Netanyahu di PBB, Palestina? Lupakan, Ingat 7 Oktober!

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pesan tegas yang langsung mencuri perhatian dunia. Berbicara di hadapan para pemimpin dunia di Markas PBB, New York, Jumat (26/9/2025), pidatonya bahkan melampaui batas waktu yang disediakan, mencapai 40 menit 7 .
Media internasional seperti Aljazeera menyoroti pidato Netanyahu ini, melaporkan bahwa ia disambut tepuk tangan dan juga cibiran saat meninggalkan podium.
Serangan 7 Oktober Jadi Sorotan Utama
Netanyahu menjadikan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sebagai fokus utama. "Pada 7 Oktober, musuh-musuh Israel mencoba memadamkan cahaya itu," ujarnya, sebelum menutup pidatonya. Ia menekankan bahwa Israel akan bangkit lebih kuat dan meraih kemenangan menuju masa depan yang gemilang.
Penolakan Keras terhadap Pengakuan Palestina
Salah satu poin penting dalam pidatonya adalah penolakan terhadap upaya pengakuan negara Palestina. Netanyahu mengecam langkah ini sebagai "kesalahan yang sangat fatal" yang akan memicu lebih banyak serangan.
"Anda tidak melakukan sesuatu yang benar. Anda melakukan sesuatu yang salah," tegasnya. Ia berpendapat, pengakuan itu justru akan menguntungkan kelompok-kelompok seperti Hamas.
Perbandingan dengan Tragedi 11 September
Untuk memperkuat argumennya, Netanyahu membuat perbandingan antara serangan 7 Oktober dengan peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat. Analogi ini, yang kerap digunakan pendukung Israel di AS, menggambarkan bahaya memberikan negara kepada Palestina.
"Memberi Palestina sebuah negara satu mil dari Yerusalem setelah 7 Oktober seperti memberi al-Qaeda sebuah negara satu mil dari Kota New York setelah 11 September," katanya.
Delegasi AS yang hadir, yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia Israel, tampak memberikan tepuk tangan. "Ini benar-benar gila. Ini gila, dan kami tidak akan melakukannya," pungkas Netanyahu.