Top 5 Headline Dunia yang Bikin Kamu Tercengang Hari Ini

Kabar mengejutkan datang dari berbagai belahan dunia. Mulai dari tragedi kemanusiaan hingga unjuk kekuatan militer, inilah rangkuman lima berita utama yang terjadi hari ini:
1. Gaza: Anak-anak Kelaparan Tak Mampu Lagi Menangis
Krisis kemanusiaan di Gaza mencapai titik terendah. Inger Ashing, pimpinan lembaga amal internasional Save the Children, menyampaikan fakta memilukan di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Kamis (28/8/2025): anak-anak Gaza yang menderita kelaparan sudah terlalu lemah bahkan untuk menangis.
Ashing menegaskan bahwa kelaparan yang telah dinyatakan PBB di Gaza bukan sekadar angka statistik. Ia menggambarkan bagaimana anak-anak kekurangan gizi parah hingga menemui ajal dengan perlahan dan menyakitkan. "Ketika tidak ada cukup makanan, anak-anak menjadi sangat kekurangan gizi, dan kemudian mereka meninggal secara perlahan dan menyakitkan. Secara sederhana, inilah yang dimaksud dengan kelaparan," ujarnya. Situasi ini menggarisbawahi betapa sulitnya bantuan kemanusiaan mencapai wilayah tersebut. Komunitas internasional didesak untuk segera bertindak mengatasi krisis pangan yang terus memburuk ini.
2. Kim Jong Un Pamer Kekuatan, Inspeksi Pasukan Khusus dan Sniper
Kim Jong Un kembali menunjukkan kekuatan militernya. Pada Rabu (27/8/2025), pemimpin Korea Utara ini melakukan inspeksi mendadak ke latihan pasukan khusus dan penembak jitu (sniper). Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Kim secara langsung mengawasi latihan "para sniper dan tentara unit operasi khusus yang ditugaskan untuk misi khusus."
Kim Jong Un memuji kemampuan para sniper, menyebut mereka sebagai "pemburu yang membunuh tentara musuh dengan keterampilan menembak jitu 100% akurat di medan perang." Ia juga memeriksa senapan laras panjang "generasi baru" yang diklaim sebagai senjata "presisi jarak jauh" yang unggul. Kim Jong Un menyerukan modernisasi persenjataan serta pengembangan taktik perang yang inovatif. Aksi ini menambah kekhawatiran terkait potensi ketegangan di kawasan dan program nuklir Korea Utara.
3. Protes Hubungan dengan Israel, Dua Karyawan Microsoft Dipecat
Dua karyawan Microsoft kehilangan pekerjaan setelah melakukan protes terkait hubungan perusahaan dengan Israel. Mereka dipecat setelah menduduki kantor presiden perusahaan sebagai bentuk protes atas perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Juru bicara Microsoft menyatakan pemecatan itu disebabkan oleh "pelanggaran serius terhadap kebijakan perusahaan dan kode etik" yang berasal dari "pembobolan di kantor eksekutif." Anna Hattle dan Riki Fameli, dua pegawai yang dipecat, menerima pesan suara yang memberitahukan pemutusan hubungan kerja mereka, seperti diungkapkan kelompok protes No Azure for Apartheid. Aksi ini menyoroti perdebatan internal di kalangan karyawan perusahaan teknologi besar tentang tanggung jawab etis perusahaan dan hubungan bisnis dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik.
4. Serangan Rusia di Kyiv Tewaskan 10 Orang
Kyiv, ibu kota Ukraina, kembali menjadi sasaran serangan rudal dan drone Rusia pada Kamis (28/8/2025). Serangan besar-besaran ini menewaskan 10 orang, melukai 38 lainnya, dan menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan tempat tinggal serta infrastruktur di tujuh distrik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan itu, menyebutnya sebagai jawaban Rusia terhadap upaya diplomasi. Ia menuding Rusia lebih memilih "balistik, bukan meja perundingan," di tengah upaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang. Zelenskyy menyerukan sanksi baru terhadap Rusia, dan menyatakan bahwa negara tersebut "memilih untuk terus membunuh, bukan mengakhiri perang."
5. Jet Tempur Jerman Cegat Pesawat Pengintai Rusia di Laut Baltik
Ketegangan di wilayah Baltik meningkat setelah jet tempur Jerman dikerahkan untuk mencegat pesawat pengintai Rusia yang terbang di atas Laut Baltik. Insiden ini terjadi pada Selasa lalu, ketika pesawat Rusia itu terdeteksi terbang di wilayah udara internasional.
Menurut laporan Deutsche Welle, dua jet tempur Jerman Eurofighter lepas landas dari pangkalan udara Rostock-Laage setelah pesawat Il-20 Rusia itu terlihat dengan transponder dimatikan dan tanpa rencana penerbangan yang diajukan. Komando udara NATO kemudian memberikan perintah untuk mencegat pesawat tersebut. Insiden ini menggambarkan aktivitas militer yang meningkat di wilayah tersebut dan potensi risiko eskalasi konflik.