Boikot Produk, Ampuhkah Melumpuhkan Ekonomi Israel?

Aksi boikot terhadap produk-produk yang diduga punya kaitan dengan Israel terus bergulir. Gerakan ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap Palestina, sekaligus respons atas konflik yang tak kunjung usai. Tapi, seberapa besar sih pengaruh boikot ini pada ekonomi Israel?
Boikot Produk Israel: Efektifkah?
Seruan untuk tidak membeli produk yang dianggap pro-Israel sebenarnya bukan barang baru. Masyarakat sipil di berbagai negara sudah lama menggunakan cara ini untuk menunjukkan solidaritasnya kepada Palestina. Efek boikot ini, baik secara psikologis maupun ekonomi, selalu menjadi perdebatan menarik.
Kata MUI Soal Dampak Boikot
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun ikut angkat bicara soal aksi boikot ini. Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Sudarnoto, boikot bisa jadi senjata ampuh untuk menekan ekonomi Israel.
"Kenapa kita boikot? Karena hasil penjualan produk-produk itu kan pasti menguntungkan Israel. Nah, dengan boikot ini, kita berharap bisa melemahkan ekonomi mereka, jadi mereka tidak terus-terusan menyerang," ujar Prof. Sudarnoto, dikutip dari situs resmi MUI pada Senin, 1 September 2025.
Prof. Sudarnoto menambahkan, seruan boikot ini juga selaras dengan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Fatwa ini memberikan dasar moral dan keagamaan bagi umat Islam untuk mendukung Palestina, termasuk lewat aksi boikot. "Ini bukan cuma di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara lain, termasuk Eropa," imbuhnya.
Penurunan Laba Perusahaan?
Biasanya, efektivitas boikot diukur dari dampaknya ke keuangan perusahaan yang jadi sasaran. Laporan keuangan perusahaan menjadi salah satu indikator penting untuk melihat apakah boikot ini benar-benar berpengaruh.
Berdasarkan laporan New York Post tahun 2024, sejumlah perusahaan makanan dan minuman (FnB) yang diduga terafiliasi dengan Israel mengalami penurunan laba dan nilai saham. Penurunan ini berkisar antara 15% hingga 20% sepanjang tahun 2024. Bahkan, ada beberapa perusahaan FnB yang melaporkan penurunan laba hingga 40% di kuartal II tahun 2024.
Namun, penting untuk diingat bahwa penurunan laba perusahaan bisa disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya boikot. Kondisi ekonomi global, perubahan selera konsumen, dan persaingan pasar juga bisa memengaruhi kinerja perusahaan. Jadi, sulit untuk memastikan seberapa besar kontribusi boikot terhadap penurunan laba tersebut. Perlu analisis yang lebih mendalam dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan sosial untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat.
Dukungan untuk Palestina: Lebih dari Sekadar Boikot
Boikot produk hanyalah salah satu cara untuk mendukung Palestina. Ada banyak cara lain untuk menunjukkan solidaritas, mulai dari donasi kemanusiaan hingga aksi demonstrasi.
Aksi Turun ke Jalan Sebagai Bentuk Solidaritas
Aksi turun ke jalan menjadi salah satu cara yang paling terlihat untuk mendukung Palestina. Di berbagai kota di Indonesia, umat Muslim dan kelompok masyarakat sipil lainnya menggelar aksi unjuk rasa untuk mengecam kekerasan dan menyerukan perdamaian. Contohnya, aksi yang diadakan di Bandung pada tanggal 24 Agustus 2025.
Ketua Pelaksana Aksi Bela Palestina 2025, Ustadz Iwan Gunawan, menjelaskan bahwa aksi ini adalah bentuk kepedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina. "Genosida terus terjadi, bahkan sekarang korbannya anak-anak kecil. Mereka memblokade bantuan untuk warga. Kami peduli dan kami yakin mereka tidak sendiri. Umat Islam bersatu membela Palestina," tegas Ustadz Iwan. Aksi demonstrasi ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu Palestina, dan mendorong pemerintah serta organisasi internasional untuk bertindak lebih aktif dalam menyelesaikan konflik.
Dukungan terhadap Palestina juga banyak diwujudkan melalui penggalangan dana dan bantuan kemanusiaan. Berbagai organisasi dan lembaga sosial aktif mengumpulkan donasi untuk membantu korban konflik, menyediakan layanan kesehatan, dan membangun kembali infrastruktur yang rusak. Bantuan ini sangat penting untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina dan memberikan harapan di tengah situasi yang sulit.
Selain itu, media sosial juga menjadi platform penting untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Kampanye online, petisi, dan penyebaran informasi mengenai isu Palestina dapat membantu meningkatkan kesadaran publik dan mendorong perubahan kebijakan.
Efektivitas boikot produk sebagai cara untuk menekan ekonomi Israel masih menjadi perdebatan. Data memang menunjukkan adanya penurunan laba pada beberapa perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel, tetapi sulit untuk memisahkan dampak boikot dari faktor-faktor ekonomi lainnya. Terlepas dari efektivitasnya secara ekonomi, aksi boikot memiliki nilai simbolik yang kuat sebagai wujud solidaritas dan penolakan terhadap kekerasan.
Di sisi lain, dukungan terhadap Palestina diwujudkan melalui berbagai cara, mulai dari aksi demonstrasi hingga bantuan kemanusiaan. Kombinasi berbagai bentuk dukungan ini diharapkan dapat memberikan tekanan yang lebih besar dan mendorong tercapainya perdamaian yang adil dan berkelanjutan di wilayah tersebut. Kedepan, analisis mendalam dan berkelanjutan diperlukan untuk mengukur dampak berbagai bentuk dukungan terhadap Palestina, termasuk boikot produk, dan mengevaluasi efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, dialog konstruktif antara berbagai pihak yang terlibat dalam konflik juga menjadi kunci untuk mencapai solusi yang damai dan adil.