TERBARU

Kisah Wanda Hamidah & Chiki Fawzi, Rencana ke Gaza Tertunda, Begini Suasana Tunisia Sekarang

Kisah Wanda Hamidah & Chiki Fawzi, Rencana ke Gaza Tertunda, Begini Suasana Tunisia Sekarang


Wanda Hamidah dan Chiki Fawzi, bersama rombongan Global Peace Convoy Indonesia, kini berada di Tunisia. Misi mulia mereka untuk berlayar ke Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan, harus tertunda untuk sementara waktu. Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut laporan terkini mengenai situasi yang dihadapi Wanda Hamidah, Chiki Fawzi, dan para aktivis kemanusiaan lainnya.

Pelayaran ke Gaza Tertunda: Serangan Drone Jadi Sorotan

Rencana para relawan untuk menerobos blokade dan menyalurkan bantuan ke Gaza menemui kendala tak terduga. Pelayaran yang semula dijadwalkan dalam waktu dekat, terpaksa ditunda. Situasi di sekitar pelabuhan, yang menjadi titik kumpul kapal bantuan, menjadi lebih kompleks.

Informasi yang beredar menyebutkan adanya aktivitas mencurigakan berupa serangan drone di dekat pelabuhan beberapa hari terakhir. Insiden ini memicu kekhawatiran serius terhadap keamanan para relawan dan kapal-kapal yang akan berlayar. Sumber anonim dari Global Sumud Flotilla, organisasi yang mengkoordinasi pelayaran ini, menduga serangan drone tersebut bertujuan mengintimidasi dan menghambat pengiriman bantuan. Detail mengenai pelaku dan motif masih dalam penyelidikan.

Pesan Wanda Hamidah dari Tunisia

Melalui akun Instagram pribadinya, Wanda Hamidah menyampaikan kabar penundaan ini. "Sejatinya kami berangkat sore hari ini, namun karena satu dan lain hal, dua hari berturut-turut kapal-kapal di pelabuhan ini dijatuhi drone. Ada beberapa kendala yang tidak bisa dirincikan Global Sumud, tapi kami memahami sekali perkembangan yang terjadi, pasti banyak tekanan yang berusaha menghambat keberangkatan kami," ungkapnya dalam video yang diunggah pada Kamis (11/9/2025).

Meski ada hambatan, Wanda menegaskan bahwa semangat para relawan tidak padam. Mereka menyadari misi kemanusiaan ini penuh tantangan. "Kami siap menghadapi tantangan ini dan tetap berkomitmen untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza," tegasnya. Wanda juga menekankan pentingnya solidaritas internasional dan dukungan dari berbagai pihak.

Kondisi Terkini Para Aktivis di Tunisia

Para aktivis kemanusiaan dari Global Peace Convoy Indonesia dan rombongan dari berbagai negara kini berada di Tunisia dalam situasi yang tak pasti. Namun, semangat untuk mewujudkan misi ke Gaza tetap membara. Mereka terus berkoordinasi, mempersiapkan logistik, dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.

Menanti dengan Sabar di Pelabuhan

Para aktivis menunjukkan ketabahan dalam menghadapi penundaan ini. Mereka memanfaatkan waktu untuk memperkuat solidaritas, berbagi pengalaman, dan meningkatkan pemahaman tentang situasi di Gaza. Beberapa bahkan memilih bermalam di sekitar pelabuhan sebagai bentuk dukungan dan kesiapan.

Menurut koordinator lapangan, lebih dari seratus aktivis dari berbagai negara kini berada di Tunisia. Mereka terdiri dari dokter, perawat, jurnalis, mahasiswa, dan aktivis kemanusiaan lainnya, semua bersatu untuk membantu warga Gaza. Bersama rombongan ini turut hadir Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, aktivis lingkungan Greta Thunberg, dan Thiago Avila.

Solidaritas dari Masyarakat Tunisia

Kehadiran para aktivis kemanusiaan disambut hangat oleh masyarakat Tunisia. Banyak warga yang memberikan dukungan moral dan material, menyediakan tempat tinggal sementara, makanan, dan transportasi. Solidaritas ini menunjukkan bahwa isu kemanusiaan di Gaza menjadi perhatian bersama.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh masyarakat Tunisia," kata Chiki Fawzi, yang aktif menggalang dukungan melalui media sosial. "Kami berharap dukungan ini terus berlanjut hingga kami berhasil berlayar ke Gaza."

Harapan dan Rencana ke Depan: Kapan Berlayar?

Meski menghadapi kendala, para aktivis tetap optimis pelayaran ke Gaza akan segera terlaksana. Mereka terus berupaya mencari solusi dan mengatasi hambatan yang ada, menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah Tunisia, organisasi internasional, dan perwakilan masyarakat sipil.

Wanda Hamidah menegaskan kesiapan delegasi Indonesia. "Walaupun keberangkatan ini sudah lewat lebih dari beberapa hari, hampir satu minggu, alhamdulillah ratusan aktivis kemanusiaan dari seluruh dunia tetap sabar menanti. Aktivis dari Indonesia, kami memilih untuk tidur di luar pelabuhan untuk menjaga tenaga dan energi kami, agar kami siap berlayar," jelasnya.

"Kapan kami berlayar? Wallahualam, tapi kami berharap satu atau dua hari lagi. Lagi-lagi kesabaran kami di daratan diuji. Insyaallah kalau rakyat Palestina dan Gaza bisa sabar dengan genosida yang terjadi pada hari ini, hari demi hari, kami juga akan istikamah bersabar, bersama rakyat Gaza dan Palestina. Kami akan menunggu sampai kapanpun kapal siap berlayar," janji Wanda Hamidah.

Para aktivis berharap situasi keamanan di sekitar pelabuhan segera terkendali dan pelayaran diizinkan. Mereka menyerukan dukungan penuh terhadap misi kemanusiaan ini. Penundaan ini berdampak signifikan terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari dua juta warga membutuhkan bantuan akibat blokade yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, berdasarkan data PBB.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment