3 Hal Krusial yang Diharapkan dari Pidato Prabowo di PBB

Presiden Prabowo Subianto bersiap menyampaikan pidato perdananya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat. Momen penting ini diharapkan menjadi ajang untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam isu-isu global.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, mengungkapkan harapannya agar Prabowo mengangkat tiga isu utama yang mencerminkan peran strategis Indonesia di panggung dunia.
Komitmen Kuat pada Perdamaian Dunia dan Kemerdekaan Palestina
Salah satu poin utama yang diharapkan Anton adalah penegasan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, dengan isu kemerdekaan Palestina sebagai fokus utama. "Indonesia bisa berperan sebagai jembatan perdamaian," ujarnya pada Minggu (21/9/2025). Anton menambahkan bahwa Indonesia, sebagai kekuatan moderat, dapat mendorong solusi ideal berupa pengakuan kedaulatan penuh Palestina, sesuai dengan prinsip solusi dua negara (two-state solution). Keberhasilan Indonesia dalam memimpin ASEAN juga diharapkan dapat menjadi contoh inspiratif.
Solidaritas Negara-Negara Selatan dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global
Selain isu perdamaian, tantangan ekonomi global juga menjadi perhatian. Anton berharap Indonesia dapat tampil sebagai kekuatan baru yang memimpin solidaritas negara-negara Selatan, menginspirasi negara lain dalam memperjuangkan keadilan, keseimbangan, dan kemandirian ekonomi global. Ia menekankan pentingnya mendesak PBB, IMF, dan Bank Dunia agar lebih responsif dan adil terhadap kebutuhan negara-negara Selatan.
Peningkatan Kapasitas Indonesia di Bidang Militer dan Teknologi
Anton juga menyoroti pentingnya pidato Presiden Prabowo menyinggung soal peningkatan kapasitas Indonesia, termasuk di bidang militer dan teknologi. Ia berharap diplomasi ekonomi Indonesia dapat menggambarkan peningkatan kapasitas dan pengaruh Indonesia di mata dunia.
Anton meyakini kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB akan mempertegas posisi strategis Indonesia sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang, sekaligus mewujudkan prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB menandai kembalinya partisipasi langsung seorang Presiden RI dalam forum tersebut setelah absen selama 10 tahun. Presiden Joko Widodo sebelumnya tidak pernah menghadiri Sidang Umum PBB secara langsung.
Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa tema Sidang Umum PBB ke-80 adalah "Better Together, Eight Years and More for Peace, Development and Human Rights," yang bertujuan untuk memperbarui semangat multilateralisme di tengah situasi global saat ini.
Sugiono menginformasikan bahwa Prabowo dijadwalkan tiba di AS pada 23 September dan akan menyampaikan pidatonya di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Amerika Serikat. Sugiono menyampaikan hal ini di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Jumat (19/9).