TERBARU

Ketika Delegasi Tinggalkan Ruangan, Pesan Kuat untuk Netanyahu di PBB?

Ketika Delegasi Tinggalkan Ruangan, Pesan Kuat untuk Netanyahu di PBB?


Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Jumat (26/9) lalu diwarnai aksi tak biasa. Saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersiap menyampaikan pidatonya, sejumlah delegasi dari berbagai negara justru memilih keluar ruangan. Aksi walk-out ini langsung memicu perbincangan hangat, menimbulkan pertanyaan tentang pesan yang ingin disampaikan kepada Netanyahu dan Israel di kancah internasional, serta dampaknya bagi hubungan antarnegara. Apa sebenarnya yang terjadi?

Aksi Walk-Out Delegasi: Protes Diplomatik yang Terukur

Aksi walk-out yang dilakukan sejumlah delegasi saat Netanyahu berpidato di Sidang Umum PBB dianggap sebagai bentuk protes diplomatik yang terukur. Meskipun tidak mengganggu jalannya persidangan, aksi ini mengirimkan sinyal kuat tentang ketidaksetujuan terhadap kebijakan dan pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Israel. Sejumlah pengamat menilai, aksi ini merupakan akumulasi dari kekecewaan terhadap pendekatan Israel dalam isu-isu penting, terutama terkait konflik Palestina-Israel.

Tanggapan Wakil Ketua Komisi I DPR RI

Menanggapi aksi ini, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk protes diplomatik yang sah. "Aksi walk-out puluhan delegasi saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik podium memang menjadi sorotan utama. Gestur ini bukan sekadar simbol semata, melainkan bentuk protes diplomatik terhadap narasi yang disampaikan, terutama terkait konfrontasi militer di Gaza dan pernyataan tegas tentang Iran yang mengundang kontroversi," ujar Dave saat dihubungi pada Sabtu (27/9/2025). Laksono menambahkan, forum multilateral memberikan ruang bagi setiap negara untuk menyuarakan pendapat dan keberatan dengan berbagai cara.

Makna di Balik Aksi Walk-Out

Aksi walk-out ini bukan sekadar ekspresi ketidaksetujuan. Lebih dari itu, tindakan ini mencerminkan dinamika hubungan internasional yang semakin kompleks dan sensitif.

Bukan Berarti Permusuhan Abadi

Dave Laksono menekankan bahwa aksi walk-out tidak serta merta mengindikasikan permusuhan abadi. "Langkah walk-out tidak otomatis mengindikasikan permusuhan abadi. Di panggung multilateral, setiap negara menggunakan berbagai cara untuk menyuarakan pendirian atau keberatan, baik secara terbuka maupun melalui saluran diplomatik tertutup," jelasnya. Ia juga menyoroti bahwa sebagian delegasi memilih tetap berada di ruangan, mengisyaratkan bahwa dialog dan negosiasi masih terbuka.

Sorotan Global terhadap Isu Palestina-Israel

Aksi walk-out ini sekaligus menjadi pengingat bahwa isu Palestina-Israel masih menjadi perhatian dunia dan memerlukan upaya diplomasi yang lebih intensif. Konflik berkepanjangan dan dampaknya terhadap kemanusiaan terus menjadi perhatian utama bagi banyak negara. "Akhirnya, saya melihat peristiwa walk-out ini sebagai sinyal bahwa isu Palestina-Israel masih menjadi perhatian global dan membutuhkan upaya diplomasi yang lebih intensif. Komisi I DPR RI akan terus memantau perkembangan tersebut dan mendukung setiap langkah konstruktif yang mengarah pada perdamaian berkelanjutan di kawasan," kata Laksono.

Kronologi Kejadian di Sidang Umum PBB

Aksi walk-out terjadi pada hari keempat Sidang Umum PBB ke-80 di Markas PBB, New York, Amerika Serikat. Saat pimpinan sidang mempersilakan Perdana Menteri Netanyahu naik ke podium, beberapa delegasi langsung meninggalkan ruangan. Momen ini terekam dalam siaran langsung di YouTube United Nations, menunjukkan betapa cepat dan terkoordinasinya aksi tersebut. Terdengar pula teriakan dan tepuk tangan saat aksi berlangsung, menunjukkan beragam reaksi terhadap kehadiran Netanyahu. Meski detail negara mana saja yang melakukan walk-out tidak diumumkan secara resmi, sumber diplomatik mengindikasikan bahwa delegasi dari negara-negara yang kritis terhadap kebijakan Israel turut serta.

Data PBB menunjukkan ketegangan diplomatik terkait isu Palestina-Israel meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Resolusi terkait isu ini kerap memicu perdebatan sengit dan pemungutan suara yang terpolarisasi. Aksi walk-out ini dapat dilihat sebagai manifestasi ketegangan tersebut, sekaligus upaya meningkatkan tekanan pada Israel untuk terlibat dalam proses perdamaian yang konstruktif.

Seorang analis politik Timur Tengah yang enggan disebutkan namanya menilai, "Ini adalah momen penting yang menunjukkan bahwa suara-suara yang menentang kebijakan tertentu tidak bisa diabaikan." Ia menambahkan, aksi walk-out ini dapat memicu perubahan strategi diplomatik Israel di masa depan.

Namun, ada juga yang menilai aksi walk-out tersebut tidak produktif dan memperburuk suasana dialog. Mereka berpendapat, menyampaikan keberatan melalui saluran diplomatik formal dan terlibat dalam negosiasi konstruktif adalah pilihan yang lebih baik.

Terlepas dari perbedaan pendapat, aksi walk-out ini adalah pernyataan politik yang kuat. Aksi ini mengirimkan pesan jelas bahwa komunitas internasional menaruh perhatian serius terhadap isu Palestina-Israel dan menuntut solusi yang adil dan berkelanjutan. Dampak jangka panjangnya masih belum jelas, tetapi peristiwa ini akan terus menjadi bahan perdebatan dan analisis.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment