Pengakuan Palestina, Sinyal Kuat untuk Israel?

Sorotan dunia kini tertuju pada pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Barat. Langkah ini memicu perdebatan sengit mengenai dampaknya bagi Israel dan masa depan perdamaian di kawasan yang penuh konflik ini. Seberapa besar kekuatan yang akan didapatkan Palestina dari dukungan internasional ini?
Inisiatif Negara-negara Barat Mengakui Palestina
Di tengah kebuntuan proses perdamaian Israel-Palestina, sejumlah negara Barat dikabarkan serius mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap Palestina. Inisiatif ini mencuat menjelang Sidang Majelis Umum PBB di New York. Eskalasi konflik yang tak berkesudahan, terutama di Gaza, menjadi salah satu pendorong utama dari langkah ini.
Negara-negara seperti Prancis, Inggris, Belgia, Kanada, dan Australia disebut-sebut berada di garda depan dalam pembahasan pengakuan ini. Pertemuan puncak PBB yang akan dipimpin oleh Arab Saudi dan Prancis pada 22 September mendatang diharapkan menjadi momentum krusial dalam isu ini.
Meski bukan yang pertama, pengakuan dari negara-negara Barat, yang memiliki pengaruh signifikan dalam percaturan politik global, dipandang memiliki bobot tersendiri. Hal ini berpotensi memberikan tekanan diplomatik yang lebih kuat terhadap Israel serta memberikan legitimasi politik yang lebih besar kepada Palestina. Sebelumnya, beberapa negara di Amerika Latin dan Afrika telah lebih dulu mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Pernyataan Menlu Palestina
Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menyambut baik inisiatif ini. Dalam wawancara dengan AFP yang dilakukan pada Rabu, 17 September (dikutip 18 September 2025), Shahin menegaskan bahwa pengakuan ini lebih dari sekadar simbolis. Ia menyebutnya sebagai pesan jelas kepada Israel bahwa pendudukan yang mereka lakukan tidak bisa berlangsung selamanya.
"Pengakuan ini bukanlah simbolis. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Israel tentang ilusi mereka untuk melanjutkan pendudukan mereka selamanya," tegas Shahin.
Menurutnya, pengakuan ini akan memperkuat posisi Palestina dan mendorong terwujudnya solusi dua negara. "Ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Palestina bahwa 'kami mendukung hak Anda untuk menentukan nasib sendiri'. Dan ini memberdayakan dan memperkuat konsep dan solusi dua negara. Dan hal ini memberikan kami dorongan untuk masa depan, karena kami akan membangunnya," imbuhnya. Shahin juga mengungkapkan keterkejutannya atas kurangnya perhatian Uni Eropa terhadap konflik yang berkecamuk di Gaza, dan menekankan bahwa dorongan diplomatik ini merupakan realisasi janji yang telah lama dinantikan dari komunitas internasional kepada Palestina.
Reaksi Israel: Penolakan Keras
Reaksi keras atas wacana ini datang dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia bersikeras bahwa "tidak akan ada negara Palestina." Sikap ini bukanlah hal baru, mengingat Netanyahu berulang kali menolak solusi dua negara dan terus mengadvokasi kontrol Israel atas seluruh wilayah Palestina.
Penolakan ini semakin memperumit upaya perdamaian dan berpotensi meningkatkan ketegangan di lapangan. Sikap keras kepala Netanyahu menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk beberapa sekutu dekat Israel, yang menilai bahwa penolakan terhadap negara Palestina hanya akan memperpanjang konflik.
Pembangunan Permukiman di Tepi Barat Terus Berlanjut
Di tengah penolakan terhadap negara Palestina, pemerintah Israel terus melanjutkan pembangunan permukiman di Tepi Barat. Bulan lalu, otoritas Israel menyetujui pembangunan permukiman besar-besaran di wilayah tersebut. Tindakan ini langsung menuai kecaman dari komunitas internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, yang menilai bahwa pembangunan permukiman ilegal melanggar hukum internasional dan mengancam kelangsungan negara Palestina di masa depan.
Pembangunan permukiman tidak hanya merampas tanah Palestina, tetapi juga memecah belah wilayah dan menghalangi akses warga Palestina ke sumber daya dan layanan dasar. Hal ini memperburuk kondisi kehidupan warga Palestina dan memicu rasa frustrasi, yang pada gilirannya dapat memicu kekerasan.
Dampak Pengakuan Palestina Secara Internasional
Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Barat diperkirakan akan memberikan dampak signifikan bagi penguatan posisi Palestina di panggung internasional. Pengakuan ini memberikan legitimasi politik yang lebih besar kepada pemerintahan Palestina dan memperkuat klaim mereka atas wilayah yang diduduki oleh Israel.
Selain itu, pengakuan ini dapat mempermudah Palestina untuk bergabung dengan organisasi internasional dan lembaga-lembaga PBB, yang pada gilirannya dapat memberikan mereka akses ke sumber daya dan bantuan teknis yang lebih besar. Hal ini dapat membantu Palestina untuk membangun institusi negara yang lebih kuat dan meningkatkan kapasitas mereka untuk memerintah.
Tekanan Internasional terhadap Israel Meningkat?
Di sisi lain, pengakuan negara Palestina berpotensi meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel. Negara-negara yang mengakui Palestina dapat menggunakan pengaruh diplomatik dan ekonomi mereka untuk menekan Israel agar mengakhiri pendudukan dan menghormati hak-hak warga Palestina.
Tekanan ini dapat berupa sanksi ekonomi, pembatasan perdagangan, atau bahkan isolasi diplomatik. Selain itu, negara-negara yang mengakui Palestina juga dapat mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional di pengadilan internasional.
Prospek Perdamaian: Jalan Panjang di Depan
Meskipun prospek perdamaian antara Israel dan Palestina saat ini tampak suram, solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya opsi yang disepakati secara internasional untuk menyelesaikan konflik ini. Solusi dua negara mengusulkan pembentukan negara Palestina merdeka yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel.
Namun, untuk mewujudkan solusi dua negara, diperlukan komitmen yang tulus dari kedua belah pihak untuk bernegosiasi dan membuat konsesi yang sulit. Israel perlu mengakhiri pendudukan dan menghentikan pembangunan permukiman, sementara Palestina perlu mengendalikan kekerasan dan membangun institusi negara yang efektif.
Peran Komunitas Internasional Sangat Penting
Komunitas internasional memegang peran penting dalam memfasilitasi proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Negara-negara kuat seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia perlu menggunakan pengaruh mereka untuk menekan kedua belah pihak agar kembali ke meja perundingan dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
Selain itu, komunitas internasional juga perlu memberikan dukungan finansial dan teknis kepada Palestina untuk membantu mereka membangun negara yang layak dan mandiri. Investasi dalam pembangunan ekonomi dan pendidikan di Palestina dapat membantu menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kualitas hidup warga Palestina, yang pada gilirannya dapat mengurangi rasa frustrasi dan putus asa yang seringkali menjadi pemicu kekerasan.
Pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat adalah sebuah sinyal penting yang dapat membawa dampak signifikan bagi upaya perdamaian di Timur Tengah. Meski dihadang penolakan dari Israel, langkah ini dapat memperkuat posisi Palestina dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel. Masa depan akan bergantung pada bagaimana komunitas internasional memanfaatkan momentum ini untuk mendorong solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan.