Indonesia Terus Dorong Pengakuan Palestina di PBB, Harapan Baru?
Di tengah konflik yang berkepanjangan, Indonesia terus menegaskan posisinya sebagai pendukung setia kemerdekaan Palestina. Diplomasi aktif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memicu pertanyaan: Apakah harapan baru bagi negara Palestina yang berdaulat semakin dekat?
Indonesia: Konsisten Bela Palestina di PBB
Suara Tegas dari Kementerian Luar Negeri
Pemerintah Indonesia tak pernah surut dalam memberikan dukungan terhadap inisiatif di PBB yang bertujuan meningkatkan pengakuan global terhadap Palestina. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI meyakini, pengakuan ini sangat krusial agar Palestina bisa duduk sejajar dalam perundingan damai.
"Indonesia secara konsisten mendukung semua upaya di PBB yang bertujuan memperluas pengakuan global atas Palestina. Bagi Indonesia pengakuan global sangat penting untuk memberikan Palestina posisi yang setara dalam proses perdamaian," tegas Juru Bicara Kemlu RI, Vahd Nabyl A Mulachela, kepada media, belum lama ini.
Menurutnya, pengakuan internasional adalah fondasi agar Palestina bisa berunding setara dengan negara lain, demi mencapai solusi yang adil dan lestari. Dukungan ini bukan sekadar kata-kata, namun tercermin dalam aksi nyata di berbagai forum dunia.
Koordinasi Global untuk Palestina
Indonesia tak bekerja sendiri. Koordinasi intensif terus dilakukan dengan berbagai negara dan organisasi internasional untuk memperkuat dukungan bagi status kenegaraan Palestina, serta mendorong gencatan senjata segera di Gaza. Diplomasi multilateral ini bertujuan membangun konsensus global yang kokoh demi perdamaian di Timur Tengah.
"Indonesia akan terus secara konsisten meningkatkan koordinasi dengan berbagai negara-negara serta organisasi internasional untuk menggalang dukungan atas status kenegaraan Palestina dan tercapainya gencatan segera di Gaza," imbuh Vahd.
Salah satu contohnya, peran aktif Indonesia dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada pertemuan 25 Agustus 2025 lalu, Indonesia bersama negara-negara Islam lainnya dengan lantang menolak rencana pendudukan permanen dan aneksasi Gaza oleh Israel. Langkah ini adalah bukti komitmen Indonesia dalam membela hak-hak rakyat Palestina dan menentang segala bentuk agresi.
Uluran Tangan Kemanusiaan untuk Gaza
Selain diplomasi, Indonesia juga terus memberikan bantuan kemanusiaan untuk meringankan beban masyarakat Gaza yang terdampak konflik. Bantuan yang diberikan meliputi kebutuhan dasar, obat-obatan, hingga dukungan medis. Bahkan, Indonesia menawarkan evakuasi bagi pasien yang membutuhkan perawatan darurat, sesuai permintaan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Di samping itu, Indonesia juga terus berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza, termasuk tawaran melakukan evakuasi bagi pasien yang memerlukan perawatan darurat sebagaimana diminta Dirjen WHO," jelas Vahd.
Bantuan kemanusiaan ini adalah wujud nyata solidaritas Indonesia terhadap rakyat Palestina yang tengah berjuang. Pemerintah dan masyarakat Indonesia bahu-membahu berupaya meringankan penderitaan mereka dan memberikan secercah harapan di tengah situasi yang sulit.
Resolusi PBB: Harapan Baru Negara Palestina Merdeka
Voting di Majelis Umum PBB
Majelis Umum PBB baru-baru ini menggelar voting yang menghasilkan resolusi dukungan terhadap pembentukan negara Palestina merdeka. Hasilnya menggembirakan: 142 negara memberikan suara mendukung, sementara hanya 10 negara menolak dan 12 negara abstain. Angka ini mencerminkan dukungan mayoritas komunitas internasional terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
Resolusi ini menjadi momentum penting dalam perjuangan mewujudkan negara Palestina yang berdaulat. Dukungan kuat dari mayoritas negara anggota PBB memberikan legitimasi politik yang signifikan. Meski demikian, jalan menuju perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan masih panjang dan penuh tantangan.
Deklarasi New York: Peta Jalan Menuju Solusi Dua Negara
Resolusi Majelis Umum PBB tersebut didasarkan pada Deklarasi New York, hasil konferensi internasional yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi di Markas Besar PBB pada bulan Juli. Tujuannya adalah menyusun peta jalan menuju solusi dua negara yang telah lama diimpikan.
Jelang pemungutan suara, Duta Besar Prancis di PBB, Jérôme Bonnafont, mengingatkan bahwa Deklarasi New York akan menjadi panduan untuk mewujudkan solusi dua negara. Ia menekankan urgensi gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan seluruh sandera, dan pembentukan Negara Palestina yang layak dan berdaulat.
"Deklarasi New York adalah langkah penting untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di Timur Tengah," ujar Bonnafont. "Peta jalan ini mencakup langkah-langkah konkret yang perlu diambil oleh semua pihak untuk mewujudkan solusi dua negara."
Peta jalan tersebut juga menyerukan pelucutan senjata Hamas dan pengucilannya dari pemerintahan di Gaza. Selain itu, deklarasi tersebut berisi poin-poin penting lainnya, seperti normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, serta jaminan keamanan kolektif. Implementasi peta jalan ini akan membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak terkait.
Siapa Saja yang Menolak dan Abstain di PBB?
Negara-Negara yang Menolak Resolusi
Meskipun mayoritas negara anggota PBB mendukung resolusi tersebut, ada sejumlah negara yang menolak. Mereka adalah Argentina, Hungaria, Mikronesia, Nauru, Palau, Papua Nugini, Paraguay, Tonga, Amerika Serikat, dan Israel. Penolakan ini mencerminkan perbedaan pandangan yang tajam di antara negara-negara di dunia terkait isu Palestina. Alasan penolakan pun beragam, mulai dari pertimbangan politik hingga faktor historis dan ideologis.
Negara-Negara yang Memilih Abstain
Selain yang menolak, ada juga negara-negara yang memilih abstain dalam voting, yaitu Albania, Ceko, Kamerun, Ekuador, Ethiopia, Fiji, Samoa, Guatemala, Makedonia Utara, Moldova, Sudan Selatan, dan Kongo. Keputusan abstain ini bisa jadi mencerminkan sikap netral, atau ketidakmampuan untuk mengambil posisi tegas dalam isu yang sensitif ini. Beberapa negara mungkin abstain karena mempertimbangkan kepentingan nasional mereka, atau karena meragukan efektivitas implementasi resolusi tersebut.
Upaya Indonesia untuk mendorong pengakuan Palestina di PBB akan terus berlanjut. Meskipun menghadapi tantangan dan penolakan dari sejumlah negara, dukungan kuat dari mayoritas komunitas internasional memberikan harapan baru bagi terwujudnya negara Palestina yang berdaulat. Konsistensi Indonesia dalam diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan koordinasi internasional menjadi kunci untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah. Masa depan Palestina masih penuh ketidakpastian, namun komitmen Indonesia untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina tak akan pernah pudar.