TERBARU

Netanyahu Dituding Jadi Penghalang Pembebasan Sandera Israel, Kok Bisa?

Netanyahu Dituding Jadi Penghalang Pembebasan Sandera Israel, Kok Bisa?


Sebuah kelompok keluarga sandera di Israel melayangkan tuduhan serius kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menilai, sang perdana menteri justru menjadi penghalang utama bagi pembebasan warga Israel yang masih ditawan di Gaza. Tudingan ini muncul di tengah tensi tinggi dan saling lempar kesalahan antara Netanyahu dan Hamas.

Netanyahu Dituding Cari Alasan Perpanjang Konflik

Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang selama ini aktif mengadvokasi pembebasan para sandera, menuding Netanyahu sengaja mengarang narasi yang mengulur-ulur waktu demi memperpanjang perang di Gaza. Mereka merasa, tindakan ini menghancurkan harapan keluarga yang merindukan kembalinya orang-orang tercinta.

"Kami melihat pola yang jelas," ujar Sarah Levi, juru bicara Forum Sandera, dalam konferensi pers di Tel Aviv, Minggu (14/9/2025). "Setiap kali ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan, selalu saja muncul alasan untuk menggagalkannya." Levi menambahkan, keluarga sandera merasa dikhianati dan dijadikan alat politik dalam konflik yang tak berujung ini.

Forum Sandera: Netanyahu Sabotase Kesepakatan!

Tuduhan lebih keras dilontarkan Forum Sandera, yang menyebut Netanyahu secara aktif menyabotase upaya-upaya menuju kesepakatan pembebasan sandera. Mereka mengklaim memiliki bukti intervensi langsung dari kantor perdana menteri untuk menghambat negosiasi dengan Hamas.

"Kami memiliki informasi kredibel bahwa PM Netanyahu secara pribadi menghubungi mediator untuk menunda atau mengubah persyaratan kesepakatan," ungkap David Cohen, anggota Forum Sandera yang putranya menjadi korban serangan 7 Oktober 2023. Cohen mengecam tindakan tersebut sebagai tidak bertanggung jawab dan mementingkan kepentingan politik pribadi di atas nyawa para sandera. Forum ini menyerukan demonstrasi besar di depan kantor perdana menteri, menuntut tindakan nyata untuk membebaskan para sandera.

Tanggapan Netanyahu: Hamas Dalang Perpanjangan Perang

Menanggapi tuduhan tersebut, kantor Perdana Menteri Netanyahu dengan tegas membantah semua tudingan. Dalam pernyataan resmi, Netanyahu justru menuding para pemimpin Hamas di Qatar sebagai pihak yang bertanggung jawab atas perpanjangan perang dan kegagalan upaya pembebasan sandera.

"Para pemimpin Hamas yang hidup mewah di Qatar tidak peduli dengan penderitaan rakyat Gaza," tegas Netanyahu. "Mereka menggunakan sandera sebagai alat untuk mencapai tujuan politik mereka." Netanyahu mengklaim pemerintahannya terus berupaya membebaskan para sandera, namun terhalang oleh sikap keras kepala dan tuntutan yang tidak masuk akal dari Hamas.

"Singkirkan Pemimpin Hamas, Akhiri Perang, Bebaskan Sandera"

Netanyahu bahkan menyatakan bahwa satu-satunya cara mengakhiri perang dan membebaskan sandera adalah dengan melenyapkan para pemimpin Hamas di Qatar. Menurutnya, melumpuhkan komando dan kontrol Hamas akan meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk membebaskan sandera dan menyetujui gencatan senjata permanen.

"Menyingkirkan para pemimpin teroris ini akan menghilangkan hambatan utama untuk membebaskan semua sandera kita dan mengakhiri perang," kata Netanyahu di depan parlemen. Namun, pernyataan ini menuai kritik, termasuk dari keluarga sandera yang khawatir tindakan tersebut akan membahayakan keselamatan orang-orang tercinta mereka di Gaza.

Kondisi Terkini Sandera: Waktu Terus Berjalan, Kekhawatiran Meningkat

Lebih dari setahun setelah serangan 7 Oktober 2023, puluhan sandera masih ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza. Data militer Israel menunjukkan bahwa dari 251 orang yang diculik, 47 orang masih ditawan, termasuk 25 orang yang diyakini telah meninggal dunia. Kondisi para sandera yang masih hidup tidak diketahui pasti, namun laporan dari mantan tahanan yang dibebaskan menggambarkan kondisi yang memprihatinkan, termasuk kekurangan makanan, air, dan perawatan medis.

Keluarga sandera semakin khawatir seiring berjalannya waktu dan meningkatnya intensitas pertempuran di Gaza. Mereka mendesak pemerintah Israel dan komunitas internasional untuk melakukan segala upaya membebaskan para sandera secepat mungkin.

"Setiap hari yang berlalu adalah neraka bagi kami," ujar Miriam, ibu seorang sandera yang masih ditahan di Gaza. "Kami tidak tahu apakah orang-orang yang kami cintai masih hidup atau sudah meninggal. Kami mohon kepada semua pihak untuk mengutamakan nyawa para sandera dan mencapai kesepakatan segera."

Situasi ini menempatkan Netanyahu dalam tekanan besar. Di satu sisi, ia harus memenuhi tuntutan keluarga sandera yang menginginkan pembebasan segera. Di sisi lain, ia menghadapi tekanan dari kelompok garis keras di dalam pemerintahannya yang menuntut operasi militer yang lebih agresif untuk menghancurkan Hamas. Nasib para sandera dan stabilitas politik Israel kini bergantung pada bagaimana Netanyahu menavigasi krisis kompleks ini.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment