TERBARU

Tragis, Direktur RS Indonesia di Gaza Jadi Korban Serangan

Tragis, Direktur RS Indonesia di Gaza Jadi Korban Serangan

Tragis, Direktur RS Indonesia di Gaza Jadi Korban Serangan

Kabar duka datang dari Gaza. Direktur Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, dr. Marwan Al-Sultan, dikabarkan meninggal dunia akibat serangan udara Israel. Bukan cuma beliau, istri dan beberapa anaknya juga jadi korban. Seriusan deh, berita ini bikin hati kita semua miris. Kehilangan sosok penting kayak dr. Marwan, apalagi di tengah kondisi yang serba sulit di Gaza, itu dampaknya pasti besar banget. Nggak heran kalau banyak yang langsung bereaksi keras begitu mendengar kabar ini.

Kematian Marwan Al-Sultan dan Keluarganya

Rudal Menargetkan Kamar Al-Sultan

Menurut penuturan anak perempuan dr. Marwan, Lubna, rudal dari pesawat tempur F-16 Israel langsung menargetkan kamar ayahnya. Bayangin deh, kayak lagi nonton film action tapi ini kejadian beneran, dan korbannya adalah orang yang kita kenal. "Persis di tempat dia berada, tepat mengarah kepadanya," kata Lubna, ngebayanginnya aja udah bikin merinding. Lebih nyesek lagi, Lubna bilang semua kamar di rumah itu utuh, kecuali kamar ayahnya. Tragis banget nggak sih?

Klaim IDF dan Bantahan Keluarga

Pihak militer Israel (IDF) sendiri mengklaim kalau serangan itu menyasar "teroris utama" dari Hamas. Mereka juga bilang prihatin sama warga sipil yang jadi korban dan berjanji bakal "memitigasi risiko semaksimal mungkin". Tapi, putri dr. Marwan dengan tegas membantah kalau ayahnya terlibat dengan kelompok milisi manapun. "Dia hanyalah orang yang mencemaskan semua pasien yang dia rawat selama perang," ujarnya. Jujur aja, aku juga sempat mikir, apa bener dokternya terlibat? Tapi denger bantahan dari keluarganya, kok rasanya nggak mungkin ya.

Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza

RS Indonesia Tidak Beroperasi Akibat Serangan

RSI sendiri sekarang kondisinya nggak lagi beroperasi. Penyebabnya, kata PBB, adalah "serangan Israel yang berulang dan kerusakan struktural yang berkelanjutan". IDF juga mengakui beberapa kali menyerang rumah sakit itu, dengan alasan RSI jadi bagian dari "infrastruktur kelompok teror". Tapi tuduhan ini udah berulang kali dibantah sama otoritas kesehatan Gaza, kelompok pekerja medis lintas negara, dan PBB. Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak lagi nonton sinetron, yang jahat selalu punya alibi? Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih. Menurut laporan PBB, nggak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah Gaza utara, termasuk RSI.

Pembangunan RS Indonesia: Simbol Persahabatan

RSI di Gaza itu dibangun dari tahun 2011, hasil donasi masyarakat dan organisasi kayak Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah, dikumpulin sama Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C). Jusuf Kalla, waktu masih jadi Wakil Presiden Indonesia, pernah bilang kalau RSI itu "sangat penting bagi kedua negara, yakni momentum dan simbol kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Palestina karena Palestina selalu ada di hati kita." Sekarang, rumah sakit itu hancur. Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, tapi ternyata gosong.

Reaksi atas Kematian Al-Sultan

Kecaman dari Kementerian Luar Negeri Indonesia

Kematian dr. Marwan Al-Sultan ini langsung dapat kecaman dari Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dalam pernyataan resminya, Kemlu bilang, "Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen, dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan serta bagi perdamaian di Palestina." Ya iyalah, siapa juga yang nggak sedih denger berita kayak gini?

Profil dan Rekam Jejak Dokter Al-Sultan

Peran Al-Sultan di RS Indonesia

Selain jadi direktur RSI, dr. Marwan Al-Sultan juga seorang pakar kardiologi intervensional. Mer-C bilang, dr. Marwan "tanpa henti memimpin Rumah Sakit Indonesia di bawah situasi yang sulit, menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun terus-menerus menghadapi ancaman serangan udara Israel dan keterbatasan sumber daya yang parah." Kebayang nggak sih, jadi dokter di tengah perang? Seriusan, itu nggak cuma soal skill, tapi juga soal mental baja. Waktu Israel memblokade rumah sakit itu Desember 2024 lalu, dr. Marwan tetap tinggal di Gaza utara dan sempat balik kerja di meja operasi pas gencatan senjata Januari 2025. Salut banget!

Kerja Sama dengan Badan Kemanusiaan Internasional

Selama memimpin RSI, dr. Marwan juga jalin kerja sama sama berbagai badan kemanusiaan dari berbagai negara, kayak dari Inggris, Belanda, Belgia, Kanada, dan Spanyol. Mer-C juga bilang, "Di bawah kepemimpinannya, Rumah Sakit Indonesia menjadi pusat perawatan kesehatan yang vital, bukan target militer seperti yang dituduhkan secara keliru oleh narasi Israel."

Situasi Terkini di Gaza

Korban Tewas Akibat Serangan Israel

Di seluruh Gaza, setidaknya 139 orang tewas akibat operasi militer Israel dalam 24 jam. Nggak kebayang deh gimana rasanya hidup di sana sekarang.

Kondisi Pengungsi di Al-Mawasi

Di daerah al-Mawasi di Khan Younis, sedikitnya lima orang tewas, termasuk anak-anak, dalam serangan Israel ke tenda yang nampung pengungsi. Keluarga korban bilang, serangan itu terjadi pas mereka lagi tidur. Seorang warga, Tamam Abu Rizq, bilang serangan itu "membuat guncangan seperti gempa bumi". Dia "keluar dan menemukan tenda terbakar". Padahal, daerah al-Mawasi itu udah dinyatakan sebagai "zona aman" sama militer Israel. Tapi PBB bilang 80% wilayah Gaza itu zona militer Israel atau berada di bawah perintah evakuasi. "Para pengungsi datang ke sini dan mengira daerah ini adalah daerah aman, tapi mereka terbunuh... Apa yang kesalahan mereka?" kata Abu Rizq. Sedih banget dengernya.

Keterbatasan Akses dan Kondisi Panas

Banyak orang yang nggak punya tempat tinggal sekarang tinggal di tenda-tenda. Mereka kesulitan buat tetap merasa sejuk, padahal nggak ada listrik, kipas angin, dan akses air terbatas. Warga bernama Reda Abu Hadayed bilang mereka ngadepin suhu panas yang "tak terlukiskan". Banyak anak nggak bisa tidur. "Mereka menangis sepanjang hari hingga matahari terbenam, ketika suhu turun sedikit, lalu mereka tidur," katanya. "Ketika pagi tiba, mereka mulai menangis lagi karena panas."

Jadi, intinya sih, ya gitu... situasi di Gaza itu emang lagi nggak baik-baik aja. Kematian dr. Marwan Al-Sultan dan keluarganya jadi bukti nyata betapa beratnya kondisi di sana. Semoga aja konflik ini bisa segera berakhir dan perdamaian bisa tercipta di Palestina. Kamu sendiri gimana? Ada pendapat atau pengalaman yang mau dibagi? Jangan ragu buat komen di bawah ya!

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment