Negosiasi Sensitif, Hamas Tawarkan Pembebasan Sandera Israel dengan Syarat Ini

Hamas menawarkan harapan baru dalam upaya mengakhiri konflik di Gaza melalui proposal yang diajukan dalam negosiasi sensitif. Kelompok tersebut menawarkan pembebasan sandera Israel dengan sejumlah syarat penting, yang berpotensi membuka jalan menuju gencatan senjata.
Tawaran Pembebasan Sandera dari Hamas
Dalam perkembangan terbaru, Hamas mengajukan tawaran pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup. Langkah ini diajukan sebagai bagian dari tahap awal kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang berkepanjangan di Gaza. Sumber dari Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas isu, menyatakan bahwa pembebasan ini diharapkan menjadi "langkah positif menuju perdamaian," dan berharap Israel akan menyambut baik tawaran ini sehingga mendorong terwujudnya gencatan senjata yang berkelanjutan.
Tawaran ini muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri konflik di Gaza, yang telah menyebabkan penderitaan bagi warga sipil di kedua sisi. Beberapa negara dan organisasi internasional telah menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam upaya mencapai kesepakatan damai antara Hamas dan Israel.
Syarat yang Diajukan Hamas
Pembebasan sandera ini, bagaimanapun, tidak tanpa syarat. Hamas mengajukan sejumlah persyaratan kepada pihak Israel sebagai imbalan. Salah satu poin utama adalah pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Jumlah Tahanan yang Diminta
Hamas dilaporkan meminta pembebasan 2.000 tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera. Permintaan ini mencakup tahanan dengan berbagai pelanggaran, mulai dari pelanggaran ringan hingga tuduhan terkait keamanan yang lebih serius. Hamas juga menyoroti permintaan pembebasan 250 warga Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Selain itu, mereka meminta pembebasan 1.700 tahanan lainnya yang ditangkap oleh Israel sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023. Daftar nama-nama tahanan yang diajukan akan menjadi bahan diskusi intensif dalam negosiasi mendatang.
Jangka Waktu Pertukaran Sandera
Selain pembebasan tahanan, Hamas juga mengajukan persyaratan terkait jangka waktu pertukaran sandera. Kelompok tersebut meminta agar pertukaran sandera berlangsung dalam waktu 72 jam setelah perjanjian disepakati. Sumber yang mengetahui jalannya negosiasi menyebutkan bahwa perjanjian diperkirakan akan ditandatangani pada hari Kamis, 9 Oktober 2025. Akan tetapi, tanggal ini masih tentatif dan sangat bergantung pada kemajuan yang dicapai dalam negosiasi yang cukup kompleks ini.
Respon Perdana Menteri Netanyahu
Menanggapi tawaran dan persyaratan dari Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan tanggapan yang berhati-hati. Ia menekankan bahwa prioritas utamanya adalah memastikan pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Pernyataan Resmi Netanyahu
Netanyahu menyatakan bahwa pemerintahannya akan segera membawa para sandera kembali ke Israel. "Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa mereka semua pulang," ujarnya dalam pernyataan resmi. Lebih lanjut, Netanyahu menegaskan bahwa setiap kesepakatan dengan Hamas harus memenuhi persyaratan keamanan Israel. Israel, kata dia, tidak akan membiarkan Hamas memanfaatkan pembebasan tahanan untuk memperkuat posisi atau melancarkan serangan di masa depan.
Rencana Pertemuan Kabinet
Untuk membahas tawaran Hamas secara lebih mendalam, Netanyahu mengumumkan rencana pertemuan kabinet pada hari Kamis, 9 Oktober 2025. Pertemuan ini bertujuan mengevaluasi implikasi dari potensi kesepakatan dan mencapai konsensus tentang langkah selanjutnya. Diharapkan pertemuan ini akan menghasilkan keputusan yang akan memandu tim negosiasi Israel dalam perundingan dengan Hamas.
Sementara itu, keluarga para sandera menanti kabar baik dengan harap-harap cemas. Mereka berharap negosiasi membuahkan hasil positif sehingga orang-orang yang mereka cintai dapat segera kembali ke rumah dengan selamat. Proses negosiasi yang sensitif ini membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan komitmen dari kedua belah pihak untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan, yang akan berdampak besar pada masa depan Gaza dan harapan akan perdamaian di kawasan tersebut.