandingan menimbulkan keresahan di kalangan warga Kota Udine. Beberapa toko terpaksa tutup sepanjang hari, sementara yang lain memilih untuk tutup lebih awal saat aksi demonstrasi dimulai. Sejumlah warga mengaku tidak nyaman dengan suasana keamanan yang ketat di kota yang biasanya tenang.

"Saya melihat helikopter terbang di atas saya. Saya yakin pengerahan pasukan seperti itu untuk pertandingan sepak bola yang seharusnya tidak pernah terjadi," ujar Paolo Lizzi, seorang warga Udine, mengungkapkan kekhawatirannya. Keresahan warga ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, yang berupaya untuk menenangkan masyarakat dan menjamin keamanan selama pertandingan berlangsung.

Insiden kerusuhan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Pihak keamanan perlu mengevaluasi strategi pengamanan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Warga dan para demonstran juga diharapkan dapat menyalurkan aspirasi mereka secara damai dan tidak menggunakan kekerasan. Konflik Israel-Palestina adalah isu yang kompleks dan sensitif, namun penyelesaiannya harus dicari melalui dialog dan perdamaian, bukan dengan kekerasan dan kerusuhan. Situasi di Udine kini berangsur kondusif, namun dampak dari kerusuhan ini masih akan terasa dalam beberapa waktu ke depan. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan dan meningkatkan kewaspadaan guna mencegah potensi eskalasi lebih lanjut.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment