Top 5 Headline Dunia yang Bikin Kamu Tercengang Hari Ini

Inilah rangkuman berita dunia yang mungkin luput dari perhatian Anda. Dari isu perdamaian di Timur Tengah hingga gelombang unjuk rasa di Nepal, inilah kabar-kabar penting yang terjadi hari ini, Jumat, 12 September 2025:
PBB Berupaya Hidupkan Kembali Solusi Dua Negara untuk Palestina
Sebuah resolusi penting bernama "Deklarasi New York" akan segera divoting di Majelis Umum PBB. Inisiatif yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali solusi dua negara sebagai jalan keluar bagi konflik Israel-Palestina. Langkah ini dipandang banyak pihak sebagai satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian jangka panjang di kawasan tersebut.
Namun, ada satu poin krusial: deklarasi ini dengan tegas menolak keterlibatan Hamas dalam proses perdamaian. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran mendalam di tingkat internasional tentang peran kelompok tersebut dan pengaruhnya terhadap stabilitas regional.
Seorang diplomat senior PBB, yang berbicara dengan syarat anonim, menyebut deklarasi ini sebagai "langkah penting menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan". Ia berharap dukungan penuh dari seluruh negara anggota.
Meskipun Israel sebelumnya mengkritik PBB karena dianggap gagal mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Deklarasi New York kali ini secara eksplisit menyatakan bahwa "Hamas harus membebaskan semua sandera". Pemungutan suara ini akan menjadi tolok ukur penting untuk mengukur dukungan internasional terhadap solusi dua negara dan harapan perdamaian di Timur Tengah.
Tragedi di Nepal: Korban Tewas Unjuk Rasa Melonjak, Ribuan Napi Kabur
Krisis di Nepal semakin dalam. Jumlah korban tewas akibat unjuk rasa yang berujung kerusuhan terus meningkat, kini mencapai 51 jiwa. Selain itu, lebih dari 12.500 narapidana memanfaatkan situasi kacau ini untuk melarikan diri dari penjara dan hingga kini masih dalam pengejaran.
Kepolisian Nepal menyatakan bahwa unjuk rasa, yang awalnya merupakan bentuk ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah, dengan cepat berubah menjadi aksi anarkis. Pembakaran, perusakan, dan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan terjadi di berbagai wilayah.
"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan," kata Binod Ghimire, juru bicara Kepolisian Nepal. Pihaknya berjanji akan melakukan segala upaya untuk memulihkan ketertiban dan menangkap para pelaku kerusuhan. Pemerintah Nepal telah memberlakukan keadaan darurat di beberapa wilayah dan mengerahkan pasukan tambahan untuk membantu memulihkan keamanan.
Bendera One Piece Jadi Simbol Protes Global, Muncul di Nepal dan Prancis
Sebuah fenomena menarik terjadi: bendera bajak laut dari anime populer Jepang, One Piece, semakin sering terlihat dalam aksi unjuk rasa di berbagai negara. Setelah sebelumnya muncul di Jakarta pada Juli lalu, kini bendera Jolly Roger khas One Piece juga berkibar dalam demonstrasi di Nepal, Filipina, dan bahkan Prancis.
Bendera hitam bergambar tengkorak bertopi jerami ini, yang dulunya identik dengan penggemar anime, kini tampaknya telah menjadi simbol perlawanan. Seorang analis sosial menyebut fenomena ini menarik. "Bendera One Piece mungkin menjadi representasi perlawanan terhadap otoritas dan ketidakadilan yang dirasakan para demonstran."
Serial One Piece sendiri bercerita tentang petualangan Bajak Laut Topi Jerami yang mencari harta karun dan melawan Pemerintah Dunia yang otoriter, yang mungkin menjadi alasan pemilihan bendera ini sebagai simbol protes.
FBI Tawarkan Rp 1,6 Miliar untuk Informasi Pembunuh Charlie Kirk
Perburuan terhadap pelaku penembakan yang menewaskan Charlie Kirk, seorang influencer pendukung setia Donald Trump, terus dilakukan. FBI bahkan menawarkan imbalan sebesar US$ 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar) bagi siapa saja yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku.
Kirk, 31 tahun, tewas ditembak pada Rabu, 10 September, saat menghadiri acara di Universitas Utah Valley, Utah. Kematiannya mengejutkan banyak pihak dan menuai kecaman luas.
Juru bicara FBI menegaskan komitmen mereka untuk membawa pelaku ke pengadilan dan meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi. Foto-foto tersangka telah dirilis, dan motif penembakan masih dalam penyelidikan. Kasus ini menjadi perhatian nasional dan memicu kekhawatiran tentang keamanan tokoh publik dan polarisasi politik di AS.
Istri Eks PM Nepal Dikabarkan Tewas, Ternyata Masih Hidup Walau Kritis
Di tengah kekacauan di Nepal, ada secercah harapan. Rayjyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Jhalanath Khanal, yang sempat dikabarkan meninggal dunia setelah rumahnya dibakar demonstran, ternyata masih hidup. Meski demikian, kondisinya sangat kritis dan sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Sejumlah media lokal Nepal sebelumnya melaporkan bahwa Chitrakar tewas setelah terjebak di dalam rumahnya yang terbakar di Kathmandu. Namun, laporan tersebut kemudian diralat.
Kabar Hub, salah satu media yang sebelumnya melaporkan kematian Chitrakar, meminta maaf atas kesalahan informasi tersebut dan mengonfirmasi bahwa Chitrakar masih hidup, meski dalam kondisi kritis. Ia telah dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur dengan luka bakar serius dan sedang berjuang untuk hidupnya.