TERBARU

Solidaritas untuk Palestina Mengalir, Aksi Damai di Belgia Sentuh Hati

Solidaritas untuk Palestina Mengalir, Aksi Damai di Belgia Sentuh Hati


Brussels, Belgia – Puluhan ribu orang tumpah ruah ke jalanan Brussels, Belgia, baru-baru ini, menyuarakan dukungan bagi Palestina dalam sebuah aksi damai yang mengharukan. Aksi ini menjadi simbol solidaritas di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia atas situasi yang terjadi di wilayah tersebut.

Solidaritas untuk Palestina: Aksi Damai Menggema di Brussels

Estimasi Jumlah Peserta dan Pesan Solidaritas

Aksi yang berlangsung di jantung ibu kota Belgia ini menarik perhatian dunia. Diperkirakan antara 70.000 hingga 120.000 orang memadati jalanan pada Minggu, 7 September 2025, waktu setempat, meneriakkan satu pesan: dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina. Demonstrasi ini tercatat sebagai salah satu aksi terbesar yang pernah terjadi di Brussels dalam beberapa tahun terakhir.

Simbolisasi dukungan tampak jelas, banyak peserta mengenakan pakaian merah dan mengangkat kartu merah sebagai bentuk tuntutan agar Israel segera mengambil tindakan tegas untuk melindungi warga sipil di Gaza. Kartu merah menjadi representasi visual yang kuat, menyuarakan kemarahan dan kekecewaan mendalam atas situasi yang tak kunjung membaik. Bendera Palestina juga berkibar di antara kerumunan, melambangkan solidaritas yang mendalam.

"Aksi ini adalah bukti bahwa kami tidak akan diam melihat ketidakadilan," ujar Sarah, seorang peserta aksi dari komunitas Palestina di Belgia, dengan nada bersemangat. "Kami ingin dunia tahu bahwa kami mendukung hak-hak rakyat Palestina dan menuntut diakhirinya pendudukan."

Testimoni Peserta Aksi: Suara Harapan dan Keadilan

Peserta aksi datang dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari mahasiswa, aktivis, hingga warga biasa yang memiliki kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Semangat persatuan begitu terasa di antara mereka. Spanduk dan poster bertuliskan pesan perdamaian dan keadilan bagi Palestina turut mewarnai aksi tersebut.

"Saya memimpikan negara Palestina untuk rakyat Palestina, di mana mereka bisa hidup layaknya manusia lain," ungkap Ismet Gumusboga, seorang petugas keamanan berusia 60 tahun, dengan mata berbinar. Impian Ismet mewakili harapan jutaan orang di seluruh dunia yang merindukan perdamaian abadi di Timur Tengah.

Samuele Toppi, seorang mahasiswa berusia 27 tahun, menekankan pentingnya aksi ini diadakan di Brussels. "Saya rasa sangat, sangat penting bagi mahasiswa dan orang-orang dari segala usia untuk berunjuk rasa di kota ini," tuturnya. Brussels, sebagai pusat politik internasional, memiliki peran strategis dalam menyuarakan aspirasi masyarakat global terkait isu Palestina.

Kritik Pedas terhadap Aksi Internasional yang Dianggap Kurang

Aksi damai ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk mengkritik tindakan komunitas internasional yang dianggap kurang tegas dalam menangani konflik Israel-Palestina. Banyak peserta yang merasa frustrasi dengan kurangnya tindakan nyata untuk menghentikan kekerasan dan melindungi hak-hak warga sipil.

"Menghadapi genosida yang sedang berlangsung, langkah-langkah yang diambil belum memadai," tegas Gregory Mauze, juru bicara asosiasi Belgia-Palestina ABP, dengan nada kecewa. Pernyataan ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap respons global atas situasi yang semakin memburuk di wilayah tersebut.

Sikap Pemerintah Belgia dan Uni Eropa

Kritik Pedas Menteri Luar Negeri Belgia

Aksi damai di Brussels terjadi beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Belgia, Maxime Prevot, melontarkan kritikan tajam terhadap Uni Eropa. Prevot menilai bahwa kredibilitas Uni Eropa dalam kebijakan luar negeri "kolaps" karena kegagalannya bertindak atas perang Israel di Gaza.

Kritik keras dari pejabat tinggi Belgia ini mencerminkan perbedaan pendapat yang signifikan di antara negara-negara anggota Uni Eropa terkait cara menangani konflik Israel-Palestina. Pemerintah Belgia sendiri telah mengambil langkah-langkah tegas, seperti menyatakan akan mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB bulan ini dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Israel.

"Pemerintah Belgia percaya bahwa pengakuan terhadap Negara Palestina adalah langkah penting untuk mencapai solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Belgia dalam sebuah pernyataan resmi.

Posisi Uni Eropa yang Terpecah Belah

Meskipun Belgia mengambil sikap yang lebih tegas, Uni Eropa secara keseluruhan masih belum mampu mengambil tindakan yang signifikan terhadap Israel. Perpecahan mendalam di antara 27 negara anggotanya menjadi penyebabnya. Beberapa negara anggota Uni Eropa mendukung pendekatan yang lebih keras terhadap Israel, sementara yang lain lebih memilih untuk menjaga hubungan baik dengan negara tersebut.

Perpecahan ini menyulitkan Uni Eropa untuk mengambil tindakan bersama yang efektif dalam menangani konflik Israel-Palestina. Akibatnya, kredibilitas Uni Eropa sebagai pemain penting dalam politik internasional terus dipertanyakan.

Aksi damai di Brussels diharapkan dapat memberikan tekanan lebih lanjut kepada Uni Eropa untuk mengambil sikap yang lebih tegas dan berpihak pada perdamaian. Solidaritas yang ditunjukkan oleh puluhan ribu orang di jalanan Brussels menjadi pengingat bahwa masyarakat global tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan terus berlanjut.

Diharapkan aksi-aksi serupa akan terus bermunculan di berbagai belahan dunia, menyuarakan dukungan untuk Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan yang lebih nyata demi mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah. Situasi di Gaza terus menjadi perhatian utama, dengan desakan kuat agar bantuan kemanusiaan segera disalurkan dan kekerasan dihentikan. Masa depan Palestina bergantung pada tindakan nyata dan solidaritas global yang berkelanjutan.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment