Jeritan Keluarga Sandera, Jangan Hancurkan Gaza, Selamatkan Kami!

Di tengah konflik yang berkecamuk, keluarga para sandera yang ditawan di Gaza menyampaikan permohonan yang menyayat hati: hentikan penghancuran Gaza, selamatkan orang-orang yang kami cintai! Keputusan kabinet keamanan Israel untuk meningkatkan operasi militer dan merebut Kota Gaza memicu gelombang kekhawatiran mendalam, hingga rencana mogok nasional pun digaungkan.
Mogok Nasional: Bentuk Protes Keluarga Sandera
Sebagai bentuk protes atas keputusan kabinet keamanan Israel, keluarga para sandera menyerukan aksi mogok nasional. Kecemasan membayangi mereka, khawatir keselamatan orang-orang tersayang yang masih berada di tangan Hamas akan terancam oleh eskalasi konflik.
Suara Kekecewaan dari Tel Aviv
"Kami menghentikan negara ini demi menyelamatkan tentara dan sandera," ujar perwakilan keluarga sandera di Tel Aviv, menyuarakan kekecewaan mendalam. Aksi ini menjadi upaya menekan pemerintah Israel agar menempatkan keselamatan sandera sebagai prioritas utama, di atas segala tujuan militer.
Solidaritas dari Dewan 7 Oktober dan Sektor Swasta
Keluarga sandera tak sendiri. Mereka menggandeng Dewan 7 Oktober, organisasi yang mewakili keluarga tentara yang gugur di awal konflik. Bersama, mereka menggalang dukungan untuk aksi mogok nasional. Rencananya, aksi ini akan digerakkan dari bawah, melibatkan perusahaan swasta dan warga negara yang bersedia meliburkan diri pada hari yang ditentukan, dengan harapan melumpuhkan aktivitas ekonomi. Bahkan, Dewan 7 Oktober melaporkan "ratusan" perusahaan menyatakan akan berpartisipasi dalam pemogokan, serta "ribuan warga negara yang telah menyatakan akan mengambil cuti."
Histadrut Belum Bergabung, Lobi Intensif Dilakukan
Meski dukungan terus mengalir, serikat pekerja terbesar di Israel, Histadrut, belum memberikan dukungan resmi. Pertemuan antara keluarga sandera dan Ketua Histadrut, Arnon Bar-David, dijadwalkan untuk membujuknya agar turut serta dalam aksi tersebut. Partisipasi Histadrut dianggap sangat penting mengingat pengaruhnya yang besar di berbagai sektor ekonomi.
Jeritan Hati Seorang Ibu: "Keheningan Itu Membunuh!"
Anat Angrest, seorang ibu yang putranya, Matan, menjadi sandera di Gaza, menyampaikan permohonan emosional kepada para pemimpin industri ekonomi dan ketenagakerjaan. Ia mengingatkan bahwa diamnya mereka bisa berakibat fatal.
Permohonan untuk Bertindak
"Saya tahu hati kalian bersama kami dan berduka – tetapi itu tidak cukup. Keheningan itu membunuh," ucap Angrest dengan nada pilu. Ia mendesak para pemimpin industri untuk menggunakan pengaruh mereka menekan pemerintah agar bertindak lebih cepat dan efektif dalam menyelamatkan para sandera.
Pentingnya Tekanan Ekonomi
Angrest menekankan bahwa setiap momen sangat berharga bagi keselamatan para sandera. Ia percaya bahwa tekanan dari sektor ekonomi dapat menjadi faktor penentu dalam mengubah arah kebijakan pemerintah. "Itulah sebabnya saya di sini hari ini untuk meminta sesuatu yang selama ini saya hindari - untuk meminta kepada para pemimpin industri: kalian punya kuasa," tegasnya.
Reaksi dari Dunia Politik Israel
Aksi mogok nasional ini pun menarik perhatian para politisi. Para pemimpin oposisi menyatakan dukungan mereka terhadap inisiatif tersebut.
Dukungan Pemimpin Oposisi
Yair Lapid, seorang tokoh oposisi, menyatakan bahwa seruan keluarga sandera untuk mogok umum adalah tindakan yang tepat dan dibenarkan. Ia mengkritik penanganan pemerintah terhadap krisis sandera dan mendesak agar keselamatan para sandera menjadi prioritas utama.
Partai Demokrat Turut Serta
Yair Golan, Ketua Partai Demokrat, mengumumkan bahwa partainya akan ikut dalam aksi mogok. Ia menyerukan kepada seluruh warga Israel yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan dan tanggung jawab bersama untuk bergabung. "Siapa pun yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan dan tanggung jawab bersama - untuk mogok bersama kami, turun ke jalan, melawan, dan mengganggu," serunya.
Rencana Pengambilalihan Gaza: Kontroversi yang Mengkhawatirkan
Keputusan kabinet keamanan Israel untuk memperluas perang dan mengambil alih Kota Gaza menuai kecaman. Rencana ini dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan para sandera.
Kritik Pedas Keluarga Sandera
Keluarga dari 50 sandera yang masih berada di Gaza, di mana 20 di antaranya diperkirakan masih hidup, mengecam keras rencana tersebut. Mereka memperingatkan bahwa langkah militer baru ini dapat menjadi "hukuman mati" bagi para sandera yang masih bertahan.
Negosiasi Dianggap Lebih Mendesak
Keluarga sandera berpendapat bahwa eskalasi militer akan meningkatkan risiko kematian para sandera. Mereka khawatir sandera akan menjadi korban dalam pertempuran sengit atau bahkan sengaja dibunuh oleh Hamas. Mereka mendesak pemerintah untuk memprioritaskan negosiasi dan upaya diplomatik untuk membebaskan para sandera.
Pembelaan Perdana Menteri Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membela keputusannya untuk memperluas operasi militer di Gaza. Ia berargumen bahwa eskalasi adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang dan mengalahkan Hamas.
Eskalasi Sebagai Jalan Keluar?
"Bertentangan dengan klaim palsu, ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang dan cara terbaik untuk mengakhirinya dengan cepat," kata Netanyahu kepada wartawan dalam konferensi pers. Ia meyakini bahwa hanya dengan menumpas Hamas secara total, Israel dapat menjamin keamanannya di masa depan.
Gaza, Benteng Terakhir Hamas?
Netanyahu menggambarkan Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di daerah kantong tersebut sebagai "dua benteng tersisa" Hamas. Ia menekankan bahwa Israel harus menyerang benteng-benteng tersebut untuk menyelesaikan tugas dan menumpas Hamas. Meskipun ada kekhawatiran mengenai keselamatan sandera, ia berjanji akan melakukan segala yang mungkin untuk membebaskan mereka.
Situasi ini terus berkembang, dan nasib para sandera di Gaza masih belum pasti. Diharapkan, aksi mogok nasional dan tekanan dari berbagai pihak dapat mendorong pemerintah Israel untuk mempertimbangkan kembali strategi dan memprioritaskan keselamatan para sandera di atas segalanya.