Gaza Berduka, 60 Nyawa Melayang dalam Semalam Akibat Serangan Israel

Israel kembali melancarkan serangan yang mematikan di Jalur Gaza. Serangan semalam itu menambah panjang daftar penderitaan warga Gaza dengan dilaporkannya 60 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, sehingga memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Situasi Terkini di Gaza: Luka dan Duka Tak Berujung
Korban Jiwa Terus Bertambah, Rumah Sakit Kewalahan
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan kabar duka: 60 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan intensif Israel dalam 24 jam terakhir. Data yang dirilis pada Selasa (19/8/2025) ini menunjukkan lonjakan signifikan jumlah korban jiwa.
"Kami sangat terpukul melihat begitu banyak nyawa melayang dalam waktu singkat. Tim medis kami berjuang keras memberikan pertolongan, tapi sumber daya yang terbatas menjadi kendala besar," ungkap Dr. Ahmad Khalil, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain korban meninggal, 343 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka, banyak di antaranya mengalami luka parah dan memerlukan perawatan intensif. Rumah sakit di Gaza kini berada di ambang batas kemampuan, dengan lonjakan pasien yang membebani persediaan obat-obatan dan peralatan medis yang semakin menipis.
"Situasi di rumah sakit sangat memprihatinkan. Kami kekurangan tempat tidur, obat-obatan, dan tenaga medis. Banyak pasien terpaksa dirawat di lorong-lorong," keluh seorang perawat di Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di Gaza.
Akses Pertolongan Terhambat, Harapan Menipis
Tim penyelamat menghadapi kesulitan luar biasa untuk menjangkau korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Serangan udara yang tak henti-hentinya menghambat upaya pencarian dan penyelamatan. Kurangnya alat berat dan peralatan pendukung menambah tantangan berat ini.
"Kami berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawa, tapi akses ke lokasi-lokasi yang terkena dampak sangat terbatas. Banyak korban yang mungkin masih hidup di bawah reruntuhan, tapi kami tak bisa menjangkau mereka," jelas seorang anggota tim penyelamat dengan nada putus asa.
Ambulans dan kru medis juga kesulitan bergerak karena infrastruktur jalan yang hancur lebur akibat serangan. Pasokan bahan bakar dan obat-obatan yang menipis semakin memperburuk keadaan.
"Kami sangat membutuhkan bantuan internasional. Persediaan obat-obatan dan bahan bakar kami hampir habis. Jika situasi ini terus berlanjut, kami tak akan mampu lagi memberikan pelayanan yang memadai," ujar Dr. Khalil dengan nada khawatir.
Dampak Serangan Israel Sejak Oktober 2023: Krisis Kemanusiaan yang Parah
Ribuan Nyawa Melayang, Ratusan Ribu Terluka
Agresi militer Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah memicu krisis kemanusiaan yang dahsyat. Data terbaru menunjukkan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai 62.064 jiwa, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan. Sementara itu, 156.573 warga Palestina lainnya menderita luka-luka.
Sejak berakhirnya gencatan senjata secara sepihak oleh Israel pada 18 Maret lalu, kekerasan justru semakin menjadi-jadi. Lebih dari 10.518 orang tewas dan 44.532 luka-luka dalam periode singkat tersebut.
"Situasi di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari. Kekerasan terus berlanjut dan tak ada tanda-tanda akan mereda. Kami sangat membutuhkan perdamaian dan stabilitas di wilayah ini," kata Khaled Mansour, seorang analis politik Timur Tengah, menggambarkan keprihatinannya.
Kelaparan Merenggut Nyawa, Generasi Masa Depan Terancam
Selain korban akibat serangan langsung, kelaparan kini menjadi ancaman nyata bagi warga Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan tiga kematian baru akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, total korban tewas akibat kelaparan telah mencapai 266 orang, termasuk 112 anak-anak.
"Kelaparan telah menjadi pembunuh senyap di Gaza. Banyak keluarga yang tak memiliki akses ke makanan dan air bersih. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak kelaparan," ungkap Laila Hassan, seorang pekerja sosial di Gaza.
Organisasi kemanusiaan internasional telah berulang kali menyerukan agar Israel membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza secara penuh dan tanpa hambatan.
Kementerian Kesehatan juga mencatat, sejak dimulainya perang, 1.996 orang tewas dan lebih dari 14.898 orang terluka saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan. Insiden tragis ini menunjukkan betapa sulitnya warga Gaza mendapatkan akses ke kebutuhan dasar mereka. Sebanyak 31 orang yang mencari bantuan kemanusiaan dan 197 orang yang terluka adalah bagian dari korban dalam 24 jam terakhir.
Situasi di Gaza masih sangat genting dan membutuhkan perhatian serta tindakan segera dari komunitas internasional. Bantuan kemanusiaan yang memadai, gencatan senjata yang berkelanjutan, dan solusi politik yang adil adalah kunci untuk mengakhiri penderitaan warga Gaza dan mewujudkan perdamaian abadi di wilayah tersebut. Masyarakat internasional mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan dan mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung terlalu lama ini. Masa depan Gaza, dan seluruh wilayah, bergantung pada kemampuan semua pihak untuk mengutamakan perdamaian dan kesejahteraan rakyat.