Reaksi Netanyahu Usai Ratusan Aktivis Pro-Palestina Ditahan di Kapal Bantuan

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, memberikan apresiasi khusus kepada angkatan laut negaranya atas keberhasilan mereka mencegat armada kapal bantuan yang berupaya menuju Gaza. Menurutnya, tindakan ini berhasil menggagalkan upaya penerobosan blokade yang diterapkan Israel. Lebih dari 400 aktivis pro-Palestina yang berada di dalam kapal-kapal tersebut kini dalam penahanan.
Netanyahu Puji Kinerja Angkatan Laut
Dalam pernyataan resminya pada Jumat (3/10/2025), Netanyahu menyampaikan pujian mendalam kepada para prajurit dan komandan angkatan laut Israel, usai operasi penyergapan terhadap armada kapal bantuan tersebut.
"Saya mengagumi prajurit dan komandan angkatan laut yang menjalankan misi mereka pada Hari Yom Kippur dengan cara yang sangat profesional dan efisien," ungkap Netanyahu. Hari Yom Kippur sendiri merupakan hari raya penting bagi umat Yahudi.
Netanyahu menambahkan bahwa operasi ini melibatkan pencegatan puluhan kapal yang mencoba memasuki wilayah yang diklaimnya sebagai zona perang. Ia menekankan bahwa tindakan angkatan laut sangat penting untuk menjaga keamanan Israel.
Alasan Apresiasi dari Sang Perdana Menteri
Netanyahu menjelaskan bahwa alasan utama di balik apresiasi ini adalah keyakinannya bahwa armada kapal bantuan tersebut bertujuan untuk mendelegitimasi Israel. Ia berpendapat bahwa kehadiran kapal-kapal asing di perairan Gaza dapat disalahartikan sebagai dukungan untuk kelompok-kelompok militan yang beroperasi di wilayah tersebut.
"Tindakan penting mereka mencegah puluhan kapal memasuki zona perang dan menggagalkan kampanye delegitimasi terhadap Israel," tegasnya. Netanyahu meyakini bahwa blokade yang diterapkan Israel adalah tindakan sah dan diperlukan untuk melindungi keamanan negaranya dari ancaman terorisme. Ia juga menuding aktivis pro-Palestina sengaja melakukan provokasi untuk menarik perhatian internasional dan menekan Israel. Menurutnya, jalur resmi yang disetujui pemerintah Israel adalah cara terbaik untuk membantu warga Gaza.
Ratusan Aktivis Pro-Palestina Ditahan
Seorang pejabat Israel mengungkapkan bahwa lebih dari 400 aktivis pro-Palestina, yang berada di atas 41 kapal dalam armada bantuan, telah ditahan oleh pasukan angkatan laut Israel. Operasi penahanan berlangsung selama kurang lebih 12 jam.
"Dalam operasi yang berlangsung sekitar 12 jam, personel Angkatan Laut Israel menggagalkan upaya penyerbuan besar-besaran oleh ratusan orang di atas 41 kapal yang telah menyatakan niat mereka untuk melanggar blokade keamanan maritim yang sah di Jalur Gaza," kata pejabat tersebut.
Para aktivis tersebut kemudian dipindahkan ke pelabuhan Ashdod untuk diproses lebih lanjut oleh kepolisian Israel. Status hukum para aktivis yang ditahan masih belum jelas, karena pihak berwenang Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai tuduhan yang mungkin dikenakan kepada mereka.
Kecaman Hamas atas Tindakan Israel
Menanggapi tindakan Israel, kelompok Hamas mengecam keras, menuduh Israel melakukan "kejahatan pembajakan" terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla. Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengutuk tindakan Tel Aviv.
Hamas menilai bahwa pencegatan kapal bantuan adalah pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia. Mereka berpendapat bahwa blokade yang diterapkan oleh Israel telah menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan bagi warga Gaza, dan bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan untuk meringankan beban mereka. Juru bicara Hamas menyatakan bahwa tindakan Israel menunjukkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan dasar warga Gaza, dan mendesak organisasi-organisasi internasional, seperti PBB, untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel dan memaksa negara itu untuk mencabut blokade.
Tentang Global Sumud Flotilla
Global Sumud Flotilla adalah inisiatif yang digagas oleh sejumlah organisasi pro-Palestina dari berbagai negara. Armada ini terdiri dari sekitar 45 kapal yang membawa politisi, aktivis, dan sukarelawan dari berbagai belahan dunia, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.
Armada ini berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza. Misi ini bertujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan, seperti obat-obatan, makanan, dan perlengkapan medis, kepada warga Gaza yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi dan krisis kemanusiaan.
Blokade yang diberlakukan oleh Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun dan telah membatasi akses warga Gaza terhadap kebutuhan dasar. Kondisi ini telah menyebabkan angka pengangguran yang tinggi, kekurangan air bersih, dan krisis kesehatan yang serius. PBB telah berulang kali menyerukan kepada Israel untuk mencabut blokade dan mempermudah akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pada Rabu (1/10), pasukan Israel mencegat kapal-kapal Global Sumud Flotilla setelah memberikan peringatan agar mereka tidak memasuki perairan yang diklaim Israel berada di bawah blokadenya. Kapal yang membawa Greta Thunberg termasuk di antara kapal-kapal yang dicegah untuk melanjutkan perjalanan. Insiden ini kembali memicu perdebatan internasional mengenai legalitas blokade Israel dan hak warga Gaza untuk menerima bantuan kemanusiaan. Kasus ini diperkirakan akan terus bergulir dan menjadi sorotan dunia internasional.