Kisah Kolonel Teguh, Menyentuh Hati, Mengirim Asa untuk Gaza
Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto, pemimpin Satuan Tugas (Satgas) Garuda Merah Putih II, membagikan kisah yang membekas di hatinya selama menjalankan misi kemanusiaan selama 30 hari di Gaza, Palestina. Di balik beratnya tantangan di wilayah konflik, ada secercah harapan yang berhasil disalurkan bagi warga Gaza yang membutuhkan uluran tangan. Misi ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam membantu sesama, tanpa memandang perbedaan.
Kisah dari Gaza: Tantangan dan Harapan dari Kolonel Puguh
Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto, sebagai Komandan Satgas Garuda Merah Putih II, mengisahkan pengalamannya selama sebulan penuh menjalankan misi kemanusiaan di Gaza, Palestina. Lebih dari sekadar tugas, misi ini menghadirkan beragam tantangan sekaligus menebar harapan bagi masyarakat Gaza.
Tantangan di Balik Misi Kemanusiaan di Gaza
Misi kemanusiaan di Gaza bukanlah perkara mudah. Kompleksitas situasi di lapangan membutuhkan kesiapan mental dan fisik yang prima, serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Kolonel Puguh mengungkapkan bahwa koordinasi dengan berbagai negara menjadi salah satu rintangan utama.
Rumitnya Koordinasi dengan 12 Negara
Operasi Solidarity Path yang diinisiasi oleh Angkatan Udara Yordania melibatkan 12 negara, termasuk Indonesia. Koordinasi lintas negara ini memerlukan komunikasi yang efektif, pemahaman mendalam tentang protokol masing-masing negara, serta kemampuan menyelaraskan tujuan dan strategi. "Kerja sama dengan berbagai negara membutuhkan pemahaman dan penyesuaian yang kuat. Setiap negara memiliki prosedur dan prioritas masing-masing," ujar Kolonel Puguh saat memberikan keterangan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (13/9/2025).
Menavigasi Zona Konflik dan Mengutamakan Keamanan Penerbangan
Selain koordinasi lintas negara, tantangan lain yang tak kalah berat adalah kondisi zona konflik yang rawan. Menerbangkan pesawat di atas wilayah pertempuran menuntut kewaspadaan ekstra dan persiapan yang matang. Tim harus siap menghadapi risiko tembakan dari darat, gangguan komunikasi, dan ancaman lain yang membahayakan keselamatan penerbangan. "Kami harus sangat berhati-hati karena kami berada di area pertempuran. Setiap anggota tim harus siap menghadapi segala kemungkinan," tutur Kolonel Puguh. Beberapa negara bahkan menerapkan langkah-langkah pencegahan khusus untuk memastikan keamanan selama penerbangan.
Kendala Perizinan Penerbangan: Rintangan Administrasi
Bukan hanya tantangan di lapangan, kendala administrasi juga sempat menghambat kelancaran misi. Proses perizinan penerbangan yang rumit dan memakan waktu menjadi salah satu kendala yang paling signifikan. Kolonel Puguh menjelaskan bahwa perizinan penerbangan tidak semudah yang dibayangkan, karena harus mendapatkan persetujuan dari otoritas Yordania, yang memiliki otoritas atas wilayah udara tersebut. "Perizinan penerbangan adalah tantangan tersendiri. Kami harus berkoordinasi dengan pihak berwenang di Yordania untuk mendapatkan izin terbang," jelasnya. Meski demikian, Kolonel Puguh dan timnya selalu berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi kendala ini, dengan tetap berpegang pada prinsip keselamatan dan efisiensi.
Penyaluran Logistik Berjalan Lancar
Di tengah berbagai tantangan, Satgas Garuda Merah Putih II berhasil menyalurkan bantuan logistik kepada warga Gaza dengan baik. Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk meringankan beban hidup masyarakat yang terdampak konflik. Keberhasilan penyaluran logistik ini adalah bukti nyata dedikasi dan kerja keras seluruh anggota tim.
Logistik Tiba dengan Selamat
Kolonel Puguh memastikan bahwa seluruh logistik yang dikirimkan, baik dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) maupun dari Satgas Garuda Merah Putih, telah diterima dengan baik oleh warga Gaza. Koordinasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan lokal, menjadi kunci keberhasilan penyaluran bantuan. "Kami bersyukur, semua logistik yang kami kirimkan dapat tersampaikan dengan baik kepada warga Gaza yang membutuhkan," kata Kolonel Puguh.
Airdrop: Metode yang Aman dan Terukur
Salah satu metode penyaluran logistik yang digunakan adalah airdrop, yaitu menjatuhkan barang dari udara menggunakan parasut. Metode ini dipilih karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan penyaluran langsung melalui darat. Kolonel Puguh menjelaskan bahwa metode airdrop yang digunakan adalah jenis "lite", dengan berat satu bundle sekitar 150-165 kilogram. "Kami menggunakan metode airdrop yang aman dan terkendali. Berat setiap bundle kami sesuaikan agar tidak membahayakan warga yang menerima bantuan," jelasnya. Tim juga memastikan bahwa barang-barang yang dijatuhkan tidak rusak atau hilang selama proses airdrop. Pemantauan dilakukan secara cermat untuk memastikan logistik mendarat di lokasi yang tepat dan dapat segera diakses oleh warga yang membutuhkan.
Misi kemanusiaan yang dijalankan oleh Kolonel Puguh dan Satgas Garuda Merah Putih II di Gaza bukan hanya sekadar mengirimkan bantuan logistik. Lebih dari itu, misi ini membawa pesan solidaritas dan dukungan moral bagi warga Gaza yang tengah berjuang dalam situasi sulit. Kehadiran tim Indonesia di Gaza memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat, bahwa mereka tidak sendirian menghadapi cobaan. Kisah Kolonel Puguh dan timnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus peduli dan membantu sesama, di manapun mereka berada.
Sementara itu, dampak dari misi kemanusiaan ini tidak hanya dirasakan oleh warga Gaza. Di Indonesia, kisah ini membangkitkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial. Banyak masyarakat yang tergerak untuk memberikan donasi dan dukungan kepada warga Gaza melalui berbagai organisasi kemanusiaan. Pemerintah Indonesia juga terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina, sebagai wujud solidaritas dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Ke depan, diharapkan kerja sama antara Indonesia dan Palestina akan semakin erat, tidak hanya dalam bidang kemanusiaan, tetapi juga dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Indonesia akan terus berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, serta mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan. Kisah Kolonel Puguh dan Satgas Garuda Merah Putih II akan terus dikenang sebagai simbol persahabatan dan solidaritas antara Indonesia dan Palestina.