Bos Spotify Investasi di Teknologi Kontroversial? Ini Kata Perusahaan Terkait Isu Palestina

Kabar tak sedap menerpa Spotify: Benarkah bos mereka, Daniel Ek, berinvestasi di teknologi kontroversial? Isu ini berkaitan dengan dugaan keterlibatan dalam konflik Palestina, memicu reaksi keras hingga sejumlah musisi Indonesia memilih hengkang dari platform tersebut. Bagaimana tanggapan Spotify dan perusahaan teknologi yang dituding terlibat?
Helsing Buka Suara Soal Teknologi Mereka
Perusahaan teknologi Helsing, yang namanya terseret dalam pusaran isu ini, akhirnya memberikan klarifikasi. Melalui pernyataan resmi di situs web mereka, Rabu (15/10/2025), Helsing membantah keras bahwa teknologi mereka digunakan di zona perang selain Ukraina.
"Saat ini kami melihat informasi yang salah menyebar bahwa teknologi Helsing digunakan di zona perang selain Ukraina. Ini tidak benar," tegas Helsing dalam pernyataannya. Mereka menekankan bahwa teknologi yang mereka kembangkan hanya diterapkan di negara-negara Eropa, dengan fokus utama pada pencegahan dan pertahanan dari potensi agresi Rusia di Ukraina.
Misi Utama: Mencegah Agresi Rusia di Ukraina
Helsing menjelaskan bahwa tujuan utama mereka adalah membantu negara-negara Eropa melindungi diri dari ancaman agresi, khususnya yang berasal dari Rusia. Teknologi drone dan kecerdasan buatan (AI) yang mereka kembangkan, diklaim Helsing, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pertahanan, bukan untuk menyerang atau terlibat dalam konflik di wilayah lain.
Pernyataan ini muncul untuk meredam kekhawatiran atas potensi penyalahgunaan teknologi mereka dalam konflik yang lebih luas, terutama di tengah isu sensitif terkait Palestina. Investasi Daniel Ek, CEO Spotify, di Helsing memicu kecurigaan bahwa platform streaming musik tersebut secara tidak langsung mendukung operasi militer yang menuai kontroversi.
Gelombang Musisi Tinggalkan Spotify
Kabar investasi Daniel Ek memicu aksi protes dari sejumlah musisi. Mereka memilih menarik karya-karya mereka dari Spotify sebagai bentuk penolakan terhadap keterlibatan platform tersebut dalam pengembangan teknologi militer. Langkah ini mencerminkan kepedulian para musisi terhadap isu kemanusiaan dan penentangan mereka terhadap segala bentuk kekerasan dan peperangan.
Beberapa nama besar dari Indonesia, seperti Majelis Lidah Berduri dan Seringai, termasuk di antara musisi yang memutuskan untuk meninggalkan Spotify. Keputusan ini menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Alasan Seringai Hengkang dari Spotify
Wendi Putranto, manajer band Seringai, menjelaskan alasan di balik keputusan bandnya untuk menarik semua lagu dari Spotify. "Betul, hanya mundur dari Spotify. Tapi masih tersedia di streaming platform musik lainnya kok," ujar Wendi kepada media pada Selasa (14/10/2025).
Wendi mengungkapkan bahwa keputusan ini didasari oleh kabar mengenai investasi besar-besaran yang dilakukan oleh Daniel Ek dalam pengembangan militer. Seringai merasa bahwa investasi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka yakini.
"Karena Daniel Ek (CEO Spotify), terbukti melakukan investasi (sebesar 600 juta Euro) ke perusahaan teknologi drone & AI untuk pengembangan militer. Band members Seringai dan seluruh karya yang diciptakan oleh mereka menolak terafiliasi dengan kegiatan tersebut maupun menolak mendukung peperangan," tegas Wendi.
Musisi Lain Ikut Angkat Kaki
Selain Majelis Lidah Berduri dan Seringai, musisi lain seperti Frau dan Morgensoll juga memilih untuk meninggalkan Spotify dan mencari platform alternatif untuk mendistribusikan musik mereka.
Aksi ini menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap keterlibatan Spotify dalam pengembangan teknologi militer bukan hanya dirasakan oleh segelintir musisi, melainkan menjadi perhatian yang lebih luas di industri musik.
Kepergian sejumlah musisi ini tentu menjadi pukulan bagi Spotify. Platform streaming musik ini kini menghadapi tantangan untuk mengatasi citra negatif yang melekat akibat isu investasi Daniel Ek. Spotify perlu meyakinkan musisi dan penggunanya bahwa mereka tidak mendukung segala bentuk kekerasan dan peperangan.
Hingga saat ini, Spotify belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi sejumlah musisi yang menarik diri dari platform mereka. Namun, isu ini menjadi ujian besar bagi perusahaan untuk menjaga reputasi dan kepercayaan penggunanya.
Sementara itu, para musisi yang memilih untuk hengkang dari Spotify terus mencari cara alternatif untuk menjangkau pendengar mereka, dengan harapan dapat menemukan platform yang lebih sejalan dengan nilai-nilai yang mereka anut dan tidak terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Situasi ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam dunia bisnis, terutama ketika perusahaan terlibat dalam isu-isu sensitif yang berkaitan dengan konflik dan kekerasan. Investor dan pemangku kepentingan diharapkan lebih cermat dalam memilih perusahaan yang mereka dukung, serta mempertimbangkan dampak sosial dan etika dari investasi mereka.