TERBARU

Gaza Membara, Ratusan Ribu Jiwa Mengungsi, Apa yang Terjadi?

Gaza Membara, Ratusan Ribu Jiwa Mengungsi, Apa yang Terjadi?


Gaza kembali menjadi sorotan dunia. Konflik yang tak kunjung usai memaksa ratusan ribu penduduk meninggalkan rumah mereka. Apa yang sebenarnya terjadi hingga situasi kemanusiaan di sana terus memburuk?

Kondisi Gaza Terkini

Ratusan Ribu Warga Mengungsi Akibat Gempuran Israel

Gelombang pengungsian massal melanda Gaza menyusul serangan yang tak henti-hentinya. Lebih dari 450.000 warga Palestina dilaporkan telah meninggalkan Kota Gaza sejak operasi militer Israel dimulai pada Agustus 2025. Pertempuran yang semakin sengit, terutama di jantung kota, memaksa warga sipil mencari perlindungan di wilayah selatan Jalur Gaza.

Jumlah pengungsi terus membengkak seiring dengan meningkatnya intensitas serangan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait ketersediaan tempat penampungan yang layak, air bersih, pasokan makanan, serta layanan kesehatan yang memadai bagi para pengungsi. Organisasi kemanusiaan berjuang keras memberikan bantuan di tengah keterbatasan akses dan jaminan keamanan.

Keterangan Pihak Berwenang Gaza dan Militer Israel

Pemerintah Gaza di bawah otoritas Hamas mengkonfirmasi angka pengungsi yang sangat besar ini. Mohamed al-Mughayir, pejabat Badan Pertahanan Sipil Gaza, menggambarkan situasi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan akibat gempuran yang berkelanjutan. "Jumlah warga yang terpaksa mengungsi terus bertambah setiap harinya. Kami berusaha sekuat tenaga untuk memberikan bantuan, namun sumber daya kami sangat terbatas," ungkapnya.

Sementara itu, militer Israel memperkirakan sekitar 480.000 orang telah meninggalkan Kota Gaza. Pihak militer menyatakan bahwa imbauan evakuasi dikeluarkan demi keselamatan warga sipil di tengah operasi militer yang kian intensif. "Kami memahami kesulitan yang dialami warga sipil. Operasi ini bertujuan untuk menargetkan kelompok militan dan infrastrukturnya, bukan warga sipil," jelas juru bicara militer Israel. Militer Israel bahkan memperingatkan akan beroperasi dengan "kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Kota Gaza pada Jumat (19/9/2025) lalu.

Intensitas Operasi Militer Israel Meningkat

Operasi militer Israel di Kota Gaza terus ditingkatkan. Militer Israel mengklaim telah memperluas operasi dan menyasar anggota Hamas serta infrastruktur kelompok tersebut. Beberapa hari terakhir, sejumlah anggota Hamas dilaporkan tewas dan beberapa lokasi yang diduga digunakan kelompok itu berhasil dihancurkan.

"Kami akan terus beroperasi dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami," tegas seorang perwira militer Israel yang enggan disebut namanya. Operasi ini mencakup serangan udara, tembakan artileri, dan operasi darat yang difokuskan pada pusat-pusat populasi dan area yang dianggap sebagai basis operasional kelompok militan.

Di wilayah selatan Jalur Gaza, termasuk Khan Younis dan Rafah, militer Israel juga mengklaim telah menewaskan sejumlah anggota Hamas dan menghancurkan puluhan lokasi yang digunakan kelompok tersebut. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Dampak Serangan Terhadap Warga Sipil

Korban Jiwa Bertambah

Serangan yang terus berlangsung menyebabkan peningkatan jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil. Otoritas kesehatan setempat yang dikelola Hamas melaporkan setidaknya 22 orang tewas di seluruh Jalur Gaza dalam serangan terbaru Israel. Angka ini belum bisa dipastikan kebenarannya secara independen dan tidak memisahkan antara militan dan warga sipil.

"Setiap hari kami menerima laporan tentang warga sipil yang tewas atau terluka. Situasinya sangat mengerikan," kata seorang petugas medis di sebuah rumah sakit di Gaza. Akses terbatas ke layanan medis dan obat-obatan semakin memperburuk kondisi para korban luka.

Organisasi kemanusiaan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan mengambil langkah-langkah melindungi warga sipil dari dampak pertempuran.

Jalur Evakuasi Ditutup

Di tengah meningkatnya intensitas serangan, militer Israel mengumumkan penutupan Jalan Salah al-Din, yang merupakan rute evakuasi kedua bagi penduduk Kota Gaza menuju selatan. Akibatnya, warga Palestina yang ingin mengungsi dari Kota Gaza hanya bisa melakukannya melalui jalan pesisir Rashid.

Penutupan jalur evakuasi ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang keselamatan dan keamanan warga sipil yang mencoba melarikan diri dari zona pertempuran. Jalan pesisir Rashid menjadi satu-satunya jalan keluar, berpotensi menyebabkan kepadatan dan risiko yang lebih tinggi bagi para pengungsi.

"Penutupan jalur evakuasi ini sangat membahayakan warga sipil. Kami mendesak semua pihak untuk membuka kembali jalur evakuasi yang aman dan terjamin," tegas perwakilan dari sebuah organisasi kemanusiaan internasional.

Situasi di Gaza semakin memburuk, ratusan ribu warga sipil mengungsi dan korban jiwa terus berjatuhan. Kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan, perlindungan warga sipil, dan upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik ini semakin mendesak. Dunia internasional terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mencari solusi damai untuk mengakhiri siklus kekerasan yang berkepanjangan ini.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment