Meraih Ketakwaan di Bulan Ramadhan
![]() |
Meraih Ketakwaan di Bulan Ramadhan |
Qumedia - Pernahkah Anda mendengar kisah dua orang sahabat yang masuk Islam bersama? Kisah nyata ini mengungkapkan nilai istimewa bulan Ramadhan yang mungkin belum kita sadari sepenuhnya.
Dua orang laki-laki datang kepada Rasulullah ﷺ dan memeluk Islam pada waktu yang sama. Salah seorang di antara mereka lebih rajin beribadah dan akhirnya gugur sebagai syahid dalam jihad. Sementara sahabat lainnya hidup setahun lebih lama sebelum meninggal dunia.
Suatu hari, Thalhah menceritakan mimpi yang mengherankan. Dalam mimpinya, ia berada di pintu surga dan melihat kedua sahabat tersebut. Namun, yang mengejutkan adalah sahabat yang meninggal belakangan justru diizinkan masuk surga terlebih dahulu, baru kemudian disusul oleh sahabat yang syahid.
Ketika mimpi ini diceritakan kepada Rasulullah ﷺ, beliau menjelaskan:
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «فما يُنكِرُ من ذلك، أليس قد مكث هذا بعده سنة؟» قالوا: بلى، قال: «وأدرك رمضان فصام؟» قالوا: بلى، قال: «وصلى كذا وكذا سجدة؟» قالوا: بلى، قال: «فما بينهما أبعد مما بين السماء والأرض»
"Dari apa kalian merasa heran? Bukankah yang wafat belakangan itu masih hidup setahun setelahnya?"
Mereka menjawab, "Benar."
"Bukankah ia juga berkesempatan menjalani bulan Ramadhan dan berpuasa?"
Mereka menjawab, "Benar."
"Bukankah ia juga shalat sekian banyak sujud dalam satu tahun?"
Mereka menjawab, "Benar."
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Maka jarak antara keduanya (dalam keutamaan) lebih jauh dibanding langit dan bumi."
(HR. Ibnu Majah (3925), Ibnu Hibban (2982), dan Baihaqi (6604), sanadnya shahih).
Mengapa Ramadhan Begitu Istimewa?
Rasulullah ﷺ menggambarkan keistimewaan bulan Ramadhan dalam sabdanya:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa di dalamnya. Dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa terhalang dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalang dari banyak kebaikan." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al-Albani).
Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meningkatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Memahami Makna Ketakwaan
Ketakwaan sering disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, apa sebenarnya makna ketakwaan?
Ada kisah menarik ketika Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Ubay bin Ka'b tentang makna takwa.
سأل عمر بن الخطاب رضي الله عنه أُبَيَّ بن كعب رضي الله عنه عن التقوى، فقال له أُبَيّ: "هل سلكت طريقاً ذا شوك؟" قال: "نعم"، قال: "فما عملت؟" قال: "شمرت واجتهدت"، قال: "فذلك التقوى"
Ubay bertanya, "Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?"
Umar menjawab, "Ya."
"Apa yang engkau lakukan?"
"Aku mengangkat kainku, berjalan dengan hati-hati, dan menghindari duri itu."
Ubay berkata, "Itulah takwa."
Jawaban sederhana namun mendalam ini menggambarkan bahwa ketakwaan adalah sikap hati-hati dalam menjalani kehidupan, menjauhi hal-hal yang dapat menjerumuskan kita pada dosa dan kesalahan, serta senantiasa berusaha menjaga diri dari murka Allah.
Buah Manis Ketakwaan dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an menyebutkan banyak keutamaan bagi mereka yang bertakwa:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3)
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa." (QS. Yunus: 62-63)
Bagaimana Menjadi Orang Bertakwa?
Allah SWT telah memberikan petunjuk untuk menjadi hamba yang bertakwa:
1. Mempelajari dan mentadabburi Al-Qur'an
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"(Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS. Shad: 29)2. Mengikuti petunjuk Allah
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
"Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan ketakwaan kepada mereka." (QS. Muhammad: 17)
3. Mengikuti jalan yang lurus
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain yang akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Itulah yang Dia wasiatkan kepadamu agar kalian bertakwa." (QS. Al-An'am: 153)
4. Bergaul dengan orang-orang saleh
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ، لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi, mungkin akan memberimu wangiannya, atau setidaknya engkau bisa mencium aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, atau paling tidak engkau akan mencium bau asapnya." (HR. Bukhari (2101) dan Muslim (2628)).
Doa untuk Kebaikan Dunia dan Akhirat
Di bulan Ramadhan ini, mari kita perbanyak doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari (6389) dan Muslim (2690)).
Bulan Ramadhan adalah momentum istimewa untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Melalui ibadah puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan amalan-amalan baik lainnya, semoga kita dapat meraih derajat orang-orang yang bertakwa.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ dan para sahabat selalu menekankan pentingnya ketakwaan dalam setiap majelis mereka, hendaknya kita pun senantiasa berusaha menjadikan ketakwaan sebagai tujuan utama dalam menjalani bulan suci ini.
Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan ridha Allah. Aamiin. Qumedia
Daftar Pustaka
- Al-Albani, M. N. (t.t.). Shahih at-Tirmidzi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi tentang keutamaan bulan Ramadhan.
- Al-Baihaqi, A. B. (t.t.). As-Sunan al-Kubra (No. 6604). Dalam riwayat tentang dua orang sahabat yang masuk Islam bersama.
- Al-Bukhari, M. I. (t.t.). Shahih al-Bukhari (No. 2101, 6389). Dalam riwayat tentang perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, serta doa kebaikan dunia dan akhirat.
- Ibnu Hibban, M. (t.t.). Shahih Ibnu Hibban (No. 2982). Dalam riwayat tentang dua orang sahabat yang masuk Islam bersama.
- Ibnu Majah, M. Y. (t.t.). Sunan Ibnu Majah (No. 3925). Dalam riwayat tentang dua orang sahabat yang masuk Islam bersama.
- Kementerian Agama Republik Indonesia. (2019). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Dalam ayat-ayat tentang ketakwaan: QS. Al-Baqarah: 183, QS. Ali Imran: 133, QS. Ali Imran: 185, QS. Al-An'am: 153, QS. Yunus: 62-63, QS. Muhammad: 17, QS. Shad: 29, QS. Az-Zukhruf: 79, QS. At-Talaq: 2-3.
- Muslim, I. H. (t.t.). Shahih Muslim (No. 2628, 2690). Dalam riwayat tentang perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, serta doa kebaikan dunia dan akhirat.