TERBARU

Dunia Menentukan Nasib Palestina, Merdeka dari Hamas?

Dunia Menentukan Nasib Palestina, Merdeka dari Hamas?


Masa depan Palestina kembali menjadi sorotan dunia. Sebuah usulan ambisius bertajuk "Deklarasi New York" tengah bergulir, menawarkan secercah harapan bagi solusi dua negara yang telah lama dinantikan. Namun, ada satu syarat utama yang menjadi kunci: peran Hamas dalam pemerintahan.

Dalam waktu dekat, Majelis Umum PBB akan menggelar pemungutan suara krusial yang akan menentukan arah bagi wilayah yang terus dilanda konflik ini. Apakah dunia akan sepakat dengan peta jalan baru bagi Palestina?

Deklarasi New York: Damai Dua Negara, Tanpa Hamas?

Deklarasi New York, sebuah inisiatif yang digawangi oleh Prancis dan Arab Saudi, mengusung visi perdamaian komprehensif antara Israel dan Palestina. Esensi dari deklarasi ini adalah mengimplementasikan solusi dua negara, sebuah konsep yang telah lama dianggap sebagai jalan keluar dari konflik yang seolah tak berujung. Namun, ada satu perbedaan mencolok dibandingkan upaya-upaya sebelumnya: penekanan kuat pada pemisahan Hamas dari pemerintahan di Gaza.

"Ini adalah momentum penting untuk menghidupkan kembali asa bagi perdamaian yang abadi," tegas Duta Besar Arab Saudi untuk PBB dalam sebuah konferensi pers di New York. "Kami yakin bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan ke depan, tetapi itu hanya bisa tercapai jika semua pihak berkomitmen untuk menghentikan kekerasan dan bekerja sama secara konstruktif."

Mengutuk Hamas dan Menyerukan Pelucutan Senjata

Deklarasi ini secara tegas mengecam serangan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil, mengacu pada peristiwa 7 Oktober sebagai tragedi yang tidak dapat dibenarkan. Selain itu, deklarasi tersebut mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat bagi semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Lebih jauh lagi, poin yang sangat penting dalam deklarasi ini adalah seruan untuk pelucutan senjata Hamas dan penyerahan kekuasaan kepada Otoritas Palestina, dengan dukungan penuh dari komunitas internasional.

"Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina," bunyi draf deklarasi yang bocor ke publik. "Ini adalah prasyarat penting untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan aman di mana warga Palestina dapat membangun masa depan mereka."

Misi Stabilisasi Internasional

Untuk memastikan transisi kekuasaan yang lancar dan melindungi warga sipil Palestina, Deklarasi New York mengusulkan pengerahan misi stabilisasi internasional sementara di bawah mandat Dewan Keamanan PBB. Misi ini akan bertugas mendukung penduduk sipil, membantu Otoritas Palestina dalam menjalankan tanggung jawab keamanan, dan mencegah kembalinya kekerasan. Kehadiran pasukan internasional diharapkan dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi warga Palestina yang telah lama hidup di bawah bayang-bayang konflik.

Dukungan Internasional Terus Mengalir

Deklarasi New York telah mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak. Liga Arab secara resmi menyetujui deklarasi tersebut, dan sejumlah besar negara anggota PBB telah menandatanganinya, menunjukkan komitmen global terhadap solusi damai bagi konflik Israel-Palestina. Dukungan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran bahwa status quo tidak dapat dipertahankan dan bahwa tindakan tegas diperlukan untuk mencapai perdamaian yang langgeng.

Voting di PBB dan Pertemuan Puncak Mendatang

Pemungutan suara untuk Deklarasi New York di Majelis Umum PBB dijadwalkan berlangsung minggu depan. Hasil pemungutan suara ini akan menjadi indikator penting dari dukungan internasional terhadap inisiatif tersebut. Jika disetujui, deklarasi tersebut akan menjadi dasar bagi perundingan lebih lanjut antara Israel dan Palestina, dengan mediasi dari negara-negara anggota PBB.

Voting ini akan mendahului pertemuan puncak PBB penting, yang diketuai bersama oleh Riyadh dan Paris pada tanggal 22 September. Pertemuan puncak ini akan menjadi platform bagi para pemimpin dunia untuk membahas implementasi Deklarasi New York dan mencari cara untuk mempercepat proses perdamaian.

Pengakuan Negara Palestina

Sebagai bagian dari upaya untuk memajukan solusi dua negara, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berjanji untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Langkah ini diharapkan dapat memberikan momentum baru bagi pengakuan internasional terhadap negara Palestina dan memperkuat legitimasi Otoritas Palestina. Selain Prancis, sejumlah negara Barat lainnya, termasuk Inggris, Kanada, dan Australia, juga diperkirakan akan memberikan pengakuan serupa selama Sidang Umum PBB.

"Pengakuan negara Palestina adalah langkah penting menuju perdamaian," kata seorang diplomat Eropa yang tidak ingin disebutkan namanya. "Ini akan mengirimkan pesan yang jelas kepada Israel bahwa komunitas internasional serius dalam mendukung solusi dua negara."

Namun demikian, masa depan Palestina masih diliputi ketidakpastian. Israel belum secara resmi menanggapi Deklarasi New York, dan masih belum jelas apakah pemerintah bersedia bernegosiasi berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam deklarasi tersebut. Selain itu, keberhasilan misi stabilisasi internasional akan bergantung pada kerja sama dari semua pihak yang terlibat, termasuk Hamas.

"Masa depan Palestina terletak di tangan kita semua," kata Sekretaris Jenderal PBB dalam pidato di Majelis Umum. "Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang di wilayah tersebut."

Dunia kini menantikan hasil pemungutan suara di PBB, dengan harapan bahwa Deklarasi New York akan menjadi titik balik dalam konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Masa depan Palestina, dan stabilitas wilayah Timur Tengah, bergantung pada keputusan yang akan diambil dalam beberapa hari mendatang.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment